Menpora Imam Bertemu Kubu PSSI, Jalan Tengah Jelang Kongres FIFA?
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Menpora Imam Nahrawi menerima Ketua Komite Ad Hoc PSSI Agum Gumelar. Apakah pemerintah mulai bersikap lunak?
JAKARTA, Indonesia – Perhatian seluruh insan sepak bola Tanah Air tertuju pada pertemuan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahraiwi dengan Ketua Panitia Ad Hoc Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Agum Gumelar, Rabu. , 10 Februari, malam.
Saat hendak menggelar pertemuan, keduanya tampak kompak. Imam dan Agum melakukan salut perintah seperti tentara. Mereka pun saling berpelukan. “Pawai” yang sama juga dilakukan usai pertemuan.
Pelukan keduanya bukan sekedar pelukan biasa. Baru kali ini menteri kelahiran Bangkalan, Jawa Timur itu menerima perwakilan PSSI. Sebelumnya, kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) enggan bertemu dengan Federasi Sepak Bola Seluruh Indonesia karena berbagai alasan.
Bahkan, ia beberapa kali mengabaikan Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti saat datang ke kantornya.
Selain menyambut kedatangan kubu PSSI untuk pertama kalinya, pertemuan tersebut juga merupakan kali pertama Menpora bertemu dengan Panitia Ad Hoc. Padahal, komite ini sudah terbentuk sejak Desember 2015. Artinya, pemerintah sudah bersikap acuh tak acuh terhadap keberadaan komite ini selama kurang lebih dua bulan.
“Siapa bilang aku tidak akan bertemu? Kita bisa duduk bersama dan berbicara tentang sepak bola. “Semangatnya sebenarnya sama,” kata Imam sebelum bertemu dengan Agum.
Usai pertemuan, senyuman pun terkembang dari keduanya. Dua politisi dari latar belakang berbeda saling memuji. Agum mengatakan, Imam berhati besar karena ingin duduk bersama. Imam pun merasa bisa berbuat banyak mendengarkan ilmunya alias menimba ilmu dari para seniornya di pemerintahan.
Apa hasilnya? “Kami mempunyai visi yang sama. Kami ingin menghindari sanksi FIFA nanti di Kongres FIFA. “Itulah yang akan kita upayakan dan kerjakan bersama untuk mencapai target itu,” kata Agum.
Imam pun mengamini pernyataan Agum. Menurutnya, diperlukan langkah strategis untuk mewujudkan visi menghindari sanksi yang lebih panjang. Oleh karena itu, pihaknya akan mempertimbangkan secara matang untuk bergabung dalam Komite Ad Hoc tersebut.
“Sebelum kami bergabung, kami akan mempertimbangkan terlebih dahulu saran presiden. “Kami akan lapor dulu, tapi intinya semangat kami sama,” jelas Imam.
Apakah PSSI dan Menpora rukun?
Pernyataan pemerintah masih mempunyai sayap. Pertemuan ini juga tidak menjamin kedua kubu akan sepaham. Pasalnya perseteruan antara pemerintah dan PSSI masih sangat tajam. Mereka hanya bisa sepakat untuk menghindari kedua sanksi FIFA tersebut.
Kongres FIFA akan diadakan pada 25-26 Februari. Jika saat itu pemerintah dan PSSI belum berdamai, FIFA akan kembali menjatuhkan sanksi. Dan sanksi tersebut akan bertahan lebih lama karena harus menunggu Kongres berikutnya yang mencabut sanksi tersebut pada tahun 2017.
Dengan bertemunya kedua kubu dan melakukan perdamaian “sementara”, bisa menyelamatkan muka Indonesia di dunia internasional. Setelah sanksi berhasil dicabut, pemerintah bisa melanjutkan agenda reformasi sepakbola nasional.
Selama ini pemerintah tidak pernah mempertimbangkan Komite Ad Hoc PSSI. Pasalnya FIFA membantah hasil pertemuan dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada November 2015.
Saat itu, FIFA dan Presiden Jokowi sepakat membentuk tim kecil untuk komunikasi yang intens. Namun nyatanya Komite Eksekutif alias Exco FIFA tiba-tiba memutuskan untuk membentuk Komite Ad Hoc dan tidak melaksanakan perjanjian dengan Presiden.
Usai pertemuan, Agum berupaya melibatkan pemerintah secara langsung. Politisi Partai Golkar itu mengundang perwakilan pemerintah untuk duduk bersama dan menghadiri pertemuan dengan tim Ad Hoc. “Kami undang tanggal 15 Februari,” jelas Agum.—Rappler.com
BACA JUGA: