• November 23, 2024
Asrama Islam waria di Yogyakarta ditutup sementara

Asrama Islam waria di Yogyakarta ditutup sementara

JAKARTA, Indonesia – Kegiatan di kediaman Islam transgender Al-Fatah dihentikan sementara pada Rabu malam, 24 Februari.

Penutupan tersebut terjadi usai pertemuan antara pengurus asrama Islam dengan Front Jihad Islam Yogyakarta pada Rabu malam sekitar pukul 20.00 WIB.

Anggi Rosangge, salah satu waria yang turut hadir dalam pertemuan selama dua jam tersebut di aula kantor Camat Jagalan, Yogyakarta.

Rapat tersebut disaksikan Ketua RT, Kepala Desa, dan Dandim setempat.

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari aksi FJI sebelumnya yang menyambangi kediaman Islam pada Jumat, 19 Februari. Saat itu, FJI menyampaikan surat kepada pihak berwenang setempat terkait keberatan mereka terhadap aktivitas mahasiswa transgender yang belajar agama Islam.

Pertemuan Jumat pekan lalu itu dihadiri lima orang perwakilan Pondok Pesantren, puluhan anggota FJI, Camat Banguntapan, Kepala Dusun Celenan, dan Kapolsek.

Camat Banguntapan memberikan kata pembuka dalam pertemuan tersebut, sebelum perwakilan ponpes bernama Shinta menjelaskan kegiatan ponpes Al-Fatah. FJI kemudian meresponsnya dengan menyerukan penutupan kediaman Islam tersebut.

“Pimpinan FJI menyampaikan pernyataan berapi-api yang menyulut kebencian terhadap LGBT dan ditanggapi dengan teriakan. Allahu Akbar, Allahu Akbar,” kata Anggi pada Kamis, 25 Februari.

Anggota FJI, menurut Anggi, berjanji dalam pertemuan itu, meski pesantren ditutup, mereka akan terus berburu di mana pun komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) aktif.

Kapolsek kemudian mempersilakan FJI meninggalkan pertemuan. Acara dilanjutkan dengan konsultasi.

“Intinya seluruh komponen masyarakat sudah menyatakan keberatan dengan keberadaan Wisma Islam Waria Al-Fatah dan pihak Pondok Islam sama sekali tidak diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban,” kata Anggi.

“Saya waria yang hadir di sana bahkan tidak ditanya apa yang saya inginkan,” ujarnya.

Pertemuan kemudian diakhiri dengan kesepakatan bahwa kediaman Islam transgender tersebut harus segera ditutup.

Puncaknya adalah penutupan pondok pesantren pada Rabu, 24 Februari.

Pasca penutupan pesantren, para waria yang menjadi santri di pesantren tersebut belum menentukan nasibnya. Anggi pun enggan berkomentar lebih jauh.

Kediaman Islam ini mendapat dana dari Dinas Sosial

Terlepas dari pro dan kontra, salah satu santri bernama Ys Al Bukhori mengatakan, Asrama Islam Al-Fatah mendapat dana dari Dinas Sosial setempat pada tahun 2014.

“Saat itu kami mengadakan program keterampilan memasak, pijat, pesan, dan memotong rambut bagi santri pesantren selama satu bulan,” kata Al Bukhori.

Setelah pelatihan, para siswa mendapatkan alat-alat yang menunjang keterampilan mereka.

Dana ini disalurkan setiap tahunnya oleh Dinas Sosial kepada komunitas transgender. Namun, pada tahun 2015 dana tersebut dikelola oleh lembaga lain, bukan lagi rumah singgah Islam transgender.

Mengharapkan dukungan istana

Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta masyarakat Yogyakarta tidak terprovokasi dengan kontroversi LGBT. Menurut Sultan, semua pihak harus bisa saling menjaga dan menghormati.

Sultan mengatakan, baik pihak yang pro maupun anti LGBT harus bisa saling menjaga perasaan. Selain itu, diperlukan upaya untuk membangun komunikasi di antara keduanya agar tidak terjadi konflik yang menimbulkan perpecahan.

“Itu hanya proporsional karena sama-sama anak bangsa sehingga bisa menjaga rasa betah,” kata Sultan seperti dikutip Harian Jogja.

Sultan mengatakan, meski dianggap menyimpang, kaum LGBT hendaknya tetap low profile dan tidak sombong. Di sisi lain, pihak yang menentang juga harus bisa menghormati kelompok LGBT dan pendukungnya.

“Kita semua adalah bangsa kita sendiri, itu saja mungkin adalah jaga dirimu baik-baik,” kata Sultan.

Sementara terkait perlindungan terhadap kelompok LGBT, Sultan mengatakan pihaknya harus mendalami lebih jauh permasalahan sebenarnya di balik gangguan orientasi seksual dan isu yang marak akhir-akhir ini.

Dari situ, pemerintah daerah bisa mengambil langkah bijak dalam menyikapi fenomena sosial tersebut.

Atas pertanyaan Sultan, komunitas transgender mengaku bisa bernapas lega. “Kami mengharapkan dukungan dari pihak istana,” kata Al Bukhori.—Rappler.com

BACA JUGA:

pengeluaran hk hari ini