• November 27, 2024

‘Posesif’ mencoba memotret remaja dari sudut berbeda

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Film pertama dari Palari Films ini melibatkan nama-nama besar di dunia perfilman nasional

JAKARTA, Indonesia — Sifat posesif merupakan salah satu sifat yang sering terjadi dalam hubungan, khususnya hubungan cinta antara dua anak muda. Sifat posesif pada cinta pertama kedua remaja ini inilah yang ingin mereka wujudkan dalam film pertama rumah produksi Palari Film, posesif, yang baru saja dirilis cuplikan pada hari Selasa, 12 September.

Film ini bercerita tentang Lala (Putri Marino), seorang atlet selam kelas tiga SMA yang tiba-tiba bertemu dengan Yudhis (Adipati Dolken) saat dia sedang mempersiapkan kejuaraan dan mempersiapkan diri untuk universitas. Saat keduanya akhirnya mulai berkencan, ternyata cinta Yudhi yang tadinya sederhana dan protektif, menjadi rumit dan berbahaya.

Posesif adalah film fitur pertama yang dirilis secara komersial untuk sutradara Edwin, yang sebelumnya dikenal karena karya-karyanya yang memenangkan penghargaan di festival film internasional seperti Babi Buta Yang Ingin Terbang (2009), Kartu Pos Dari Kebun Binatang (2012), dan Kara, anak pohon (2005). Meski berbeda dengan film-film sebelumnya, Edwin mengaku sudah lama ingin membuat karya seperti ini.

“Mungkin terlihat berbeda, tapi bagi saya ini adalah film yang sudah lama ingin saya buat. “Ini surat cintaku untuk cinta pertamaku,” kata Edwin saat konferensi pers peluncuran cuplikan film Posesif Selasa di Senayan City, Jakarta.

Film ini memang bertema ringan dan merupakan produksi pertama Palari, namun melibatkan nama-nama besar yang sudah dikenal di dunia perfilman nasional.

Selain sutradara Edwin yang meraih beberapa penghargaan internasional, ada juga Gina S. Noer yang berperan sebagai penulis skenario. Sebelumnya Gina dikenal sebagai penulis film Film laris menyukai Frase cinta (2008), Habibie Ainun (2012), dan Rudy Habibie (2016).

“Kami sudah lama sekali tidak berkunjung ke sana bicara remaja. Jadi kita masuk, kita ambil mikroskop untuk melihat apa masalahnya yang sebenarnya sangat penting tapi tidak pernah (dibuat-buat). Dan itu sebenarnya adalah tekad untuk melakukannya hubungan untuk datang,” kata Gina di acara yang sama.

Film ini juga diproduseri oleh Meiske Taurisia (produser Rubah memanfaatkan kekuatan harimau) dan Muhammad Zaidy (co-produser Athirah) yang biasa disapa Eddy.

Dari sudut pandang pemain, Posesif dengan aktor Adipati Dolken meraih Piala Citra kategori Pemeran Pendukung Terbaik FFI 2013 atas perannya dalam film tersebut. Kiai itu. Dalam film ini, Adipati beradu akting dengan aktris pendatang baru, Putri Marino. Namun baginya, berakting bersama Putri bukanlah sesuatu yang sulit.

SAYA Menurutku dia tidak (Putri Marino) anak pertamatapi bagaimana cara membangunnya kimia yang menyenangkan untuk kita mainkan bersama. Kita sering melakukannya Membagikan, “Kami sering jalan-jalan, kami pura-pura jalan-jalan saja,” kata Adipati.

Bagi Putri, mendapat kesempatan berakting bersama kru dan cast di film pertamanya merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri.

“Pasti sulit untuk melewati prosesnya, untuk memulainya membaca, mulai bertemu dengan sutradara. “Tetapi berkat bantuan mereka, semuanya berjalan lancar,” ujarnya.

Menurut produser, Putri terpilih menjadi pemeran Lala setelah melalui proses pemeran yang tinggi. Tak hanya dianggap cocok memerankan Lala, Putri bahkan memberikan inspirasi untuk karakter Lala.

“Lala yang kita kira tidak 100 persen menjadi Putri, tapi saat kita melihat Putri, sepertinya Lala akan lebih seru seperti ini,” kata Eddy.

Selain Adipati Dolken dan Putri Marino, film ini juga dibintangi oleh Gritte Agatha, Chicco Kurniawan, Cut Mini, dan Yaya Unru. Sebelum melihat Posesif pada tanggal 26 Oktober, dengarkan dulu cuplikanmelalui video berikut.

—Rappler.com

Toto SGP