• November 25, 2024

Ada indikasi belum ditemukannya jenazah terduga WNI

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Di sekitar jenazah ditemukan 16 identitas, sedangkan jumlah jenazah yang dievakuasi sebanyak 13 orang. KJRI masih mencocokkan identitas dengan jenazah.

JAKARTA, Indonesia – Konsul Jenderal RI di Johor Bahru, Taufiqur Rijal, mengatakan ada indikasi belum ditemukannya jenazah setelah tenggelam di perairan Malaysia pada Selasa pagi, 26 Januari 2016. Indikasi ini didapat dari 16 identitas yang mengelilingi tubuh. Sedangkan jumlah jenazah yang ditemukan polisi perairan Malaysia sebanyak 13 orang.

“Jika melihat daftar dokumen yang ada, ada indikasi korban belum ditemukan. Oleh karena itu, perwakilan Polri bekerja sama dengan kepolisian Malaysia untuk melakukan penggeledahan, kata Taufiqur yang dihubungi Rappler melalui telepon, Rabu, 27 Januari 2016.

16 identitas yang ditemukan di sekitar jenazah antara lain 10 paspor, 3 KTP, 1 SIM Indonesia, 1 SIM Malaysia, dan 1 kartu pramuka. Data mengenai dokumen ini diterbitkan dengan tujuan untuk mendorong keluarga korban agar menghubungi KJRI.

“Pagi ini empat keluarga menghubungi kami. Salah satunya berdomisili di Johor Bahru dan berada di kantor KJRI. Nanti keluarga ini akan dibawa ke RS Sultan Ismail untuk dilakukan identifikasi jenazah, jelas Taufiqur.

Berikut daftar identitas yang ditemukan di sekitar jenazah

Sementara tiga keluarga lainnya masih dalam proses verifikasi untuk memastikan mereka adalah keluarga korban. Proses visum terhadap 13 jenazah tersebut, kata Taufiqur, telah selesai tadi malam. Tim forensik saat ini masih menyelidiki apakah 16 dokumen tersebut menunjukkan identitas 13 jenazah.

“Jadi masih akan ada pengembangan lanjutan. Tim kami masih terus mencocokkan identitas jenazah, ujarnya.

Taufiqur juga mengimbau bagi keluarga yang merasa mengetahui identitas dalam daftar tersebut, agar menghubungi nomor kontak pos yang tercantum dalam daftar dokumen.

Dia membenarkan, tenggelamnya kapal yang membawa WNI dari atau ke Malaysia bukan kali pertama terjadi. Taufiqur mengatakan, kejadian ini merupakan yang pertama kali terjadi di wilayah kerja Johor Bahru.

“Alhamdulillah tahun 2015 tidak terjadi. Namun pada tahun 2014 pernah terjadi kejadian serupa dengan jumlah korban meninggal yang cukup besar yakni antara 25-30 orang, jelas Taufiqur.

Saat itu, kapal tersebut sedang membawa WNI hendak meninggalkan Malaysia. Belum diketahui secara pasti jumlah penumpang yang diangkut karena kapal berhenti di beberapa titik di sepanjang pantai.

Taufiqur membenarkan, cara yang dilakukan WNI dengan menaiki kapal lalu sandar di pantai tertentu merupakan cara tidak resmi. Sebab, mereka datang berkelompok dan tidak singgah di pintu masuk resmi pelabuhan. Mereka khawatir akan ditangkap petugas imigrasi Malaysia.

Diketahui, sebagian besar WNI yang bekerja di Malaysia tidak dilengkapi izin kerja resmi. Oleh karena itu mereka didorong untuk masuk atau keluar Malaysia secara ilegal.

Oleh karena itu, kami di KJRI tidak bosan-bosannya melakukan sosialisasi kepada para pekerja, jika mereka ingin masuk atau pulang dari Malaysia, agar terhindar dari jalur ilegal. Tujuannya agar kejadian yang sama tidak terulang kembali, kata Taufiqur. -Rappler.com

BACA JUGA:

Data Sydney