Polisi melarang ogoh-ogoh daur ulang Benoa diarak keliling kota
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Ogoh-ogoh melambangkan penolakan masyarakat terhadap reklamasi Teluk Benoa
BALI, Indonesia – Polisi melarang Ogoh-ogoh penentang reklamasi Teluk Benoa, Bali berparade keliling Banjar Buagan di Desa Pemecutan Kelod Kecamatan Denpasar Barat.
Dibuat oleh Sekaa Teruna Teruni (STT) Tenaya Kusuma, ogoh-ogoh bertuliskan ‘Lindungi Bali Selamatkan Bumi’ ukuran raksasa. Tangan kanannya menggenggam tanah, dan tangan kirinya menggenggam selangkangan penggali.
Klian Banjar Buagan, Gede Supartha mengatakan, ogoh-ogoh mempunyai pesan moral bagi setiap pihak untuk menjaga bumi dari kerusakan lingkungan. Salah satu yang disorotinya adalah permasalahan sampah yang sejak lama seolah tak kunjung menemukan solusinya.
“Pesan moral menjaga lingkungan itulah yang sebenarnya ingin kami sampaikan,” kata Supartha, Selasa 8 Maret.
Supartha tak memungkiri, ogoh-ogoh setinggi 2,5 meter itu juga melambangkan aspirasi desanya yang menolak reklamasi Teluk Benoa. “Dia.
Sementara itu, Kapolsek Denpasar Barat Wisnu Wardana membantah pihaknya melarang ogoh-ogoh. Sebenarnya, kata dia, pihaknya melakukan tindakan preventif terhadap ogoh-ogoh yang tidak sesuai tema dan bisa menimbulkan keresahan masyarakat.
“Saya rasa kami tidak melarangnya. Hanya memberikan batasan tertentu mengenai semangat ogoh-ogoh itu sendiri. Keberadaan ogoh-ogoh tidak sesuai dengan semangat pemusnahan sifat jahat, jelas Wisnu.
Namun Ogoh-ogoh bertema penolakan reklamasi Teluk Benoa muncul di beberapa desa di Bali. Di Jalan Gunung Agung, anak-anak muda yang tergabung dalam Pemuda Tanah Abu juga membuat ogoh-ogoh dengan tema serupa.
Yudha, pemuda penggagas ogoh-ogoh menjelaskan, ogoh-ogoh melambangkan keserakahan investor terhadap pemulihan Teluk Benoa.
Ogoh-ogoh yang dibuatnya berbentuk patung tikus raksasa yang memegang sekop di tangannya.
“Ogoh-ogoh kami bertema ‘tolak reklamasi’. Sengaja dibuat untuk menyampaikan aspirasi kita menolak reklamasi Teluk Benoa. “Ini wujud kecintaan kami terhadap Bali,” kata Yudha.
Di Kabupaten Badung, tepatnya di Banjar Kancil, Desa Adat Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, generasi muda yang tergabung dalam Sekaa Teruna-Teruni (STT) Eka Dharma Canthi juga membuat ogoh-ogoh serupa. Ogoh-ogoh yaitu Jogormanik yang merobohkan sekop, diberi tema “Jogormanik Tolak Reklamasi”.
Ketua ST Eka Dharma Canthi I Komang Sukra Wijaya mengatakan, Jogormanik adalah dewa yang berperan menilai perilaku buruk seseorang. Ogoh-ogoh tersebut merupakan simbol bahwa rencana reklamasi Teluk Benoa merupakan perilaku buruk bagi lingkungan alam Bali.
“Kami tidak ada kepentingan politik di ogoh-ogoh ini. “Ini murni ikhtiar kami agar alam Bali tetap terjaga dan tidak dirusak,” tutupnya. – Rappler.com
BACA JUGA: