• November 24, 2024

Ahok akan menertibkan kembali Kampung Akuarium, warga siap melawan

“Jika kami disiplin, kami akan berjuang.”

JAKARTA, Indonesia – Penghuni Kampung Akuarium di Penjaringan, Jakarta Utara, keras kepala. Meski Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama digusur pada April tahun lalu, mereka tetap bersikukuh tak mau meninggalkan tempat tinggalnya yang kini hanya tinggal puing-puing.

Sejak akhir tahun lalu, warga yang selamat tinggal di tenda sumbangan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Ada pula yang merasa tidak nyaman tinggal di Rusun Rawa Bebek yang diberikan Ahok sebagai kompensasi, hingga memilih kembali dan membangun rumah semi permanen di sana.

Pembangunan rumah berbahan triplek dan kayu sementara terus dilakukan. Namun saat ini rumah juga dibangun menggunakan hebel dan semen permanen. “Kalau disiplin, kami akan lawan,” kata perwakilan warga Dharma Diani, Rabu, 3 Mei 2017, di Jakarta.

Rappler terakhir kali mengunjungi Kampung Akuarium sekitar November tahun lalu, dan saat itu jumlah rumahnya tidak sebanyak sekarang. Hanya ada belasan rumah semi permanen. Namun kini, kawasan tersebut hampir sama padatnya dengan sebelum ditata.

Menurut Yani, sapaan akrab Dharma, ada 163 kepala keluarga yang kembali ke sini. Sekitar 50 orang diantaranya merupakan mereka yang dipindahkan ke Rusunawa Marunda dan Rawa Bebek. Penyebabnya karena masalah ekonomi. Jumlah rumah yang berdiri diperkirakan lebih dari 300 unit.

“Pindah ke sana jaraknya 28 kilometer. “Kerugian transportasi, belum lagi berkurangnya pendapatan,” ujarnya. Mayoritas warga bekerja sebagai pedagang kios kecil dan tidak dapat melanjutkan usahanya ketika direlokasi.

Bagi mereka, penggusuran dan pemindahan ke apartemen sebagai kompensasi bukanlah suatu pilihan. Warga menyatakan siap bekerja sama dan berbagi lahan dengan Ahok untuk rencananya mengembangkan kawasan tersebut sebagai kawasan pariwisata. Ada Museum Bahari dan Menara Syahbandar. Masjid Luar Batang juga tidak terlalu jauh.

Pusat Kajian Rujak juga membantu warga untuk merancang desa idamannya. Bentuknya desa datar dengan dasar kosong sebagai tempat berjualan.

Arsitek RUJAK Andesh Tomo mengatakan, warga sendiri yang meminta agar dibentuk seperti ini. Penataannya sesuai dengan kepemilikan tanah sebelumnya, serta jalan depan rumah. “Dibuat secara bertingkat sehingga kalau ada yang mau, tanahnya bisa dibagi rata,” ujarnya.

Bahan utamanya beton, namun akan dihias sesuai kreasi warga sendiri. Andesh mengatakan bahan bangunannya akan disediakan sendiri oleh mereka.

Soal pasar kolong rumah juga akan berbentuk koperasi, sehingga uang yang masuk dari sewa unit bisa digunakan untuk pemeliharaan lingkungan.

Sementara itu, gubernur terpilih Anies Rasyid Baswedan disebut menyambut baik gagasan tersebut. “Nanti katanya kalau pakai APBD bisa jauh lebih canggih, ada standar keselamatannya juga,” kata Andesh. Desain yang sudah rampung sejak akhir tahun lalu ini sudah beberapa kali diajukan ke Pemprov DKI Jakarta. Pemerintah, termasuk di persidangan. tindakan kelas yang masih berlangsung. Namun, tidak ada respon sama sekali.

Peraturannya masih belum jelas

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah saat rapat pimpinan di Balai Kota, Selasa pekan lalu, mengatakan dirinya menegur Satpol PP yang terkesan memberi kesan bangunan liar terus bertambah. “Kita mau beres-beres minggu ini, kita bereskan kembali. “Satpol PP melakukannya bersama Wali Kota,” ujarnya di Balai Kota.

Saat ini, mereka masih menunggu Wali Kota untuk mendaftar dan memeriksa KTP warga yang sedang membangun kembali rumah di sana. Jika layak akan dikembalikan atau difasilitasi di Rusun Marunda, Rawa Bebek, atau Cipinang. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi mereka yang tidak memiliki KTP DKI Jakarta.

Ahok pun memberi sinyal penertiban akan kembali dilakukan. “Saya sudah bilang ke Wali Kota untuk mengusirnya saja. “Kasihan Pak Anies. Kalau tidak digusur, janjinya tidak akan digusur, tapi tiba-tiba dia digusur,” ujarnya.

Ia mengaku akan ‘terus menyikat’ jika masih ada warga yang menolak pindah dan menetap di sana. Meski Ahok dan Saefullah memberi sinyal penindakan akan dilakukan pekan ini, Kasatpol PP Jupan Royters belum bisa menyebutkan tanggalnya.

“Antara minggu ini dan minggu depan tunggu pendataan KTP dari Walikota. “Kami siap jika sewaktu-waktu diminta turun,” ujarnya saat dihubungi Rappler, kemarin.

Yani meyakinkan dirinya dan warga Kampung Akuarium akan selamat. Seorang perempuan berusia 40 tahun yang tinggal di tempat tersebut sejak lahir membenarkan bahwa dirinya dan warga lainnya merupakan warga yang memiliki sertifikat kepemilikan yang sah.

“Kami sedang membangun bentuk perlawanan lain di sini. Caranya bukan dengan memadamkan, itu manusiawi. Ingin kembali seperti dulu, bagaimana? Pemukiman sudah ada sejak zaman dahulu kala. Mau seperti sebelum zaman penjajahan Belanda?” dia berkata.

Dia dan seluruh warga Kampung Akuarium lainnya berharap Anies dan Sandiaga Salahuddin Uno menepati janjinya untuk tidak menggusur. Sekadar info, keduanya membuat kesepakatan politik dengan Jaringan Masyarakat Miskin Kota di 31 tempat dan desa di Jakarta. –Rappler.com

situs judi bola