Indonesia segera mengirimkan bantuan kepada pengungsi Rohingya di Bangladesh
- keren989
- 0
Indonesia tidak hanya mendatangkan bantuan dari dalam negeri, tapi juga dari negara lain
JAKARTA, Indonesia – Pemerintah Indonesia akan segera mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada etnis Rohingya yang saat ini mengungsi di Bangladesh. Menurut data PBB, jumlah warga Rohingya yang mengungsi mencapai 313 ribu orang.
Padahal, sebelumnya sekitar 400 ribu warga etnis Rohingya mengungsi di sana sebelum kekerasan kembali terjadi pada Agustus lalu. Pemerintah Bangladesh juga mengakui bahwa mereka mulai kewalahan menerima mereka.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terus bersinergi memberikan bantuan tersebut bersama Duta Besar Myanmar untuk Indonesia yang baru dilantik, Ei Ei Khin Aye, dan Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Ketiganya terekam kamera sedang berbincang sekitar lima menit. Lantas kapan tepatnya Indonesia akan mengirimkan bantuan tersebut?
Diakui Retno, segala persiapan sudah matang, mulai dari flight clearance hingga jenis bantuan yang akan dikirimkan.
“Kami sampaikan kepada Dubes Myanmar salah satunya bahwa bantuan kemanusiaan yang disalurkan Indonesia akan diberikan kepada semua orang tanpa terkecuali. “Kami tidak melihat latar belakang agama dan suku,” kata Retno saat ditemui di Istana Kepresidenan, Selasa pagi, 12 September.
Seluruh persiapan yang ada saat ini, kata Retno, masih dalam tahap finalisasi. Rencananya pemerintah Indonesia akan bekerja sama dengan Badan Palang Merah Internasional (ICRC). Terkait jenis bantuan yang akan disalurkan, Indonesia masih menunggu jawaban dari Myanmar. Meski begitu, pemerintah sudah memiliki gambaran bantuan apa saja yang dibutuhkan para pengungsi.
“Yang paling penting yang mereka butuhkan saat ini antara lain beras, selimut, pakaian dan alat kebersihan tubuh seperti sampo dan sabun. Selain itu kami juga akan mengirimkan pakaian untuk anak-anak. “Jadi, sekali lagi kami mengirimkan bantuan sesuai dengan kebutuhan di lapangan saat ini,” ujarnya.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda ini menjelaskan, tim lanjutan dari pemerintah telah tiba di Bangladesh. Mereka harus memastikan pesawat yang membawa bantuan kemanusiaan bisa mendarat dengan lancar di Chittagong. Bantuan tersebut selanjutnya akan didistribusikan di lokasi pengungsian di Cox Bazar.
Retno menjelaskan, beberapa negara telah menyatakan kesediaannya untuk berkontribusi dan mempercayakan bantuannya melalui Indonesia. Salah satunya datang dari Organisasi Konferensi Islam (OKI).
“Karena banyaknya animo dari berbagai pihak yang ingin berdonasi, kemungkinan besar satu penerbangan saja tidak akan cukup. Sudah ada shortie kedua. “Semuanya tergantung besaran bantuan atau apa yang akan kita berikan kepada pengungsi di Bangladesh,” ujarnya.
Berharap untuk kembali ke Myanmar
Sementara itu, parlemen Bangladesh di dalam negeri setuju untuk mengeluarkan mosi yang mendorong masyarakat internasional untuk terus memberikan tekanan terhadap Myanmar. Pemerintah Bangladesh berharap Myanmar kembali menyambut warga Rohingya dari Bangladesh dengan tangan terbuka.
Ia bahkan beberapa kali meminta pemerintah Myanmar untuk mengambil kembali etnis Rohingya dan menjadikan mereka warga negara.
“Ada 145 etnis di masyarakat Myanmar, termasuk Rohingya. Pemerintah Myanmar telah memberikan hak yang sama kepada etnis Rohingya dengan etnis lainnya. Namun kemudian junta militer Myanmar mengambil alih hak-hak tersebut. “Saya tidak mengerti mengapa pemerintah Myanmar melakukan hal ini terhadap masyarakat Rohingya,” kata Perdana Menteri Sheikh Hasina di depan parlemen pada Selasa, 12 September seperti dikutip. media.
Ia pun bertanya-tanya apa sebenarnya yang ingin dicapai pemerintah Myanmar dengan memaksa masyarakat Rohingya diusir dari kampung halamannya. Hasina juga bertanya kepada pemerintah Myanmar mengapa mereka tidak melaksanakan rekomendasi Komisi Penasihat yang dipimpin Kofi Anan di Negara Bagian Rakhine. Sebab, Myanmar lah yang sejak awal menciptakan masalah ini. Jadi mereka juga yang harus mencari solusi.
Hasina menyatakan tidak akan menghalangi warga Rohingya yang hendak mengungsi ke Bangladesh. Namun, bukan berarti pemerintah Bangladesh ingin menampung mereka selamanya. Sebab dia juga harus memberi makan 160 juta warga Bangladesh lainnya.
“Myanmar juga harus mempertimbangkan Rohingya sebagai warga negaranya. Seorang jenderal di Myanmar menyebut mereka ‘Bengali’. Tentu saja mereka ‘Bengali’, tapi ada juga ‘Bengali di India. Langkah yang kami ambil saat ini hanya bersifat sementara. Myanmar harus mengambil kembali warganya,” kata Hasina. – Rappler.com