• November 24, 2024
Misi Pellegrini selamat dari gunung berapi

Misi Pellegrini selamat dari gunung berapi

Sempat kalah 1-2 di leg pertama, Manchester City mencari kemenangan di kandang sendiri agar bisa lolos ke final.

JAKARTA, Indonesia – Apa jadinya jika seseorang bekerja dengan rasa takut akan segera digantikan pekerjaannya? Ibarat seorang pekerja yang mengetahui bahwa apapun yang dia lakukan dengan pekerjaannya, perusahaan tidak akan mempertahankannya.

Faktanya, penggantinya sudah mengetuk pintu perusahaan tersebut. Dan para administrator menyambutnya dengan lebih hangat daripada menyambutnya ketika dia pertama kali tiba.

Situasi psikologis inilah yang kurang lebih dialami oleh Manuel Pellegrini, manajer Manchester City. Di tengah ketatnya persaingan yang diikuti klub berjuluk itu Masyarakat Oleh karena itu, manajer asal Chile itu harus bekerja dengan bayang-bayang Josep “Pep” Guardiola di depan klub.

Bahkan, Pellegrini harus membagi pikirannya pada empat ajang yang masih berpeluang bagi City: Liga Inggris, Liga Champions, Piala FA, dan Piala Carling alias Piala Liga.

Itu adalah situasi yang disebut manajer Arsenal Arsene Wenger sebagai hidup di gunung berapi. Hampir semua manajer klub sepak bola mengalami hal tersebut saat ini.

“Setiap hari bisa saja menjadi hari terakhirmu karena klub selalu bisa memecatmu kapan saja,” ucapnya seperti dikutip dalam buku Michael Calvin bertajuk Hidup di Gunung Berapi: Rahasia Bertahan sebagai Manajer Sepak Bola.

Bekerja sebagai manajer, lanjut Wenger, sebenarnya penuh dengan penderitaan. Mereka diharapkan menang di setiap pertandingan. Jika menang, mereka tidak akan bisa merayakannya terlalu lama. Pasalnya para komandan tim sepak bola pasti sudah memikirkan pertandingan selanjutnya.

Dan ketika sebuah tim menderita kekalahan, manajer merasakan kepedihan yang mendalam. Jauh lebih menyedihkan daripada para pemainnya. Karena mereka bertanggung jawab atas seluruh tim.

“Saya menghormati semua manajer di dunia. Kami semua menderita,” kata Wenger.

Dalam dua musim sebelumnya, posisi Pellegrini di City aman. Musim pertama (2013-2014) penuh bulan madu karena mantan manajer Real Madrid itu langsung meraih gelar ganda: menjuarai Liga Inggris dan Piala Liga.

Sayangnya, kesan pertama yang memikat itu tidak bertahan lama. Pellegrini mengakhiri kekeringan gelar City pada musim berikutnya. Di Liga Champions, Vincent Kompany dan kawan-kawan hanya mampu menembus 16 besar.

Musim ini, rival sekota Manchester United belum melewati garis finis. Namun manajemen klub sepertinya sudah kehilangan kesabaran. Mereka sudah terburu-buru mencari manajer baru.

Hanya ada satu hal yang bisa dilakukan Pellegrini: gelar, gelar, dan gelar. Langkah pertama: bawa City ke final Piala Liga. Caranya adalah dengan mengalahkan Everton pada Kamis 28 Januari pukul 02.45 WIB.

Kalah 1-2 di kandang Everton, City hanya perlu menang 1-0 untuk lolos. Laga yang digelar di Etihad Stadium, kandang mereka, patut menjadi jaminan kemenangan. Pasalnya dalam tujuh laga terakhir mereka tidak pernah kalah di hadapan publik.

Pertahanan Everton rapuh

Menghadapi Everton bukanlah perkara mudah bagi City. Pasukan Roberto Martinez merupakan tim dengan lini serang yang kuat. Kombinasi Ross Barkley, Romelu Lukaku, dan Gerard Deulofeu membuat mereka sangat agresif di kotak penalti.

Jika Deulofeu dan Barkley adalah mesin pengumpan peluru membantu Tim, Lukaku merupakan penembak frontal di depan gawang lawan. Kombinasi trio Everton sudah mengantongi 20 membantu dan 23 gol di Liga Premier.

Tak salah jika mereka masuk dalam empat besar tim paling produktif di kasta teratas sepak bola Inggris. Lukaku kini bahkan menjadi top skorer kedua Liga Inggris di belakang Jamie Vardy (Leicester) dengan koleksi 15 gol.

Dengan rekam jejak agresi seperti itu, tak salah jika Martinez enggan diintimidasi City. “Kami cukup kuat secara mental untuk mengatasinya,” kata manajer asal Spanyol itu Surat harian.

Masalah Everton bukan pada sektor penyerangan. Tapi dalam pertahanan. Mereka terlalu mudah menyerah. Di Premier League, rata-rata kebobolan mereka per pertandingan hampir 1,5 gol. Mereka juga tidak pernah menang dalam lima pertandingan terakhir di kompetisi yang sama.

Namun, Martinez tetap bersikukuh timnya cukup kompetitif untuk menghadapi City. Ia mencontohkan pertandingan melawan Chelsea pada 16 Januari lalu. Pada laga yang berakhir 3-3 itu, klub mendapat julukan tersebut permennya Ia memimpin 2-0 dan 3-2.

Mereka membiarkan pasukan Guus Hiddink mati. “Kami bermain bagus sepanjang 60 menit. “Chelsea hanya punya momen selama 10 menit di mana kami kehilangan kendali,” kata Martinez.

Masalahnya, 10 menit lebih dari cukup bagi bomber sekelas Sergio Aguero untuk mencetak beberapa gol. Selain itu, dua pemain pendukung, sayap meninggalkan Raheem Sterling dan sayap Sisi kanan Kevin De Bruyne siap diturunkan.

Hanya gelandang David Silva yang absen di kuartet andalan Pellegrini. Posisinya akan digantikan oleh Yaya Toure yang akan digeser lebih ke depan dari posisi gelandang bertahan. Posisi pemain Pantai Gading kemungkinan besar akan diisi oleh Fernando.

Pellegrini menyebut timnya sangat mengetahui karakter permainan Everton. Bulan ini mereka bentrok dua kali, sekali di Liga Inggris dan sekali di Piala Liga.

“Kami tahu banyak tentang mereka. “Bagaimana mereka bermain dan siapa pemain kuncinya,” kata Pellegrini Mandiri.

Manajer berusia 62 tahun itu menegaskan, meski pamor Piala Liga jauh di bawah Premier League, anak buahnya tetap haus gelar. “Kalau sampai semifinal, wajib bagi kami lolos ke final,” ujarnya.—Rappler.com

BACA JUGA:

SDY Prize