Berinvestasi di Indonesia kini lebih mudah
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Jokowi berjanji akan menyederhanakan beberapa perizinan yang rumit dan mengubah peraturan yang tumpang tindih untuk mendorong lebih banyak investasi di Indonesia
JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan berinvestasi di Indonesia kini semakin mudah. Tidak ada lagi izin yang panjang dan proses yang berbelit-belit, ujarnya.
“Kami masih terus melakukan perbaikan, reformasi yang kami lakukan di Indonesia reformasi sisi penawaran,” kata Jokowi yang menjadi pembicara utama pada forum US-ASEAN Business Council dan diikuti sekitar 200 pengusaha di St. Louis. Regis, San Francisco, AS, pada Rabu pagi, 17 Februari waktu setempat.
Pekerjaan rumah lain yang perlu dilakukan Indonesia, menurut Jokowi, adalah perubahan peraturan yang tumpang tindih, termasuk deregulasi Daftar Negatif Investasi (DNI). Kebijakan serupa, kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini, patut diterapkan di negara lain pasar negara berkembang. Apalagi sejak awal tahun ini, perekonomian dunia mengalami perlambatan.
“Sangat pasar negara berkembang yang sedang mengalami penurunan kinerja perekonomian dan banyak yang khawatir kondisi ini akan berdampak pada perekonomian negara-negara maju,” kata Jokowi.
Untuk menghadapi situasi seperti itu, Jokowi menilai bank sentral di seluruh dunia harus menyediakan likuiditas yang diperlukan. Pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia tidak boleh menunda tindakan nyata dan mendasar.
Menurutnya, reformasi struktural, investasi jangka panjang yang tidak hanya fokus pada langkah populis jangka pendek, merupakan tindakan yang harus dilakukan. Namun dampaknya mungkin tidak akan terasa secara cepat.
Konsep seperti ini diperkenalkan oleh Ronald Reagan ketika ia masih menjabat sebagai gubernur negara bagian California, yang bersama perdana menteri Inggris saat itu, Margreth Thatcher, memperkenalkan deregulasi ekonomi Inggris dan Amerika.
“Saya yakin tidak ada jalan pintas (untuk mengatasi perlambatan ekonomi). Zamannya sudah berbeda jika dibandingkan dengan zaman Pak. Reagan dan Ny. Thatcher,” kata Jokowi.
Pada era Reagan dan Thatcher, deflasi menjadi ancaman yang mereka hadapi. Pada saat itu, banyak negara yang melakukan kesalahan dengan menerapkan pungutan pajak yang besar.
“Kesalahan yang dilakukan saat ini adalah kurangnya pemungutan pajak, khususnya pada pasar negara berkembang. Di banyak negara, kebijakan fiskal yang buruk justru akan merugikan sumber daya yang dibutuhkan negara untuk investasi masa depan, anak-anak kita, generasi muda, dan infrastruktur kita,” kata Jokowi.
Ini merupakan kunjungan kedua Jokowi ke Negeri Paman Sam selama menjabat sebagai Presiden. Tahun lalu ia juga melakukan kunjungan kerja ke Washington DC untuk memenuhi undangan Presiden AS Barack Obama. Sayangnya, tahun lalu ia harus pulang lebih awal untuk mengatasi permasalahan karhutla di Pulau Sumatera.
“Bahkan terburu-buru untuk kembali, kataku saat itu, seperti yang dikatakan mantan gubernur California terkenal Arnold Schwarzeneger”saya akan kembali‘. Dan inilah saya,” kata Jokowi yang disambut tepuk tangan hadirin.
Kali ini, Jokowi berkunjung ke AS untuk menghadiri KTT AS-ASEAN yang akan digelar pada 15 dan 16 Februari di Sunnyland, California. —Demikian dilansir Antara/Rappler.com
BACA JUGA: