Dari supir taksi hingga perampok rumah mewah
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Ramlan Butar-Butar mengidap penyakit ginjal
JAKARTA, Indonesia – Salah satu dari dua terduga pelaku pembunuhan di Pulomas, yakni Ramlan Butar-Butar, ditembak mati polisi di Bekasi pada Rabu sore. Ramlan dipukuli karena menolak penangkapan. Sedangkan terduga pelaku lainnya yakni Erwin Sitomorang dalam kondisi lumpuh.
Keduanya diduga menjadi pelaku pembunuhan enam orang di sebuah rumah mewah di Jl Pulomas Utara, Jakarta Timur, kemarin. Keenam korban meninggal dunia setelah dikurung di kamar mandi berukuran 1,5×1,5 meter sejak Senin sore hingga Selasa pagi.
Korban meninggal dunia adalah pemilik rumah Dodi Triono (59), Diona Arika Andra Putri (putri Dodi, 16), Dianita Gemma Dzalfayla (putri Dodi, 9), Amalia Calista alias Amel (teman anak Dodi), Sugiyanto alias Yanto (sopir) dan Tarso (40) (pengemudi).
Selain enam korban tewas, Ramlan Cs juga menyandera lima orang lainnya di kamar mandi yang sama. Oleh karena itu, total ada 11 orang yang disekap di kamar mandi.
Polisi menduga Ramlan adalah dalang aksi biadab tersebut. Siapa sebenarnya Ramlan Butar-butar?
Pria berusia 41 tahun ini dulunya adalah seorang sopir taksi. Namun, dia dipecat pada tahun 2002. Sejak saat itu, Ramlan berkelana di dunia hitam. Ramlan ditangkap polisi pada 2010 dan 2015 karena kasus yang sama: perampokan rumah mewah.
“Ramlan Butarbutar itu pemain lama. “Dia diketahui kelompok spesialis 365 (pencurian dengan kekerasan),” kata Kapolri Tito Karnavian, Rabu, 28 Desember 2016.
Ramlan dan kelompoknya, lanjut Kapolri Tito Karnavian, biasanya beroperasi di Bekasi dan Pulogadung. Pada tahun 2015, ia merampok rumah warga Korea di Cibubur.
Ramlan juga melakukan perampokan di Depok, tepatnya sebuah rumah di Perumahan Griya Telaga Permai, Kecamatan Tapos, Depok. Saat itu, Ramlan dan empat temannya juga menyandera pemilik rumah dan anaknya.
Cara penahanan saat perampokan tersebut antara lain membuat polisi langsung mencurigai Ramlan dan kelompoknya. Polisi semakin yakin pelaku penahanan di Pulomas adalah Ramlan setelah melihat CCTV.
Dalam rekaman tersebut, terlihat seorang pelaku berjalan tertatih-tatih menuju rumah korban. Polisi langsung mengetahui bahwa pelakunya adalah Ramlan. Pasalnya Ramlan diketahui berjalan pincang karena mengidap penyakit ginjal.
“Dari CCTV juga terlihat jelas wajah pelaku. Karena kami mengenal pemain lama, anggota kami memiliki jaringan informasi. Begitu (informasinya) disilangkan, identitasnya bisa terungkap dengan sangat cepat,” kata Tito.
Kini Ramlan Butar-Butar hanya sekedar nama. Dia tewas kehabisan darah setelah polisi menembaknya kemarin dalam penyergapan di sebuah rumah kontrakan di Desa Bojong Rawalumbu, Bekasi. —Rappler.com