• October 4, 2024
8 catatan akhir untuk Forum Editorial 2015

8 catatan akhir untuk Forum Editorial 2015

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Presiden sebaiknya berhenti menampilkan konflik antar pejabat pemerintah kepada publik

JAKARTA, Indonesia – Pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo gagal menjadikan tahun 2015 sebagai tahun konsolidasi demokrasi, termasuk politik dan perekonomian. “Presiden hanya dianggap sebagai pejabat partai sehingga kehilangan mahkota yang seharusnya disandangnya,” demikian bunyi pernyataan Forum Pemimpin Redaksi yang diterima Rappler, Rabu (30/12).

Dalam catatan akhir tahunnya, Forum Redaksi yang diketuai Suryopratomo, direktur pemberitaan Metro TV, juga mengkritisi merosotnya kewenangan parlemen yang terpuruk ke titik terendah dengan skandal yang melibatkan Ketua DPR. terlibat. mengundurkan diri dari jabatannya.

Forum Editorial Editor berdiri pada tahun 2013 dan beranggotakan puluhan pemimpin redaksi dari berbagai media, baik di Jakarta maupun daerah. Wakil Ketua Forum Redaksi kini dijabat oleh Timbo Siahaan, Pemimpin Redaksi Jak TV, bersama Sekretaris Jenderal Heddy Lugito, Pemimpin Redaksi Majalah Gatra.

Forum Redaksi menilai posisi presiden sebagai kepala negara sangat penting untuk menghentikan gejolak di internal pemerintahan dan antar lembaga, serta menumbuhkan kepercayaan masyarakat.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pers Profesor Bagir Manan mengatakan di negara maju pemerintah menenangkan keresahan masyarakat. Di Indonesia, pemerintah menjadi sumber keresahan masyarakat.

Berikut delapan catatan akhir tahun 2015 yang disampaikan oleh Forum Redaksi yang bertajuk “Menuju Penguatan Demokrasi dan Pembangunan Ekonomi”:

1. Seluruh komponen bangsa harus tegas dalam komitmennya dalam memelihara dan melaksanakan demokrasi untuk menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Presiden sebagai Kepala Negara wajib hadir dan membangun komunikasi untuk mencari solusi terbaik terhadap setiap permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan rakyat. Para pemimpin dan tokoh masyarakat mempunyai tanggung jawab yang sama untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

2. Menghentikan gejolak politik yang dapat mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat dan mengganggu penguatan perekonomian di tengah situasi global yang tidak menentu. Presiden harus tegas mengendalikan perselisihan yang disampaikan jajarannya ke publik.

3. Para pemimpin politik di parlemen diharapkan tidak berfokus pada kepentingan politik jangka pendek yang dangkal dan hanya memikirkan diri sendiri dan kelompoknya dalam menjalankan tugas pengawasan. DPR harus berkonsentrasi pada tugas menyelenggarakan pembahasan undang-undang yang penting bagi masyarakat. Penyusunan APBN dilakukan dengan mengedepankan prioritas yang mendesak bagi rakyat banyak.

4. Komunikasi dan koordinasi yang baik harus ditingkatkan baik di dalam pemerintahan maupun antar lembaga pemerintah. Pencapaian masing-masing lembaga dikomunikasikan secara transparan dan cepat kepada publik, sedangkan kritik dan saran masyarakat harus ditanggapi dengan serius sebagai bagian dari komunikasi yang setara dalam demokrasi.

5. Agenda pemberantasan korupsi harus menjadi prioritas seluruh lembaga negara dan menjadi poin penting dalam peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan proses perekonomian yang sehat dan berkelanjutan. Komisi Pemberantasan Korupsi dan lembaga penegak hukum lainnya seperti kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan diharapkan dapat bekerja lebih transparan dan adil dalam menegakkan hukum. Harus ada terobosan untuk memastikan masyarakat bisa mengakses proses dan kemajuan penanganan perkara.

6. Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden lebih serius dalam menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM yang menjadi kepentingan umum.

7. Untuk menghadapi tantangan global yang semakin terbuka, kita harus tetap teguh pada nilai-nilai kehidupan yang berdasarkan kejujuran, kebenaran, kesusilaan dan kepatutan sebagai kekuatan bangsa ini.

8. Penguatan kompetensi dan daya saing pekerja, pengusaha, dan perusahaan nasional harus terus kita upayakan agar terus dikelola secara komprehensif, terprogram, dan berkelanjutan. Transformasi struktural merupakan sebuah keniscayaan untuk membangun perekonomian nasional yang lebih kuat. — Rappler.com

BACA JUGA

Togel Sidney