• November 26, 2024
Beberapa orang yang tiba-tiba menghilang telah kembali

Beberapa orang yang tiba-tiba menghilang telah kembali

Mereka terkait dengan Gafatar, ormas yang dibubarkan tiga tahun lalu. Apa kata aktivis Gafatar?

YOGYAKARTA, Indonesia – Sejumlah orang yang dilaporkan hilang di sejumlah wilayah di Jawa Tengah mulai terungkap keberadaannya. Salah satunya warga Lampung, dr. Rica Handayani, warga Lampung yang hilang di Yogyakarta pada 30 Desember 2015 saat menjenguk suaminya Aditya Akbar.

Rika ditemukan Senin dini hari 11 Desember di Pangkalan Bun, Kalimantan Barat. “Dia ditemukan bersama anaknya,” kata Kabid Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti kepada wartawan di Polda DIY, Senin, 11 Januari 2016.

Saat berita ini ditulis, Rica masih dalam perjalanan dari Semarang menuju Polda DIY. Selain Rika, juga ditemukan tiga orang lagi. Ketiganya merupakan warga Boyolali yang juga hilang setelah bergabung dengan kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

“Ada tiga lagi dari Boyolali,” ujarnya.

Sejumlah orang masih dicari. Siapa pun?

Namun sejumlah nama lainnya masih misterius. Setidaknya masih ada tiga kelompok yang dilaporkan hilang ke Polda DIY, yakni Diah Ayu Yulianingsih (28), warga Perumahan Candi Gebang Permai, Wedomartani, Sleman yang hilang bersama anaknya Raina Ayranica Calya Putri.

Diah menghilang setelah ada orang tak dikenal mendatangi rumahnya. Selain itu, ada satu keluarga ES (40) PNS di RSUP Dr Sarjito Yogyakarta. ES tiba-tiba menghilang bersama suami dan anak sejak Oktober 2015. Setelah ES, ada Ahmad Kevin Aprilio, bocah 16 tahun yang ikut bersama ayahnya, Sanggar Yamin.

Sebelum berangkat, Kevin menitipkan surat yang ditujukan kepada pimpinan Gafatar Yogyakarta. Setelah itu ada pula Kukuh Pambudi yang menghilang bersama keluarganya. Kukuh yang tercatat sebagai anggota Gafatar dilaporkan hilang pada awal Desember lalu.

Tokoh Gafatar angkat bicara

Nama organisasi Gafatar mendadak mencuat kembali. Organisasi ini dikaitkan dengan hilangnya sejumlah orang, terutama di sekitar Jawa Tengah.

Keberadaan organisasi ini sudah tidak ada lagi, sesuai dengan sikap pemerintah yang menetapkan Gafatar sebagai organisasi terlarang. Hal itu terlihat dari surat Direktorat Jenderal Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri RI Nomor 220/3657/D/III/2012.

Meski demikian, ada pula pejabat pemerintah yang menyambut baik keberadaan Gafatar. Seperti yang tercatat di Twitter resmi Gafatar, sebagai berikut:

Sejumlah ulama menyatakan organisasi ini sesat. Pernyataan ini semakin menyudutkan para eksponennya. Ada pula yang tetap nekat melakukan aktivitasnya akan dijerat hukum.

Apakah semua tuduhan itu benar? Berikut penjelasan singkat salah satu tokoh Gafatar yang sengaja disamarkan identitasnya demi keselamatan dirinya. Sedikit profilnya adalah ia lulusan SMA dan berusia sekitar 25 tahun. Beliau memegang posisi penting di Gafatar di tingkat provinsi.

Berikut hasil wawancara Rappler:

Banyak orang tiba-tiba kehilangan keluarga. Mereka kemudian dikaitkan dengan aktivitas Gafatar. Apa reaksi Anda?

Kami dari Gafatar bubar. Bukan hanya di daerah, tapi di seluruh Indonesia. Kalau tidak salah kami bubar pada tahun 2012. Jadi apakah memang ada kaitannya dengan Gafatar, kami belum tahu. Mungkin itu seorang individu. Saya tidak tahu banyak tentang apa yang terjadi pada orang itu.

Tahukah Anda kenapa Gafatar dinyatakan sebagai organisasi terlarang?

Kami tidak tahu. Di masa lalu kami juga mendirikan organisasi menggunakan proses yang sama seperti mendirikan organisasi. Kami juga mendaftar ke instansi pemerintah yang berwenang. Kita dapat izin, berarti ini bukan organisasi terlarang. Kami adalah organisasi resmi, bukan organisasi terlarang.

(Di bawah ini cuplikan kegiatan Gafatar diambil dari Facebook resmi Gafatar)

Gafatar dinyatakan sebagai organisasi sesat?

Pernyataan itu keluar secara sepihak. Kami tidak mendapatkan ruang pemesanan. Kita tidak bisa membela diri. Tapi yang ingin kami sampaikan, kami bukan sekte agama. Gafatar bukanlah organisasi keagamaan. Kami adalah organisasi sosial budaya.

Aparat menuduh kegiatan sosial Gafatar hanya kedok?

Ya, kita sudah sering mendengar tuduhan seperti itu. Namun dalam persidangan yang anggota Gafatar menjadi terdakwa, tuduhan tersebut tidak terbukti. Tidak ada saksi atau bukti yang menegaskan bahwa kami adalah organisasi sesat yang berkedok kegiatan sosial.

Apakah AD/ART organisasi menyebutkan kata-kata yang menyinggung keyakinan agama?

Saya tidak ingat persisnya. Tapi yang jelas kami adalah organisasi sosial budaya nasional. Anggota kami berasal dari berbagai agama, suku dan berbagai latar belakang sosial. Hampir semua agama ada di Gafatar.

Namun jika saya menggunakan istilah yang mungkin kurang Islami, saya menyadarinya. Misalnya, tokoh Gafatar yang sering mengucapkan salam “damai dan sejahtera”. Bahkan bisa dikatakan kurang Islami. Namun mungkin hal inilah yang membuat Gafatar perlu dibubarkan.

Dirimu sendiri? Apakah Anda seorang pengikut Islam?

Saya muslim. Percaya kepada Al-Quran dan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan terakhir.

Apakah Anda punya pendapat berbeda dengan pendapat tokoh Gafatar ini?

— dengan laporan dari Kresna/Rappler.com

BACA JUGA

Togel Sydney