Menteri Marwan Jafar ketinggalan pesawat, direksi Garuda Indonesia minta diganti
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Ucap netizen soal kritik Marwan Jafar terhadap Garuda Indonesia
JAKARTA, Indonesia — Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Marwan Jafar menyatakan akan meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno memecat CEO maskapai Garuda Indonesia Arif Wibowo.
Pernyataan Marwan itu dikeluarkan setelah ia ketinggalan pesawat dari Jakarta menuju Yogyakarta pada Rabu, 24 Februari.
“Garuda sudah merugi dari dulu hingga sekarang. Selama ini di-melindungi dengan pemerintah Indonesia. “Saya akan meminta teman saya Menteri Rini Soemarno untuk mencopot Dirut Garuda,” kata Marwan saat menjadi pembicara pada seminar nasional “Peta Desa untuk Percepatan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan” di University Club Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Rabu.
Marwan sedianya dijadwalkan menghadiri acara tersebut pada pukul 09:00 WIB dan terbang menggunakan pesawat Garuda pada pukul 08:05 WIB.
Namun Marwan baru tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, 5 menit lebih awal lepas landasjadi dia dipindahkan ke penerbangan berikutnya pada pukul 10.00 WIB.
Penerbangan pukul 10.00 juga harus menghadapi kendala karena ada kendala teknis dan memerlukan waktu pemulihan.
“Pada saat persiapan pesawat GA 206 registrasi PKGEH ditemukan kendala teknis pada bagian pintu depan dan memerlukan waktu perbaikan yang cukup lama, oleh karena itu diputuskan untuk mengganti pesawat dengan registrasi PKGFO.” Hal tersebut diungkapkan Humas Garuda Indonesia Benny Siga Butarbutar dalam siaran persnya.
“Proses pergantian pesawat memerlukan waktu untuk memindahkan penumpang, bagasi, kargo, katering, serta kebutuhan pesawat PKGEH lainnya PKGFO jadi alami pesawatnya menunda sekitar 1 jam,” kata Bennie.
Pesawat akhirnya berangkat pada pukul 11:05 WIB.
Usai kejadian tersebut, Marwan yang dinilai meminta perlakuan khusus mendapat sejumlah kritik dan sindiran di media sosial, termasuk dari Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Saat ini kenapa masih ada pejabat yang mengenakan tarif selangit, ini bukan jamannya. Jika terlambat, tinggalkan saja #Garudaku
— Pramono Anung (@pramonoanung) 25 Februari 2016
Mengemas @marwan_jafar harus dievaluasi
– gemuk! (@ddycw) 25 Februari 2016
Siapa yang lebih penting untuk dievaluasi?
— Pangeran (@pangeransiahaan) 25 Februari 2016
Tolong @marwan_jafar. Jangan bertingkah seperti raja. Anda dibayar oleh rakyat, Pak. @pramonoanung @jokowi07 @Pak_JK @MuhaiminIskndr
— Pengamat Politik (@opung231) 26 Februari 2016
kelemahan presiden @jokowi untuk menunjuk menteri dari kalangan partai ya, seperti @marwan_jafar Ini…tidak sejalan dengan visi dan misi…
— Kang Pangg™ (@JimGunarso) 26 Februari 2016
@MANISPOLOS @marwan_jafar Jika di tiket tertulis 90 menit, banyaklah membaca agar pintar
– Salma Wray (@salmawray) 25 Februari 2016
@marwan_jafar Jadi sudah waktunya disiplin, Pak
— ayunitaa (@ayunitaree1) 25 Februari 2016
Menanggapi kritik yang datang, Marwan menyebut tudingan tersebut merupakan fitnah.
Teman-teman, saya protes karena pelayanannya kurang bagus, kenapa kalian protes kemana-mana sih Piye.
— Marwan Jafar (@marwan_jafar) 25 Februari 2016
Orang yang memutarbalikkan fakta dan mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan fakta sebenarnya adalah dhollun mudhillun, menyesatkan dan menipu. Na’udzu billah
— Marwan Jafar (@marwan_jafar) 25 Februari 2016
—Rappler.com
BACA JUGA: