• October 8, 2024
Pemerintah memata-matai kami dan kunjungan Jokowi ke Timor Leste

Pemerintah memata-matai kami dan kunjungan Jokowi ke Timor Leste

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Investigasi ABC melaporkan bahwa pemerintah Indonesia menggunakan spyware untuk mengumpulkan informasi dari sejumlah orang

Presiden Joko “Jokowi” Widodo dianugerahi bintang jasa tertinggi Republik Demokratik Timor Leste, Grande Colar de Ordem de Timor Leste, oleh Presiden Taur Matan Ruak.

Bintang Jasa Republik Demokratik Timor Leste Grande Colar de Ordem de Timor Leste adalah bintang jasa tertinggi yang diberikan hanya kepada kepala negara asing oleh pemerintah Timor Leste.

Mengapa Jokowi memilih Timor Leste sebagai negara pertama yang dikunjungi pada tahun 2016? Baca lebih lanjut di sini.

Pemerintah Indonesia memata-matai rakyatnya?
Investigasi Australian Broadcasting Corporation (ABC) melaporkan bahwa pemerintah Indonesia menggunakan FinFisher, perangkat lunak spyware untuk mengumpulkan informasi dari sejumlah masyarakat.

Informasi ini disimpan terlebih dahulu di server di Australia sebelum dikirim ke Indonesia. Spyware mendapatkan akses ke kata sandi serta dokumen yang mereka simpan di perangkat mereka. Otoritas nasional mana yang menggunakannya? Baca di sini.

Reinkarnasi Gafatar dari waktu ke waktu
Menurut peneliti Human Rights Watch Andreas Harsono, awalnya ada seorang guru mengaji di Jawa Barat bernama Ahmad Moshaddeq. Ia mendirikan organisasi bernama Al Qiyadah Al Islamiyah.

Setelah Mossadeq ditangkap, para pengikutnya mendirikan organisasi Millah Abraham. Organisasi ini kemudian dilarang oleh Gubernur Aceh dengan tuduhan penodaan agama. Kemudian organisasi Gafatar dideklarasikan pada tahun 2012 oleh mantan anggota Millah Abraham. Mengapa mereka pindah ke Mempawah, Kalimantan Barat? Baca alasannya di sini.

TONTON: Menteri Riset dan Teknologi Nasir menjawab pertanyaan Rappler tentang isu LGBT di kampus
Menteri Nasir membantah dirinya melarang mahasiswa gay dan lesbian belajar di kampus. “Bukan urusan saya jadi LGBT atau tidak, tapi aktivitas bercinta lho,” kata Nasir.

Ia menilai negara harus hadir memantau aktivitas LGBT di kampus.

Nasir menegaskan, dirinya tidak melarang SGRC UI beroperasi. “Konsultasi, penelitian, edukasi mohon bantuannya,” ujarnya. Tonton videonya di sini.

Gadis-gadis yang diarak tanpa busana di Sragen meminta keadilan
Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi mengunjungi Rn dan orang tuanya pada Minggu 24 Januari. Kedatangan Kak Seto untuk memenuhi permintaan Rn yang sebelumnya ingin curhat padanya.

Namun Rn tak kuasa menahan kisahnya saat bertemu Kak Seto. Dia hanya menyerahkan selembar kertas yang berisi tulisan tangannya. Kronologi lengkap kasus Rn dapat dibaca di sini. —Rappler.com

Togel Sidney