• November 24, 2024
Saatnya mengakhiri euforia La Roja

Saatnya mengakhiri euforia La Roja

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Lionel Messi akan melengkapi teka-teki Argentina yang hilang dalam empat pertandingan kualifikasi Piala Dunia.

JAKARTA, Indonesia – Status juara Copa America 2015 tak meninggalkan jejak di Chile. Pada kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Conmebol, tim tersebut mendapat julukan tersebut Yang merah itu berada di posisi kelima di papan peringkat.

Dalam empat pertandingan mereka hanya mendapat 7 poin dari 2 kemenangan, satu kali imbang dan satu kali kalah. Perolehan poin Claudio Bravo dan kawan-kawan sama dengan perolehan poin Paraguay di peringkat keempat.

Situasi ini jelas membuat posisi Chile belum aman untuk mendapatkan tempat di Rusia dalam dua tahun ke depan. Pasalnya, otomatis hanya empat tim yang lolos ke festival sepak bola dunia empat tahunan tersebut.

Kondisi serupa juga dialami lawannya di final Copa America, Argentina. Tim asuhan Gerardo Martino bahkan lebih buruk lagi. Mereka berada satu baris tepat di bawah Chile dengan 5 poin.

Dari Hari pertandingan Pada laga kualifikasi kelima ini, kedua tim akan bertemu pada Jumat 25 Maret pukul 03:00 WIB di Estadio Nacional Julio Martínez Prádanos, Santiago.

Euforia Chile sebagai juara Copa America terancam dibungkam tim Tango—julukan Argentina. penyebab, Kutu alias Si Kutu Lionel Messi kembali bisa menjadi andalan rekan-rekannya. Dalam empat pertandingan Argentina sebelumnya, pemain Barcelona itu tidak pernah bermain karena cedera.

Setelah dua bulan berpisah dari raksasa Spanyol, Messi langsung menemukan ketajamannya. Mencetak 12 gol dan mencetak lima gol membantu di Liga Premier. Produktivitas tersebut akan kembali dihadirkan pemain kelahiran Rosario, Argentina, pada laga melawan Chile dini hari nanti.

“Kehadiran Messi membuat kami lebih tenang dan termotivasi. Dia penting bagi tim,” kata Gerardo Martino, pelatih Argentina, seperti dikutip Daily Mail.

Chile patut prihatin dengan situasi ini. Pasalnya, kondisi internal mereka sedang tidak stabil. Jorge Sampaoli mengundurkan diri dari kursi kepelatihan setelah hasil buruk berturut-turut. Posisinya digantikan oleh Juan Antonio Pizzi.

Masalahnya Pizzi tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi. Ia pun langsung harus melakoni debut melawan finalis Piala Dunia Brasil 2014 itu.

Selain itu, seluruh lini depan Argentina siap diturunkan. Pelaku bom Sergio Aguero, Higuain, dan sayap Angel Di Maria siap menjadi pelayan Messi.

Dengan hadirnya Messi, Martino punya sejumlah variasi formasi. Jika sebelumnya ia selalu memainkan sistem 4-2-3-1, kali ini ia bisa mengadaptasi formasi yang dikenal Messi di Barcelona, ​​​​4-3-3.

Dalam 4-3-3, Messi bisa bermain sebagai salah sembilan atau sayap. Namun, hal itu membuat Martino akan merindukan kehadiran dua penyerang tajamnya: Gonzalo Higuain dan Sergio Aguero.

Jika salah satunya direncanakan sebagai penyerang tengah, Messi bisa memainkan peran tersebut sayap di satu sayap. Di sayap lain, sayap Angel Di Maria dari Paris Saint-Germain bisa saja dicoret.

Baik Higuain dan Aguero adalah hantu bagi para penjaga gawang. Higuain menjadi mesin gol Napoli musim ini dengan total 29 gol di Serie A sementara Aguero mencetak 16 gol Liga Inggris untuk Manchester City musim ini.

Martino mengaku bingung memilih yang mana di antara keduanya.

“Kami memiliki dua striker terbaik di dunia. “Kalau saya pilih salah satunya pasti kecewa,” kata Martino setengah bercanda.—Rappler.com

BACA JUGA: