• January 11, 2025

Medali perak HUT Sri Wahyuni

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Sri Wahyuni ​​​​lahir di Bandung, 13 Agustus 1994. Ia berhasil meraih medali perak Olimpiade Rio 2016

Jakarta, Indonesia – Agustus ini adalah sebulan penuh berkah dan kenangan untuk Sri Wahyuni ​​Agustiani, seorang wanita Indonesia yang memenangkan medali perak di Olimpiade di Rio de Janeiro, Brasil, pada hari Sabtu, 6 Agustus (Minggu, 7 Agustus) ​​menang. , WIB).

Bukan hanya karena ia berhasil menyerahkan medali pertama Indonesia di ajang olahraga sejagat itu, namun karena sebentar lagi usianya akan menginjak 22 tahun, sehingga prestasi itu juga menjadi hadiah yang sangat berharga.

“Saya senang bisa meraih perak menjelang ulang tahun saya,” kata atlet kelahiran Bandung, 13 Agustus 1994 itu.

Selain itu, kata Sri, ada orang yang dihormatinya juga berulang tahun di bulan Agustus ini. Ia menyebut nama Mayjen Marinir Purnawirawan Joko Pramono yang turut membesarkannya sejak kecil dan menganggapnya sebagai ayahnya sendiri, serta pelatihnya di Pelatnas Olimpiade, Dirja Wiharja.

“Pak Dirja berulang tahun di bulan ini, andai saja Pak Joko berulang tahun. Medali yang saya dapat juga sebagai kado ulang tahun untuk mereka,” kata Sri peraih medali perak di kelas 48 kg putri.

Rio de Janeiro 2016 merupakan Olimpiade pertama yang diikutinya, namun sebelum tampil di ajang paling bergengsi tersebut, Sri mencatatkan sederet prestasi, antara lain medali perak Asian Games 2014, emas SEA Games 2013, dan sederet gelar juara turnamen internasional. .

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara, Bekasi ini juga menyatakan siap untuk terus mengikuti olahraga angkat besi agar bisa meraih hasil yang lebih baik lagi setelah meraih medali perak di olimpiade kali ini.

Tampil di Olimpiade memang menjadi impian Sri, sehingga sejak lolos ia terus bekerja keras di pelatnas untuk meningkatkan kemampuan kelasnya.

Hal tersebut juga diakui oleh manajer tim angkat besi Indonesia di Olimpiade, Alamsyah Wijaya.

“Saya prediksi dia mampu meraih medali, dilihat dari perjuangannya dan peningkatan prestasinya selama di Pelatnas,” kata Alamsyah.

Kemajuan pesatnya terutama saat menjalani pelatnas di Afrika Selatan, sebulan sebelum Olimpiade 2016.

Hasil kerja kerasnya dalam latihan terlihat saat tampil di hadapan ratusan penonton di arena Olimpiade di Riocentro, Rio de Janeiro.

Ia cukup tenang menghadapi persaingan ketat di kelas 48kg. Sayangnya, ia gagal mengangkat barbel seberat 115kg di angkatan terakhir, sehingga medali emas harus diserahkan kepadanya. tangga berjalan Thailand, Tanasan Sopita. —Antara/Rappler.com

Baca laporan Rappler tentang tim angkat besi Indonesia di Olimpiade Rio 2016:

SDY Prize