Polri merilis dua sketsa terduga pelaku penyiraman air keras ke Novel Baswedan
- keren989
- 0
Untuk menunjukkan keseriusannya, Polri mengerahkan 167 penyidik untuk menangani kasus teror Novel Baswedan
JAKARTA, Indonesia – Setelah hampir delapan bulan berupaya melacak pelaku serangan teroris, Novel Baswedan, Polri merilis dua sketsa. Kedua orang tersebut diduga terlibat aksi penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 11 April lalu.
Jika dibandingkan dengan sketsa yang diperlihatkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian pada 31 Juli lalu, terlihat kemiripan pada wajah salah satu individu tersebut. Sayangnya identitas keduanya masih belum diketahui. Dalam sketsa yang diperlihatkan ke publik, kedua orang tersebut hanya diberi caption “Mr. X”.
Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis mengatakan, penggambaran sketsa kedua wajah tersebut berdasarkan keterangan saksi.
“Yang PertamaInformasi tersebut kami peroleh dari seorang saksi berinisial S. Sementara siapa Kedua saksi berinisial SN. Selain itu juga berdasarkan hasil pengolahan rekaman video CCTV, kata Idham saat memberikan siaran pers di Gedung KPK, Jumat sore, 24 November.
Dia menjelaskan, penggambaran sketsa wajah terduga pelaku tidak lepas dari teknologi yang dimiliki Kepolisian Australia (AFP) dan Inisiatif Mabes Polri. Oleh karena itu, Polri yakin sketsa wajah tersebut 90 persen mirip dengan wajah pelaku sebenarnya.
Kedua foto tersebut diduga terlibat dalam penyiraman saudara laki-laki Roman Baswedan. Sedangkan kalau ada motifnya, kita harus tangkap dulu orangnya baru bisa dijelaskan motifnya. “Namun kami melakukan langkah induktif dan deduktif,” ujarnya.
Namun polisi mengaku sudah memetakan informasi terkait latar belakang terduga pelaku, keluarga, dan pekerjaan. Untuk mempermudah pekerjaannya, polisi membuka nomor hotline dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi.
“Kami sudah membuka nomor hotline 0813 988 44474. Ada operator 24 jam sehari dan ruangannya ada di Polda. “Kami berharap bantuan masyarakat untuk bisa memberikan informasi kepada Polda Metro Jaya atau kepada teman-teman KPK,” ujarnya.
Selain itu, Polda Metro Jaya juga telah mengirimkan surat kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk bekerja sama dengan penyidik kepolisian. Kerja sama tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pendampingan atau kerjasama dalam satu forum di bawah Direktorat Kriminal Umum.
Tujuannya agar KPK bisa langsung melihat dan bekerja sama dengan penyidik kita, ujarnya.
Artinya, tim gabungan antara penyidik KPK dan Polri akan segera terwujud? Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengaku masih mempelajari hal tersebut.
Meski sebelumnya dia mengatakan tim gabungan tidak ada. Sebab, kewenangan penyidikan tindak pidana bukan merupakan kewenangan Komite Pemberantasan Korupsi (KPK). Meski demikian, lembaga antirasuah selalu mendapat informasi mengenai perkembangan kasus tersebut.
Selidiki dengan serius
Kedatangan Idham ke kantor KPK merupakan bentuk penegasan kepada masyarakat bahwa polisi tak melupakan soal penyerangan terhadap Novel. Mereka menegaskan, polisi serius mengusut dan melacak pelaku teror terhadap Novel.
Idham mengatakan, polisi telah membentuk tim khusus yang terdiri dari 167 penyidik dan penyidik khusus untuk menangani kasus Novel saja. Ratusan penyidik melibatkan oknum Polri, Polda, bahkan Mabes Polri.
“Untuk menunjukkan keseriusan saya, saya tidak menugaskan penyidik pada kasus lain, melainkan hanya fokus menangani kasus penyidikan Novel. “Kami memperhatikan kasus ini,” kata Idham.
Dia meminta masyarakat bersabar menunggu hasil penyelidikan. Jika menurut Anda tujuh bulan adalah waktu yang lama, ada kasus lain yang baru terungkap setelah bertahun-tahun.
“Jadi, kami berharap dukungan masyarakat dengan lini hotel,” ujarnya.
Sebelumnya, polisi telah menangkap orang-orang yang diduga terlibat dalam kasus penyerangan Novel. Namun mereka selalu dibebaskan karena setelah diperiksa, mereka mempunyai alibi yang kuat saat penyerangan 11 April terjadi.
Ia disemprot air keras oleh dua pengendara sepeda motor usai ia menunaikan salat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Hingga saat ini Novel masih dirawat intensif di Singapore General Hospital.
Saat diteror, Novel mengusut beberapa kasus korupsi besar, salah satunya KTP elektronik. – Rappler.com