• October 6, 2024
Perang Kata Fahri-Tifatul tentang “Tanah” dan “Langit”

Perang Kata Fahri-Tifatul tentang “Tanah” dan “Langit”

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Fahri menilai istilah senior dan junior hanya akan merugikan sistem di partai yang dibangun sebagai partai modern

JAKARTA, Indonesia – Posisi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah saat ini sedang goyah. Ia merasa ada pihak yang menginginkan dirinya mundur dari jabatannya. Bukan dari luar, tapi sebenarnya dari dalam Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Menurut Fahri, dirinya mendengar adanya evaluasi Badan Penegakan Disiplin Organisasi (BPDO) DPP PKS terhadap pejabat publik PKS. Ada juga kabar permintaan pengunduran diri kader PKS dan simpatisan terhadap saya, ujarnya.

Menurut Fahri, apa yang disampaikan tidak menunjukkan fakta sebenarnya yang terjadi. BPDO dalam struktur DPP PKS bukanlah lembaga atau badan yang mempunyai kewenangan melakukan evaluasi kinerja pejabat publik.

Ia menyinggung ketentuan Anggaran Dasar PKS, Pasal 34 ayat (1) huruf (a) dan (b) yang menyebutkan BPDO adalah badan yang bertugas menerapkan disiplin organisasi dan melakukan penyidikan terhadap anggota yang diduga melanggar peraturan partai. .

Menurut dia, isu yang beredar itu semacam pembentukan opini seolah-olah sedang diproses untuk digantikan padahal pemanggilan BPDO merupakan laporan kasus yang tidak disiplin. “Beberapa pihak sudah membicarakan evaluasi (kinerjanya di DPR) sejak 21 Desember 2015,” ujarnya.

Fahri mulai menyebut ada upaya sistematis untuk mendorong pengunduran diri tersebut. Menurut dia, bukan tradisi PKS menyelesaikan permasalahan internal dengan menggalang opini publik karena penyelesaiannya ada di internal partai.

“Saya melihatnya (dilakukan secara sistematis) dan tidak tahu dengan siapa orang-orang ini bekerja,” ujarnya. Fahri mengisyaratkan, orang yang memintanya mundur berasal dari mantan menteri. “Kalau saya tidak mundur, dia akan diincar karena punya kasus,” ujarnya.

Entah bagaimana awalnya, di akun Twitternya, @tifsembiring, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring pun ikut berkomentar. Sebaliknya, tanpa menyebut nama, Tifatul menyatakan sebaiknya mundur saja. Katanya, posisi tidak perlu dipertahankan mati-matian.

“Jangan berkelahi. “Kamu masih muda,” katanya. Dan banyak pula cuitan Tifatul yang diartikan meledek Fahri.

Meski tak menyebut nama apa pun, Fahri sudah merasa berbagai pernyataan itu ditujukan kepadanya. Maka pada kesempatan lain, Fahri kembali menjawab, PKS tidak mengenal feodalisme.

Berkembangnya budaya senior dan junior hanya akan merusak sistem di partai yang dibangun sebagai partai modern, serta membuat resah kader-kader muda. Dan masih banyak lagi pernyataan yang menunjukkan saling tuduh di antara keduanya.

Jadi, “perang” di “darat” tapi juga di “udara” itulah yang menjadi pandangan terkini partai pengusung Koalisi Merah Putih (KMP). Dua partai politik pendukung KMP lainnya, Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), telah terpecah kepemimpinannya.

Akankah ketegangan kedua kader ini semakin meluas dan mengganggu keutuhan partai? — Laporan Antara/Rappler.com

BACA JUGA