Universitas Islam Bandung tidak yakin alumninya akan berangkat ke Suriah
- keren989
- 0
BANDUNG, Indonesia – Universitas Islam Bandung (Unisba) membentuk tim khusus untuk menelusuri keberadaan salah satu alumninya, Rudi Jaelani, yang diyakini tewas di Suriah setelah bergabung dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). kelompok bergabung. Mereka mengaku serius dengan kabar dugaan keterlibatan alumni Fakultas Ekonomi lulusan tahun 2004 itu.
“Kami peduli dengan persoalan ini karena ini bukan persoalan biasa melainkan persoalan sensitif. Apalagi Unisba itu kampus Islam, jadi orangnya biasanya sensitif,” kata Kepala Humas Unisba ME Fuady kepada Rappler, Kamis, 10 Maret.
Ditegaskannya, Unisba merupakan kampus yang mengajarkan Islam sebagai agama yang memberikan rahmat bagi umatnya. Berbagai kegiatan yang kerap digelar bertemakan pluralisme, melawan radikalisme dan tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama.
“Kami telah ada selama 57 tahun. Jika selama ini kita salah mendidik siswa, berapa banyak lulusan yang menjadi radikal? “Alumni kita yang 30 ribu ini semuanya lulusan yang berkualitas,” kata Fuady.
Ia menambahkan, alumni bukan lagi menjadi tanggung jawab kampus. Namun karena isu ini sensitif, pihaknya proaktif berkoordinasi dengan otoritas seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), KBRI Damaskus, dan Kementerian Luar Negeri.
Namun hingga saat ini pihak kampus belum mendapat informasi jelas mengenai keberadaan Rudi. Belum ada kepastian apakah Rudi benar-benar terlibat ISIS dan meninggal.
“Masih belum jelas. Kami masih menunggu kabar dari KBRI Damaskus dan BNPT. “Domainnya ada di tangan pemerintah dan perlindungan WNI (kewenangannya) bukan di kami, tapi kami proaktif mencari informasi siapa saja yang terlibat,” kata Fuady.
Selama ini, jelas Fuady, Rudi memberikan izin kepada keluarganya untuk pergi ke Singapura atau Türkiye. Tujuannya adalah untuk bekerja.
Hal itu mereka yakini karena Rudi membawa dokumen layaknya orang yang ingin melamar pekerjaan, yakni ijazah, transkrip ijazah, dan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
“Kami menghubungi orang tua yang bersangkutan dan mereka menyampaikan bahwa Rudi pamit bekerja di Singapura dengan kontrak dua tahun karena membawa ijazah lengkap, transkrip nilai dan juga dasi. Orangtuanya bahkan memberikan saham senilai Rp7 juta. “Apakah dia ke sana (Turki) hingga Suriah, itu yang belum bisa kami pastikan,” kata Fuady.
Pihak kampus menduga Rudi mungkin bekerja dengan janji gaji besar.
“Kalau bukan di Singapura, ya di Türkiye,” kata Fuady.
Lalu bagaimana kabar Rudi? Fuady mengatakan, dia adalah pelajar biasa dan terkenal.
“Dia beraktivitas normal, meski tidak aktif di organisasi kampus. Rudi juga tidak memiliki catatan pelanggaran atau tindak pidana apa pun. “Dia rupanya mendapat SKCK,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua RT 11 RW 06, Kelurahan Warung Muncang, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, Agus Mulyana mengaku kaget saat mendengar salah satu warganya terlibat kelompok ISIS. Namun, Agus ragu apakah Rudi termasuk salah satu kelompok tersebut.
“Saat ini hal itu tidak mungkin. “Masalahnya, orang tidak pernah suka berpetualang,” kata Agus kepada Rappler.
Agus mengatakan terakhir kali bertemu Rudi adalah saat pemuda itu memintanya membuat SKCK pada 14 Agustus 2014. Agus kemudian menanyakan apa tujuan pembuatan surat tersebut.
“Iya, saya buat (SKCK). “Katanya ingin melamar pekerjaan tapi tidak tahu harus melamar ke mana,” ujarnya.
Sementara itu, pejabat konsuler KBRI Singapura, Dwiki Miftach yang dihubungi Rappler mengatakan, belum ada data Rudi pernah menginjakkan kaki di Negeri Singa. Sebab, dia tidak pernah melaporkan dirinya ke KBRI.
Prosedur yang Melanggar Hukum
Sementara itu, KBRI Damaskus mengaku belum menerima informasi resmi dari pemerintah Suriah mengenai keberadaan salah satu alumni Unisba yang meninggal setelah bergabung dengan ISIS. Misi utama KBRI Damaskus adalah perlindungan dan pemulangan WNI dari negara konflik Suriah.
“Mereka yang bergabung sebagai pejuang asing di Suriah tidak termasuk dalam fokus repatriasi karena sengaja ingin bergabung dengan kelompok teroris di Suriah dalam situasi konflik,” kata Pejabat Sosial dan Budaya KBRI Damaskus AM Sidqi melalui laporan singkat. pesan pada hari Selasa, 8 Maret.
Sidqi mengatakan, mereka yang tergabung dalam kelompok teroris tentu bisa masuk melalui pintu dan prosedur ilegal.
“Biasanya melalui perbatasan Suriah dengan Türkiye di utara Suriah. “Jadi, bisa dipastikan hampir tidak mungkin (anggota teroris) masuk melalui pintu ibu kota Damaskus, mengingat ketatnya pengamanan dan pemeriksaan di Damaskus,” ujarnya.
Ia menegaskan, sesuai UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan, WNI yang bergabung dengan kelompok teroris bisa kehilangan kewarganegaraannya. Dengan kata lain, status kewarganegaraan Indonesianya patut dipertanyakan dan dipertanyakan.
Kabar keterlibatan Rudi sebagai pejuang ISIS bermula dari munculnya dokumen ijazah dan transkrip gelar dari Unisba atas nama Rudi Jaelani yang diunggah pada 5 Maret 2016 oleh pemilik akun Twitter @DrPartizan. Pemilik akun mengatakan dokumen tersebut milik anggota ISIS yang datang melalui Turki.
Pejuang Kurdi menemukan visa elektronik Turki dan tiket pesawat Turki, dari pejuang ISIS Indonesia yang kini sudah mati. pic.twitter.com/xracsX1MGg
— Dr Partizan (@DrPartizan_) 5 Maret 2016
Pejuang Kurdi menemukan dokumen pejuang ISIS asal Indonesia yang dulunya adalah seorang polisi. Bepergian melalui Turki. pic.twitter.com/3Gbf4KujQI
— Dr Partizan (@DrPartizan_) 5 Maret 2016
12 WNI berangkat bersama ke Turki lalu semuanya bergabung dengan ISIS, semuanya dibayar oleh satu orang. pic.twitter.com/8HFk4q7hlu
— Dr Partizan (@DrPartizan_) 5 Maret 2016
@DrPartizan yang mengaku sebagai tentara Kurdi mengatakan pemilik dokumen tersebut sudah meninggal. – dengan liputan Santi Dewi/ Rappler.com
BACA JUGA: