• November 23, 2024
Kubu PSSI mengklaim sanksi sudah dicabut, Kemenpora menegaskan masih dalam peninjauan

Kubu PSSI mengklaim sanksi sudah dicabut, Kemenpora menegaskan masih dalam peninjauan

Usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Ketua Ad Hoc PSSI Agum Gumelar, dan Menpora Imam Nahrawi, kubu PSSI langsung mengklaim sanksi sudah dicabut.

JAKARTA, Indonesia – Usai pertemuan dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan Agum Gumelar, Ketua Komite Ad Hoc Reformasi PSSI, Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga, mengatakan opsi pencabutan sanksi belum resmi.

Imam saat ditemui di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga menyatakan tidak akan mencabut sanksi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Namun hingga saat ini, opsi pencabutan sanksi merupakan opsi terkuat.

Persentase pencabutan sanksi PSSI sedikit lebih baik dibandingkan mempertahankan skorsing.

Persentasenya, sanksi skorsingnya dicabut 51 persen, tidak, 49 persen, kata Deputi V Kemenpora, Gatot Dewa Broto.

Namun kajian tersebut belum selesai hingga ada persetujuan dari Imam untuk dilanjutkan ke Jokowi.

Rencananya, hasil kajian tersebut akan dilaporkan kepada Imam pada hari ini, Kamis, 25 Februari, untuk segera ditanggapi dan disetujui. Jika dirasa perlu, akan segera disampaikan kepada Presiden.

“Kalau tidak, akan kami perbaiki karena tidak butuh waktu lama, baru bisa kami serahkan ke FIFA,” kata Gatot.

Menurut dia, hasil kajian tersebut akan dilaporkan kepada Jokowi paling lambat Jumat, 26 Februari.

Namun dalam laporannya, tidak hanya dilaporkan hasil kajiannya saja, melainkan juga harus ada rancangan keputusan pencabutannya. Oleh karena itu, banyak pihak yang memastikan pencabutan sanksi sudah pasti.

Gatot mengatakan, pihaknya tidak akan mencabut sanksi PSSI begitu saja. Jika sanksi dicabut, Imam akan menyertakan beberapa syarat. Bukan dengan maksud menolak pencabutan sanksi, melainkan sebagai bentuk reformasi sepak bola Indonesia.

Perintah Presiden kepada Menteri Pemuda dan Olahraga dalam waktu 24 jam atau paling lambat hari Jumat untuk melaporkan hasil kajian dan rencana pencabutan skorsing PSSI kepada Presiden, kata Gatot.

Tiga poin yang diminta Menpora

Gatot menegaskan, sebagai bagian dari reformasi PSSI, ada tiga hal minimal yang perlu diperbaiki.

Pertama, harus ada koordinasi dari PSSI hingga pemerintah. Dengan begitu, PSSI tidak lagi selalu mengklaim kepada FIFA bahwa pemerintah melakukan intervensi. Koordinasi ini wajar karena PSSI berada di negara berdaulat.

Kedua, PSSI harus mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas agar tidak mengulangi kesalahan masa lalu.

Ketiga, soal Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.

“KLB adalah bagian dari solusi. Mereka yang menjadi pemilih apakah pemilik suara harus dihormati karena menginginkan perubahan,” kata Gatot.

Untuk itu, Agum berkeinginan menjamin KLB bisa digelar dalam waktu satu tahun. Namun Menpora meminta wabah bisa terjadi paling lambat enam bulan atau bahkan lebih awal.

Itu bentuk kesinambungan dan harus ada kejelasan sehingga wajah perbaikan manajemen nantinya harus tercermin dalam KLB, kata Gatot.

La Nyalla Mattalitti, Ketua Umum PSSI sendiri tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Jokowi meminta Imam mencabut sanksi, bukan mengkaji kemungkinan pencabutannya.

Oleh karena itu, Nyalla berharap proses pencabutan sanksi segera dilakukan. Baginya, presiden sudah lengser, dan Menteri Pemuda dan Olahraga harus melaksanakannya.

“Terima kasih Pak Presiden telah mencabut sanksi pembekuan. Masyarakat Indonesia sangat berterima kasih atas kebijakan presiden, kata Nyalla.—Rappler.com

BACA JUGA:

Nomor Sdy