Jokowi mengumumkan pembentukan Badan Restorasi Rumput
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Mantan direktur konservasi WWF Nazir Foead dipercaya memimpin lembaga yang akan memulihkan hutan dan lahan gambut. Badan ini juga bertugas mencegah kebakaran tanah dan hutan gambut
JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo hari ini, Rabu, 13 Januari mengumumkan Nazir Foead sebagai Kepala Badan Restorasi Rumput (BRG).
Badan ini bertugas mengkoordinasikan dan memfasilitasi pemulihan lahan gambut di tujuh provinsi yang terkena dampak kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015, yaitu Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Jambi, Sumatera Selatan, dan Papua.
Saya menilai Nazir Foead kompeten dan berpengalaman dalam melakukan restorasi hutan dan gambut, kata Jokowi di Istana Negara, Rabu sore.
Nazir pernah menjabat sebagai direktur konservasi di World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia. dia punya mendampingi aktor Hollywood Harrison Ford yang datang ke Indonesia mengerjakan film dokumenter di Taman Nasional Tesso Nilo Pelalawan.
Saat ini, Nazir sedang memperbarui Aliansi Iklim dan Penggunaan Lahan sebagai koordinator inisiatif Indonesia.
Lama berkecimpung di bidang konservasi hutan, Nazir memperoleh gelar sarjana kehutanan dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1992 dan gelar master di bidang Biologi Konservasi dari Universitas Kent Inggris pada tahun 1996.
Jokowi menugaskan Nazir untuk berkoordinasi dengan kementerian, lembaga, dan jaringan lembaga internasional.
“Saya tekankan agar BRG segera membuat action plan dan melaksanakannya. “Dengan cara ini kita bisa meyakinkan dunia internasional bahwa kita serius, sangat serius dalam menangani perusakan hutan dan lahan gambut,” kata Jokowi.
Janji Jokowi kepada dunia internasional terkait pembentukan Turf Restoration Agency disampaikan dalam pidatonya di World Leaders Forum pada Konferensi Perubahan Iklim, atau Conference of Parties (COP) 21, di Paris, Prancis, 30 November 2015.
Sebelumnya, Jokowi juga menyampaikan perintah presiden untuk melanjutkan moratorium izin baru dan pengelolaan hutan.
Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, Peraturan Presiden yang menjadi payung Perpres BRG no. 1 Tahun 2016 yang diterbitkan pada tanggal 6 Januari.
“Sebagian besar tugas badan ini adalah menata lanskap ekologis yang disebut gambut. “Dia harus aman dan tidak boleh membakar atau menyalakan api,” kata Siti di kantornya di Jakarta, Rabu.
Menurut Siti, lembaga ini bertugas melakukan pembangunan dan pemeliharaan rumput agar tetap stabil terhadap kebakaran. Tak hanya itu, lembaga ini juga berupaya mengelola gambut.
Siti mengatakan, nantinya sekitar 2 hingga 3 juta hektar lahan gambut di Indonesia akan direstorasi sehingga menjadi perhatian internasional karena belum ada satu pun di dunia yang melakukan restorasi lahan gambut secara besar-besaran.
Pernyataan Jokowi juga disampaikannya, yakni pengelolaan lahan gambut harus ditujukan untuk pencegahan kebakaran.
Selain restorasi, katanya, lembaga tersebut juga fokus pada pengelolaan pemanfaatan lahan gambut, khususnya metode dan emisi karbon.
Kementerian dan lembaga terlibat dalam restorasi rumput
Sejumlah lembaga atau kementerian juga terlibat dalam kegiatan restorasi lahan gambut. Selain Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti mengatakan ada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Pertanian, Kementerian Pertanian dan Tata Ruang, serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sepanjang tahun 2015 menimbulkan banyak kerugian. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap mencapai lebih dari Rp 20 triliun.
Siti mengatakan, dana untuk BRG bersumber dari APBN, serta bantuan kerjasama negara sahabat.
“Norwegia dan Amerika telah menunjukkan minatnya untuk mendukung pendanaan kegiatan BRG,” kata Siti. –Rappler.com
BACA JUGA: