• October 4, 2024
PPATK menemukan jaringan pendanaan terorisme di negara-negara ASEAN

PPATK menemukan jaringan pendanaan terorisme di negara-negara ASEAN

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Di Filipina, uang mengalir dari Indonesia ke negara tersebut untuk membeli senjata bagi kelompok teroris

JAKARTA, Indonesia – Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan aliran dana teroris di lima negara terkait dengan WNI.

Negara mana saja yang terlibat?

“Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand,” kata Wakil Ketua PPATK Agus Santoso saat ditemui usai acara catatan akhir tahun lembaga tersebut, Senin, 28 Desember.

Cara pendanaan kegiatan teroris di setiap negara berbeda-beda. Di Filipina, uang mengalir dari Indonesia ke negara tersebut untuk membeli senjata bagi kelompok teroris.

Di Singapura, PPATK menelusuri aliran dana teroris dari Timur Tengah ke Indonesia melalui negara tersebut.

Sementara Thailand dan Malaysia menjadi tempat persinggahan teroris asal Indonesia menuju Turki. Jalur ini terungkap setelah PPATK mendeteksinya dengan “Ikuti Uangnyaalias mengikuti aliran uang.

Agus menambahkan, sementara aliran dana teroris dari Indonesia ke luar negeri dan sebaliknya, setidaknya ditemukan 13 laporan. Jumlah total laporan analitis terkait dana teroris mencapai 45 tahun ini.

Agus memastikan aliran uang dalam 13 laporan tersebut tidak berasal dari satu jaringan. “Beda geng,” katanya.

PPATK saat ini lebih waspada dalam mendeteksi pendanaan terorisme, terutama yang berasal dari swasta, yayasan, dan penjualan aset.

Menurut Agus, sumber dana teroris selain dari donor asing juga berasal dari berbagai perorangan. Seperti garmen, obat herbal dan toko kimia. “Toko kimia ini cukup berbahaya,” ujarnya.

Cara lainnya adalah dengan menggunakan landasan keagamaan. Yayasan ini kemudian mengumpulkan uang untuk disumbangkan kepada istri para teroris.

Modus terakhir yang diwaspadai PPATK adalah penjualan dalam jumlah besar. “Ini salah satu tipologi pendanaan terorisme,” kata Agus.

Agus juga mengatakan, PPATK saat ini sedang mengincar metode pendanaan baru untuk kegiatan teroris. “Menggunakan metode baru bitcoin, tapi lebih sulit dideteksi,” ujarnya.—Rappler.com

BACA JUGA:

Data Sydney