Indonesia sedang mempersiapkan kerja sama komprehensif dengan Eropa
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Data Badan Pusat Statistik selama 5 tahun terakhir menunjukkan total nilai perdagangan Indonesia dan Uni Eropa mengalami penurunan sekitar 5,4 persen per tahun. Surplus neraca turun 16,7 persen.
JAKARTA, Indonesia – Saat Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyatakan minatnya untuk bergabung dalam Trans Pacific Partnership (TPP) yang digagas Amerika Serikat, banyak yang terkejut. Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong saat itu menjelaskan melalui TPP, Indonesia bisa serius menggarap pasar Eropa.
Pasalnya, Indonesia belum memiliki kerangka kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan Uni Eropa seperti yang kita miliki dengan kawasan lain. Kisah dengan Eropa sebenarnya diwarnai dengan isu boikot bahkan hambatan tarif seperti yang dialami industri kelapa sawit dengan pemerintah Perancis.
Kunjungan Menteri Tom Lembong ke Brussels pada pekan ini menunjukkan keseriusannya dalam membangun kerja sama ekonomi dengan Uni Eropa. Tom optimis perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU CEPA) dapat segera dimulai. Mendag yakin implementasi IEU CEPA mampu mewujudkan agenda prioritas pemerintah (Nawacita), yakni peningkatan produktivitas masyarakat dan daya saing di pasar internasional, khususnya Eropa.
Rencananya perundingan akan dimulai oleh Presiden Jokowi, saat kunjungan kerjanya ke Brussels, pada akhir April 2016. Sebelumnya, Menteri Perdagangan Tom bersama Menteri Perindustrian Saleh Husin telah melakukan pertemuan dengan Komisi Eropa untuk membahas hal tersebut. membahas ruang lingkup kerja IEU CEPA dalam kunjungannya ke Brussels, 4-5 April 2016.
Di Brussel, Tom juga bertemu dengan Cecilia Malmström, komisaris perdagangan Komisi Eropa.
“Pelingkupan Makalah IEU CEPA akan digunakan sebagai landasan aspirasi untuk memasuki tahap perundingan IEU CEPA. “Kami sepakat bahwa penyelesaian tersebut akan dipercepat dengan komunikasi tingkat tinggi yang lebih intensif sehingga perundingan dapat dilancarkan pada kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Brussels pada akhir April 2016,” kata Tom dalam keterangan yang diperoleh Rappler, Kamis, April 2016. memiliki. 7.
Menurut Tom, peran Indonesia dalam jaringan pasokan global dan regional masih perlu ditingkatkan seiring meningkatnya persaingan antar negara dalam konteks global. Persaingan antar negara dapat dilihat dari berkembangnya kerjasama di bidang perdagangan seperti Free Trade Agreement (FTA) dan Economic Partnership Agreement atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (EPA/CEPA).
Kerangka kerja sama yang berbeda ini merupakan solusi atas lambatnya kemajuan perundingan Agenda Pembangunan Doha dalam kerangka WTO atau Organisasi Perdagangan Dunia.
Tren perdagangan dengan Eropa semakin menurun
Mendag Tom ingin menyelesaikan perundingan IEU CEPA dan segera mengimplementasikan hasilnya. “Indonesia harus menjawab tantangan besar yang timbul dari tren penurunan perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa dalam lima tahun terakhir,” kata Tom.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) selama 5 tahun terakhir (2011-2015) menunjukkan total nilai perdagangan Indonesia dan Uni Eropa mengalami penurunan sekitar 5,4 persen per tahun. Hal ini berdampak pada berkurangnya surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar 14,5 persen per tahun pada periode yang sama.
Sementara pada tahun 2015, nilai surplus neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa hanya mencapai US$3,5 miliar, turun 16,7 persen dibandingkan nilai tahun sebelumnya sebesar US$4,2 miliar.
Ekspor Indonesia ke Uni Eropa masih didominasi oleh produk pertanian primer seperti kelapa sawit, karet alam, dan kopra. Di sisi lain, produk impor Indonesia dari Uni Eropa didominasi produk industri seperti mesin, peralatan telekomunikasi, suku cadang pesawat terbang, dan obat-obatan.
Dari sisi investasi asing, nilai realisasi investasi Uni Eropa di Indonesia juga cenderung menurun. Pada tahun 2014, nilai investasi Uni Eropa di Indonesia mencapai US$3,8 miliar, dan pada tahun 2015 turun menjadi US$2,3 miliar. Investasi Uni Eropa hanya menempati urutan ke-4 terbesar bagi Indonesia.
Mendag Tom berharap IEU CEPA dapat menjadi motor penggerak peningkatan akses pasar, fasilitasi dan kerja sama ekonomi di bidang perdagangan barang dan jasa, serta investasi. IEU CEPA juga diharapkan mengedepankan prinsip saling menghormati, saling percaya, dan saling menguntungkan.
“IEU CEPA akan menjadi motor penggerak peningkatan daya saing produk Indonesia di pasar Uni Eropa dan meningkatkan peran Indonesia dalam rantai nilai global,” kata Tom.
Upaya membangun perjanjian IEU CEPA dilakukan setelah Indonesia kembali mengaktifkan pembahasan kemitraan komprehensif dengan Australia. – Rappler.com
BACA JUGA: