• May 16, 2025
‘Teknologi adalah peti harta karun’

‘Teknologi adalah peti harta karun’

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Pendiri Girls in Tech Anantya Van Bronckhorst menjelaskan peran teknologi dalam kemajuan perempuan

JAKARTA: Dalam acara diskusi bertemakan diskusi bertajuk Mengintegrasikan Perempuan dan Teknologi untuk Indonesia Lebih Sejahtera yang diprakarsai oleh Rappler Indonesia bersama GoWork, Eisenhower Fellowships dan Google Indonesia pada hari itu Kartini, Anantya Van Bronckhorst menjelaskan peran teknologi bagi kemajuan perempuan.

(BACA JUGA: LIVE UPDATE: Rayakan Hari Kartini 2017 bersama Rappler Indonesia)

Anantya sendiri merupakan lulusan Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia yang awalnya bercita-cita menjadi seorang jurnalis. Semasa kuliah ia hanya fokus pada jurnalisme, misalnya menulis 10 artikel sehari untuk sebuah perusahaan situs web.

Seiring dengan perkembangan teknologi, Anantya tertarik mempelajari fasilitas digital disekitarnya dan mencoba memanfaatkannya. Ia bersama enam rekannya yang semuanya laki-laki akhirnya mencoba mendirikan agensi digital.

Pada saat itulah Anantya menyadari sesuatu: “Teknologi adalah sesuatu yang bisa kita pelajari seiring berjalannya waktu.”

Anantya mengaku terbantu dengan teknologi saat mengetahui cara membuat agensi: membuat proposal, mengatur keuangan, mengatur SDM – awalnya semuanya dilakukan melalui Google.

“Itulah mengapa teknologi menjadi suatu hal peti harta karun dimana kita bisa bertanya apa saja tentang hal yang ingin kita pelajari,” jelasnya. “Tetapi saya menyadarinya untuk membentuk perusahaan yang baik“Selain belajar dari teknologi, kita juga perlu melakukan apa yang telah kita pelajari melalui kantor.”

Mengangkat tema perempuan dan teknologi, Girls in Tech merupakan organisasi nirlaba global yang fokus pada inklusi, pendidikan, dan emansipasi perempuan di dunia teknologi. Girls in Tech memiliki banyak peraturan dan program yang berpihak pada perempuan. Selain cuti melahirkan selama 3 bulan, misalnya, ia juga membuat aturan libur selama 1 bulan bagi para ayah agar bisa membantu istri dan merawat anaknya yang baru lahir.

Selain itu, Anantya juga rutin mendekati perempuan dari berbagai usia untuk bergabung dalam Girls in Tech. Untuk membantu anak perempuan maju dalam bidang teknologi, Girls in Tech menawarkan program seperti kelas khusus dan dasar mentoring apa aktivitas bebas. Pada tahun 2017 lalu, ia juga mencoba merekrut mahasiswi yang ingin berkarir di dunia teknologi dan juga perempuan yang berlatar belakang bisnis digital.

Terakhir, Anantya menyimpulkan bahwa kunci untuk menginspirasi perempuan agar terjun ke dunia teknologi adalah dengan mengenalkan mereka pada dunia teknologi itu sendiri dan juga kolaborasi. -Rappler.com

data sgp terlengkap