• November 26, 2024
Tidak ada motif politik dalam hukuman Anwar Ibrahim

Tidak ada motif politik dalam hukuman Anwar Ibrahim

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Organisasi Human Rights Watch menilai selama di penjara, kesehatan Anwar Ibrahim memburuk karena petugas lapas tidak memperhatikannya.

JAKARTA, Indonesia – Organisasi Human Rights Watch (HRW) meminta pemerintah Malaysia pada Selasa, 9 Februari, segera membebaskan pemimpin kelompok oposisi Anwar Ibrahim. Mereka juga meminta pemerintah tetangga memberikan izin kepada Anwar untuk berobat ke luar negeri karena selama ditahan di Penjara Sungai Buloh, kesehatannya menurun.

“Hukuman yang dijatuhkan terhadap Anwar Ibrahim didasarkan pada motif politik dan dia sudah cukup menderita dalam parodi keadilan ini,” kata Phil Robertson, Wakil Direktur HRW Asia, dalam keterangan tertulisnya, Selasa 9 Februari.

Menurut Robertson, semakin lama Anwar mendekam di penjara, maka tingkat kepercayaan terhadap sistem peradilan Malaysia akan semakin terkikis. Pemerintah Malaysia, kata Robertson, harus segera membebaskan Anwar dan mencabut undang-undang anti-sodomi yang dianggap sudah tidak relevan lagi.

Pengacara Anwar mengatakan kesehatannya memburuk, terutama setelah menderita cedera otot dan tendon yang serius. Menurut pengacaranya, petugas lapas tidak merawat luka Anwar dengan baik.

Oleh karena itu, untuk memperingati hari pemenjaraan Anwar di Negeri Jiran, Robertson mendesak Presiden AS Barack Obama untuk tidak bertemu dengan Perdana Menteri Najib Razak di California pada 15 dan 16 Februari.

“Ini akan menjadi tindakan pengkhianatan terhadap rakyat Malaysia jika Obama tidak menyatakan pembebasan Anwar Ibrahim dan membatalkan semua tuduhan bermotif politik terhadapnya,” kata Robertson.

Sesuai dengan ketentuan hukum

Lalu bagaimana tanggapan pemerintah Malaysia terhadap desakan HRW? Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Zahrain Mohamed Hashim, mengatakan hukuman yang dijatuhkan kepada pemimpin kelompok Pakatan Rakyat sudah sesuai dengan hukum yang berlaku. Masalah tersebut bahkan dianggap telah diselesaikan oleh pemerintah negara tetangga. Anwar tetap menjalani sisa hukumannya di penjara.

“Kasus Anwar Ibrahim bukanlah kasus politik melainkan hanya tindak pidana berupa sodomi. “Sebelum putusan dijatuhkan, perkaranya sudah melalui proses pengadilan, bahkan berlangsung selama tujuh tahun,” kata Zahrain saat ditemui Rappler di Jakarta, Kamis, 11 Februari.

Zahrain menjelaskan, kasus tersebut berlangsung selama tujuh tahun karena Anwar kerap menganggap ada ketidakadilan dalam proses persidangan. Ia beberapa kali meminta agar hakim diganti di persidangan.

Dampaknya, kata Zahrain, dirasakan oleh korban yang disodomi Anwar, yakni Mohammad Saiful Bukhari Azlan. Zahrain mengatakan Saiful menderita karena kasusnya tidak terselesaikan.

“Kami memberi kesempatan kepada Anwar untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah. Soalnya DNA Anwar terbukti ada di anus korban. “Saat kami mencoba mengonfrontasinya soal DNA, Anwar menolak,” kata Zahrain.

Dia juga menolak anggapan bahwa petugas penjara tidak merawat pria berusia 69 tahun itu dengan baik. Zahrain mengatakan, Anwar sebenarnya mendapat sejumlah keistimewaan yang tidak dimiliki narapidana lain di penjara tersebut. Mulai dari sel tempat Anwar tinggal sendirian, tempat tidur yang lebih baik dan kebebasan mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia itu untuk berduka atas kematian ayahnya.

“Perlakuan yang diterima Anwar harusnya sama, tapi sebenarnya dia diberi perlakuan khusus. Jadi tidak benar jika ada penuntutan terhadap Anwar selama dipenjara,” tegas Zahrain.

Ia juga meminta agar negara dan organisasi asing menghormati kedaulatan dan supremasi hukum di Malaysia.

“Di Eropa atau negara lain, sodomi mungkin tidak dihukum. Namun di negara kita, pelakunya bisa dijebloskan ke penjara. Jadi, mereka harus menghormati kedaulatan dan sistem hukum yang berlaku di negara kita, ujarnya.

Anwar dijebloskan ke penjara pada Februari 2015 setelah banding terakhirnya dalam kasus sodomi ditolak oleh pengadilan. – Rappler.com

BACA JUGA:

Togel Sydney