• November 24, 2024
BRG mendistribusikan teknologi LIDAR untuk pemetaan gambut

BRG mendistribusikan teknologi LIDAR untuk pemetaan gambut

Provinsi Jambi menjadi prioritas pemetaan, agar kebakaran gambut tidak terjadi lagi

JAMBI, Indonesia – Pemilik konsesi lahan gambut dinilai kurang serius menjaga kondisi lahannya. Hal ini terlihat dari degradasi lahan gambut yang terdapat di Provinsi Jambi yang merupakan salah satu wilayah dengan lahan gambut terluas di Indonesia. Fakta tersebut disampaikan Sony Pratomo, Kepala Suku Dinas Penataan Ruang Lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jambi.

Hal itu disampaikan Sony yang juga Sekretaris Tim Restorasi Gambut Daerah pada pembukaan rapat pemangku kepentingan (pihak yang berkepentingan) terkait sosialisasi pemetaan LIDAR di Sungai Batanghari – Kesatuan Hidrologi Gambut (KHG) Sungai Mendahara, di Jambi, 23 November 2017.

Dalam pertemuan yang digelar Badan Restorasi Gambut (BRG), dijelaskan program pemetaan lahan gambut seluas 210 ribu hektare di Jambi. Provinsi ini memiliki lahan gambut seluas 700 ribu hektar. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang Badan Restorasi RumputBRG bertujuan merestorasi 2 juta hektar lahan gambut di Indonesia.

Kegiatan pemetaan dilakukan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Muaro Jambi dan Kota Jambi. Dari hasil pemetaan tersebut, BRG dan Pemprov Jambi menargetkan restorasi lahan gambut seluas 151.662 hektar.

Pemetaan dilakukan dengan menggunakan teknologi LIDAR, yaitu teknologi pemetaan yang menggunakan pesawat terbang yang diterbangkan setinggi 800 meter dan dapat menghasilkan peta dengan tingkat detail yang tinggi, dengan skala 1:2.500.

Dalam pemetaan LIDAR ini, Survei Geo ASI Pudjiastuti ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan tersebut.

Kegiatan ini didukung secara finansial oleh Akun Millennium Challenge Indonesia. Di Indonesia, MCA bertujuan untuk mendukung pengentasan kemiskinan dengan pertumbuhan ramah lingkungan.

“Khusus di Jambi, biaya kegiatan ini termasuk yang paling besar dibandingkan provinsi lain. “Pada GRK pertama ini, kami akan mulai memetakan restorasi gambut dalam waktu dekat,” kata Sigit Widodo. Associate Director Penggunaan Lahan Partisipatif Perencanaan MCAyang juga menjadi pembicara dalam sosialisasi pemetaan dengan LIDAR.

Menurut Sigit, kegiatan ini akan dilaksanakan dalam waktu dekat dan target pelaksanaannya adalah lima bulan.

Dalam kegiatan sosialisasi yang dihadiri puluhan peserta dari instansi pemerintah daerah terkait, perusahaan dan aktivis sipil tersebut, Soni Pratomo menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memetakan kawasan lahan gambut secara detail, meliputi topografi, tutupan lahan, kondisi hidrologi dan perkiraan kandungan karbon. vegetasi.

Thomas Rinuwat, Manajer Pengelolaan Data Spasial, Deputi Perencanaan dan Kerja Sama BRG, mengatakan manfaat kegiatan ini tidak hanya bagi BRG saja, melainkan bagi instansi lain di tingkat pusat, provinsi, dan daerah. Khususnya terkait pemetaan tutupan lahan, perencanaan restorasi lahan gambut yang rusak, penghitungan cadangan karbon, atau perencanaan kegiatan revitalisasi lahan gambut yang rusak, kata Thomas.

Solichin Manuri yang ditunjuk APG untuk memimpin pelaksanaan proyek pemetaan lahan gambut bersama LIDAR di Jambi mengatakan, program ini antara lain akan menghasilkan pemetaan tanah lahan gambut secara detail, model ketinggian digital, model permukaan digital, hidrotopografi dan tutupan lahan.

“Kami juga akan memperkirakan karbon vegetasi dan mengidentifikasi data distribusi lahan,” kata Solichin, lulusan doktoral dari Australia National University yang mempelajari model penginderaan jauh untuk menghitung karbon hutan.

Data pemetaan akan berguna, termasuk ketika memutuskan untuk membangun sekat saluran yang fungsinya menjaga lahan gambut tetap basah agar tidak mudah terbakar. Sebelum berdirinya BRG, masyarakat dan perusahaan membangun sekat kanal untuk mengeringkan lahan gambut untuk ditanami.

Jika terjadi musim kemarau dan terjadi El Nino, kebakaran lahan gambut cenderung terjadi dan sulit dipadamkan.

Dari 151.662 hektar lahan gambut yang akan direstorasi, 25.880 hektar merupakan kawasan hutan lindung. Lalu, lahan gambut pada areal budi daya berizin seluas 99.774 hektare, dan lahan gambut pada areal budi daya tidak berizin mencapai 26.008 hektare.

Kebakaran lahan menimbulkan pencemaran udara yang sangat berdampak buruk bagi kehidupan manusia khususnya anak-anak atau balita. Situasi ini terjadi pada tahun 2015 hingga 2016. Saat itu, 90 warga Jambi terpapar asap akibat kebakaran lahan dan hutan, khususnya di lahan gambut.

Peserta berharap data pemetaan tersebut dapat diperoleh oleh institusi terkait untuk berbagai keperluan, termasuk data vegetasi dan potensi tanaman yang dapat dikembangkan di lahan gambut. – Rappler.com

SGP Prize