• December 25, 2024
Jokowi akan bertemu Erdogan di Istana Kepresidenan Turki hari ini

Jokowi akan bertemu Erdogan di Istana Kepresidenan Turki hari ini

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Pemberantasan terorisme akan menjadi salah satu topik yang dibahas kedua pemimpin

JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo tiba di Bandara Internasional Esenboga Havalimani Ankara, Turki pada Rabu malam, 5 Juli sekitar pukul 19.30 waktu setempat atau 23.30 WIB. Ini merupakan kunjungan balasan Jokowi setelah sebelumnya Erdogan berkunjung ke Jakarta pada tahun 2015.

Ia disambut di bandara oleh Wakil Perdana Menteri Nurettin Canikli dengan upacara kehormatan. Jokowi dan Ny. Iriana kemudian meninggalkan bandara menuju hotel tempat mereka menginap di Ankara.

Dalam kunjungan seharinya ke Turki, Jokowi akan bertemu dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan di Istana Kepresidenan Turki. Isu pemberantasan terorisme akan menjadi salah satu topik yang dibicarakan kedua pemimpin.

Selain itu, eks Gubernur DKI ini juga akan mengunjungi Mausoleum Ataturk dan Masjid Kocatepe yang merupakan masjid terbesar di Turki.

Terus memulangkan WNI

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi secara terpisah mengatakan pemerintah akan terus melakukan repatriasi WNI yang masih berada di wilayah konflik di Suriah. Pemerintah akan melibatkan berbagai instansi seperti BNPT, Densus dan Kedutaan Besar Indonesia di luar negeri.

Pasalnya, WNI yang pergi ke daerah konflik cenderung disusupi paham radikal.

“Iya kita koordinasi, sewaktu-waktu kita koordinasi dengan BNPT, dengan Densus, dengan diri kita sendiri, dengan kedutaan kita dan kalau kita berkomunikasi dengan kedutaan tidak hanya melibatkan satu kedutaan,” kata Retno di hotel tempat Jokowi menginap. pada hari Rabu, 5 Juli.

Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Turki dalam proses pemulangan WNI. Menurutnya, Indonesia harus punya konsep terkait pemulangan WNI dari Suriah.

“Kita juga harus punya konsep kalau mereka kembali, kita verifikasi apakah mereka bagian dari FTF (pejuang teroris asing) atau bukan, tentu pendekatan itu ada. “Kalau mereka FTF dan keluarganya punya ideologi yang sangat kuat, kita juga harus punya program deradikalisasi,” ujarnya.

Setelah melalui verifikasi, BNPT selanjutnya akan bekerja sama dengan Kementerian Sosial menempatkan mereka yang terbukti menganut ideologi radikal untuk menjalani terapi deradikalisasi di Panti Sosial Bambu Apus, Jakarta Timur.

“Kami mengerahkan pendeta dan psikolog kami untuk membantu mengurangi hal ini meskipun belum ada jaminan. Kami juga menghubungi Menteri Dalam Negeri untuk menginformasikan kepada kepala daerah. Ketika mereka kembali ke daerah masing-masing sesuai daerahnya karena undang-undang, kami tidak bisa sampai ke sana. “Ada pemantauan lanjutan dari pemerintah daerah,” ujarnya.

BNPT juga mengadakan pertemuan bilateral dengan mitranya di Turki untuk mengembangkan kerja sama yang lebih konkrit terkait pemberantasan terorisme. Namun Alius belum bisa menjelaskan lebih detail kerja sama tersebut kepada publik.

Ia hanya mengatakan, baik Indonesia maupun Turki mempunyai semangat dan keinginan yang sama untuk memberantas terorisme. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com

Pengeluaran Sidney