• November 27, 2024
Bagaimana netizen melihat tragedi 1965?

Bagaimana netizen melihat tragedi 1965?

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kami bertanya kepada netizen tentang pandangan mereka terhadap tragedi 1965.

Dalam Sesi I Simposium Nasional 1965 hari kedua, 19 April 2016, Direktur Center for Southeast Asian Studies-Indonesia (CSEAS-Indonesia) Yosef Djakababa memberikan pandangan umum masyarakat Indonesia terkait tragedi 1965 yang diucapkan. Kenangan tragedi tersebut diarahkan pada peristiwa berdarah 1 Oktober, dengan tujuan menjaga keberlangsungan rezim.

Menurut Yosef, ada 4 pandangan umum terhadap Orde Baru, yaitu:

  1. Mereka yang masih percaya dengan narasi bentukan Orde Baru
  2. Siapa yang melihat tragedi 1965 dari sudut pandang korban
  3. Mereka yang masih bingung harus percaya dengan narasi Orde Baru atau kenangan para penyintas
  4. Siapa yang tidak peduli dan mengabaikannya

Di era Orde Baru, wacana peristiwa berdarah ini seolah bungkam. Banyak generasi yang tumbuh pada saat itu tidak mengetahui tentang pelanggaran HAM yang terjadi.

Rappler Indonesia melakukan jajak pendapat di Twitter untuk mengetahui bagaimana reaksi pengguna Twitter terhadap tragedi 1965. Alhasil, banyak yang melihatnya dari sudut pandang korban. Hal ini menunjukkan bahwa netizen semakin kritis terhadap pertanyaan kebenaran sejarah.

Namun, ada juga yang percaya dengan narasi Orde Baru.

Video pembacaan puisi Taufiq Ismail mendapat banyak reaksi.

Netizen terbagi: beberapa merasa kasihan pada para penggemar:

Namun banyak juga yang mendukung penyair yang ikut merintis Manifes Kebudayaan (Manikebu) tersebut.

HK Hari Ini