Pemerintah masih melakukan negosiasi agar warga Tembagapura dibebaskan dari KKB
- keren989
- 0
Mantan anggota Komnas HAM Natalius Pigai membantah kelompok OPM menyandera warga di dua kota tersebut
JAKARTA, Indonesia – Aparat keamanan masih melakukan negosiasi dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Sabinus Waker untuk membebaskan ribuan warga Tembagapura, Papua yang menyandera mereka. Warga tidak terluka, namun dilarang meninggalkan desanya sejak Rabu lalu.
Menko Polhukam Wiranto meminta Kapolda Papua Irjen (Pol) Boy Rafli Amar dan Pangdam XVII Cendrawasih Mayor George Elandus Supit menyelesaikan kasus penyanderaan ribuan warga di distrik Tembagapura secara meyakinkan untuk ditangani. dengan.
“Saat ini kami sudah meminta Kapolda dan Pangdam Papua, khususnya di Timika, untuk segera mengambil langkah persuasif,” kata Wiranto, Kamis, 9 November di Istana Kepresidenan.
Ia meyakini semua persoalan bisa diselesaikan melalui musyawarah dan mufakat. Namun, hal ini tidak berarti warga sipil disandera.
“Tidak ada serangan, tidak ada tuduhan. “Tidak akan ada konflik, itu keinginan kami,” ujarnya.
Ia ingin masyarakat Papua memahami bahwa penyanderaan tidak dibenarkan. Tindakan ini melanggar hukum.
“Di negara yang hukumnya tidak bisa ditegakkan, kami tidak menoleransi tindakan seperti itu. Namun, hal ini juga tidak boleh mengarah pada tindakan yang memancing situasi. “Kami ingin situasi aman dan damai,” ujarnya lagi.
Kepala polisi setempat Victor Dean Macbon mengatakan sekitar 700 personel keamanan berada di sekitar dua kota dekat perusahaan AS PT Freeport. Menurut Victor, yang diinginkan pelaku hanyalah perang.
“Orang-orang ini berasal dari kelompok kriminal yang melakukan tindakan kekerasan dan intimidasi. “Yang mereka inginkan adalah perang,” katanya.
Jika polisi Indonesia menganggap ada warga desa yang disandera, berbeda dengan informasi yang didapat dari Komnas HAM. Menurut mereka, pelaku tidak menangkap warga sekitar, melainkan melindungi mereka dari polisi dan TNI.
Mantan anggota Komnas HAM Natalius Pigai mengatakan warga desa khawatir militer menciptakan persepsi masyarakat bahwa kelompok OPM adalah penjahat.
“Warga merasa takut. Oleh karena itu (OPM) berdiri berjaga agar TNI tidak bisa masuk, kata Natalius.
Selain itu, banyak anggota OPM yang mempunyai keluarga di desa-desa yang menyandera mereka.
“Saya jamin, ini bukan situasi penyanderaan. “Tidak mungkin mereka menyandera anggota keluarganya sendiri,” ujarnya lagi.
Apakah ada orang yang diculik?
Sedangkan informasi Polda Papua, ada warga Banti Kampung Utiniki Tembagapura yang diculik KKB pada Jumat pekan lalu. Berdasarkan informasi masyarakat, salah satu warganya, Martinus Beanal, diculik KKB.
Martinus sudah dua hari tidak pulang.
Berdasarkan laporan tersebut, Polda Papua terus menyelidiki kebenaran informasi penculikan tersebut, kata Juru Bicara Polda Papua, Kompol Ahmad Mustofa Kamal, Jumat pekan lalu.
Sayangnya, Martinus ditemukan tak bernyawa beberapa jam kemudian. Ia meninggal di Desa Utikini.
Korban ditemukan di kamp terakhir kelompok bersenjata dan diduga ditembak, katanya.
Jenazah Martinys segera diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Menurut Ahmad, Martinus menghubungi istrinya sebelum diculik.
Ia diketahui bekerja di PT Pangansari Utama, salah satu penyedia jasa katering di PT Freeport Indonesia. Martinus berdomisili di Barak E 214, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika. Namun ia memutuskan untuk turun ke Desa Utikini menemui istrinya yang takut dengan keadaan di sana.
Martinus sempat berkomunikasi dengan keluarganya melalui telepon seluler sebelum akhirnya terputus. Dikatakannya, Martinus sudah berada di Kampung Baru, tempat pengibaran bendera Bintang Kejora. Tak lama kemudian, terdengar suara tembakan dan komunikasi terputus.
Melihat kejadian tersebut, pihak keluarga atas nama Yulianus Beanal berasumsi bahwa saudara laki-laki Martinus adalah korban penembakan KKB. “Pihak keluarga akhirnya melakukan pencarian hingga Jumat pagi, namun tidak berhasil,” kata Ahmad menceritakan kisah penculikan tersebut.
Keluarga menghubungi keluarga di daerah Opitawak tetapi tidak berhasil. Pencarian dilanjutkan dengan mencari di sekitar barak di Tembagapura, namun tidak membuahkan hasil.
Akhirnya pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Tembagapura untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut, ujarnya. – dengan pelaporan AFP/Rappler.com