Gerhana matahari total: Orang-orang berduyun-duyun ke masjid
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
‘Sangat bagus! Biasanya aku melihatnya di buku pelajaran, sekarang aku bisa melihatnya langsung’
MALANG, Indonesia – Puluhan ribu umat Islam memenuhi ruangan dan halaman Masjid Raya Baiturrahman di Kepanjen, Kabupaten Malang pada Rabu pagi, 9 Maret. Mereka mengikuti imam dalam melaksanakan salat gerhana bersama kmelayani
Diantaranya dipasang layar proyektor untuk menampilkan tampilan teleskop terbaru milik Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Karangkates yang merekam pergerakan gerhana matahari dari lantai dua masjid.
“Gerhana datang terlambat karena matahari tertutup awan. Seharusnya gerhana terjadi pukul 06.21 WIB, baru terpantau pukul 06.31 WIB, kata Umy Eka Sabrina, pengamat BMKG.
Saat gerhana terlihat sudah mencapai 5 persen, sejumlah pengamat BMKG berkumpul di teras lantai dua Masjid Baiturrahman Kepanjen Malang. Mereka memilih observasi di masjid karena pencahayaannya dinilai bagus untuk menunjang observasi.
Teropong merk Neq 6 pro disediakan untuk merekam pergerakan matahari. Teleskop ini telah digunakan selama tiga tahun terakhir dan disebut-sebut sebagai yang terbaru dari tiga stasiun Geofisika lainnya di Jawa Timur.
Teleskop ini bisa melihat benda langit, ada sembilan planet dan fokusnya tidak berpindah-pindah. Pandaan dan Nganjuk tidak punya itu,” kata Eka.
Pemandangan dari teleskop disambungkan dengan layar laptop dan layar proyektor yang cukup besar di lantai satu masjid. Dari layar tersebut, Anda bisa mengamati pergerakan gerhana hingga mencapai 83 persen pada pukul 07:25 WIB sebelum gerhana berakhir pada pukul 08:36 WIB.
BMKG telah mempersiapkan segala kebutuhan untuk melihat gerhana matahari sejak Selasa, 8 Maret 2016. “Fenomena ini jarang terjadi dan mungkin tidak akan terjadi lagi hingga ratusan tahun ke depan,” ujarnya.
Jemaah masjid pun antusias menyaksikan gerhana tersebut terjadi. Fernanda Dimas Nur Ardiansyah mengaku takjub dengan gerhana matahari tersebut. Siswa kelas 6 SD Muhammadiyah Kepanjen, Kabupaten Malang itu senang melihat matahari yang digambarkannya suram dan memudar saat terjadi gerhana.
Nanda salat gerhana di Masjid Raya Baiturrahman Kepanjen dan melihat gerhana dari layar proyektor yang ada di masjid. “Bagus sekali, biasanya saya lihat di buku pelajaran, sekarang saya bisa melihatnya langsung, mataharinya seperti bengkong,” kata Nanda.
Selain takjub dengan gerhana matahari, Nanda juga mendapat pengalaman baru terkait salat gerhana. Beda shalatnya, rukuknya empat kali dua rakaat, ujarnya.
Sekretaris Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Malang Maman Abdulkarim mengatakan, dari 2050 masjid yang ada di wilayah Kabupaten Malang, 70 persen akan menggelar salat gerhana. Tujuannya selain untuk melaksanakan bimbingan keagamaan juga untuk memberikan pengetahuan baru tentang shalat sunnah gerhana.
“Memang kami sudah mengimbau masjid-masjid di Kabupaten Malang untuk melakukan salat pemadaman karena salatnya juga berbeda-beda. “Jadi ada pembelajaran instan ketika terjadi gerhana,” ujarnya.
Menurut dia, pengamatan gerhana matahari bisa disaksikan di masjid karena selain sebagai fungsi ibadah, masjid juga berfungsi sebagai tempat pengembangan intelektual, ekonomi, dan kesehatan.
BACA JUGA: