• October 15, 2024
Presiden berjanji menambah anggaran TNI, perlu perencanaan detail

Presiden berjanji menambah anggaran TNI, perlu perencanaan detail

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Harus ada perencanaan yang cermat, rinci dan rinci agar anggaran dan uangnya baik, tepat dan dirancang sejak awal.

JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo berjanji akan meningkatkan anggaran pertahanan negara dan meminta Menteri Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) membuat rencana yang matang dan rinci.

“Ke depan kalau pertumbuhan ekonomi terus naik, minimal di atas 6 persen, (anggaran pertahanan) akan muncul di 1,5 persen PDB. Jumlah itu sangat besar. (Kalau saya hitung, mungkin bisa mencapai Rp 250 triliun,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas tentang penguatan TNI pada Selasa, 23 Februari di Kantor Presiden, Jakarta.

“Harus ada rencana yang matang, benar-benar matang, sangat detail, sangat detail, agar anggaran dan uangnya baik, tepat, dan dirancang sejak awal,” lanjut Jokowi.

Menurut Jokowi, anggaran TNI mencapai 1,1 persen terhadap PDB pada tahun ini, naik dari 0,89 persen pada tahun 2015 dan 0,78 persen pada tahun 2014.

Jokowi juga meminta TNI menjajaki kemungkinan penggunaan peralatan alusista produksi dalam negeri.

“Itu (penggunaan alusista produksi lokal) sangat penting. Terlihat pengeluaran-pengeluaran yang ada sudah dipisah-pisah, (baik) belanja barang maupun belanja pegawai. “Saya kira bagus, tapi sekali lagi perencanaannya harus matang,” kata Jokowi.

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan: “Kami melihat postur TNI perlu diperkuat dan negara kita sudah sangat besar dan sekarang ketahanan dan pertahanan negara menjadi sangat penting.”

Menurut Pramono, Presiden berkoordinasi dengan para menteri dan pejabat TNI untuk mengetahui kekuatan lembaga tersebut. Pramono mengatakan, kesiapan alat utama sistem senjata (alutsista) harus dianggap sebagai kesiapan awal di Indonesia yang merupakan negara kepulauan.

Maka dalam konteks itu diperlukan TNI yang kuat, alutsista yang kuat, dan prajurit yang siap tempur, kata Pramono, Selasa, 23 Februari di Kantor Presiden, Jakarta.

Rapat terbatas tersebut antara lain dihadiri Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menhan Ryamizard Ryacudu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, TNI Kepala Staf Jenderal Mulyono, Kepala Staf Laksamana Ade Supandi, dan Marsekal Kasau Agus Supriatna. – dengan laporan Antara/Rappler.com

BACA JUGA:

Data Sydney