Tottenham Hotspur vs Leicester City: Si Rubah Tanpa Gairah
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Spurs akan menagih keseriusan Leicester City di Liga Inggris.
JAKARTA, Indonesia — Keganjilan di Liga Inggris nampaknya tidak akan terulang lagi. Musim sepak bola di Negeri Ratu Elizabeth sudah kembali normal. Tim-tim besar mulai membaik dan pemburu gelar mungkin akan menjadi tim yang sama.
Salah satu tandanya, Leicester City, juara musim “transisi” Liga Inggris lalu, tak lagi menunjukkan rasa haus yang sama. Mereka tidak lagi menyukai gelar. Nama panggilan tim Rubah hal itu justru mengalihkan prioritas di Liga Champions.
Pasukan Claudio Ranieri sudah memastikan lolos ke putaran kedua kompetisi paling bergengsi Eropa itu bahkan sebelum seluruh pertandingan penyisihan grup selesai. Kemenangan 1-0 atas Kopenhagen melanjutkan tren sempurna mereka. Tiga kemenangan dalam tiga pertandingan!
Kondisi ini sangat berbeda dengan tren mereka di tingkat rumah tangga. Dalam 9 pertandingan Liga Inggris, Wes Morgan dan kawan-kawan hanya menang 3 kali dan kalah 4 kali.
Faktanya, mereka hanya kalah 3 kali sepanjang liga musim lalu.
Ranieri menampik anggapan bahwa mereka tidak serius dengan Premier League. Ia beberapa kali mengatakan bahwa Liga Inggris tetap menjadi prioritas.
“Kami hanya belum menemukan kemenangan,” ujarnya seperti dikutip Telegraph.
Anggapan ini tidak salah. Sebab, mereka tak lagi bermain seperti musim lalu. Bertahan seperti tembok dan serang secepat kilat. Leicester tak lagi gigih. Ada hilangnya kegembiraan.
Jamie Vardy yang musim lalu menjadi mesin gol kini baru mencetak 2 gol. Ia mempunyai jumlah gol yang sama dengan striker Islam Slimani. Padahal, Slimani hanyalah “anak baru” di King Power Stadium. Bukan level Vardy.
Ranieri berkali-kali menyindir menurunnya performa Vardy. Manajer asal Italia itu bahkan tidak menggunakannya saat melawan Crystal Palace Hari pertandingan Leicester berada di urutan kedelapan—walaupun mereka tetap menang 3-1.
Di dalam Hari pertandingan kesepuluh melawan Tottenham Hotspur, Sabtu 29 Oktober pukul 21.00 WIB, situasi bisa menjadi lebih buruk jika mereka tidak menemukan semangat dan haus kemenangan.
Apalagi Spurs akan bermain dengan semangat ganda di White Hart Lane. Ini bukan permainan biasa bagi mereka. Musim lalu, pasukan Mauricio Pochettino tinggal selangkah lagi meraih gelar juara. Mereka adalah satu-satunya penantang pemimpin klasemen Leicester saat itu.
Hanya Spurs (54) yang mengumpulkan lebih banyak #PL poin dibandingkan Leicester (53) selama 2016 #TOTLEI pic.twitter.com/mmUWenolkh
— Liga Premier (@premierleague) 29 Oktober 2016
Namun kekalahan 0-1 melawan klub milik konglomerat Thailand itu membuat impian meraih gelar juara harus pupus.
“Saya tidak pernah senang dengan gelar yang mereka dapatkan,” kata Pochettino.
Selain itu, tim memiliki nama panggilan Keluarga Lilywhite cobalah untuk kembali ke jalur kemenangan. Empat pertandingan di semua kompetisi berjalan tanpa kemenangan. Kekalahan terakhirnya bahkan lebih menyakitkan. Mereka memulangkan Liverpool dari Piala Liga setelah kalah 1-2.
Rekam jejak terkini kedua tim juga mengunggulkan Spurs. Musim ini, rival abadi Arsenal itu belum pernah kalah satu kali pun di Liga Inggris. Pertahanan tim London Utara juga paling solid. Mereka hanya kebobolan 4 gol.
Kondisi tersebut justru menyadarkan Ranieri. Mantan pelatih Juventus, Inter Milan, dan Chelsea itu mengatakan akan ada yang berbeda pada laga mereka kali ini.
“Mereka punya banyak alasan untuk mengalahkan kami kali ini,” kata Ranieri.
Situasi Leicester semakin rentan karena performa pertahanan mereka termasuk yang terburuk di Liga Inggris. Mereka adalah salah satu dari 5 tim yang paling rusak. Total kebobolan mereka mencapai 15 gol.
Faktanya, Tottenham adalah tim yang lebih lapar dari kami. “Mereka tidak pernah kalah dan pastinya akan mempertahankan rekor itu,” ujarnya.—Rappler.com