• November 23, 2024
Risma dan Bupati Batang menerima Penghargaan Anti Korupsi Bung Hatta 2015

Risma dan Bupati Batang menerima Penghargaan Anti Korupsi Bung Hatta 2015

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Risma dan Yoyok sama-sama berhasil menganggarkan dengan efektif

JAKARTA, Indonesia—Mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Bupati Batang, Jawa Tengah, Yoyok Riyo Sudibyo meraih Penghargaan Bung Hatta Anti Korupsi (BHACA) 2015. Mereka mengalahkan 14 kandidat lainnya.

Pada tanggal 22 September, dewan juri merekomendasikan kepada panitia pengelola BHACA 2015 dua nama yang memenuhi syarat untuk dinobatkan sebagai peraih penghargaan tahun ini: Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya 2010-2015, dan Yoyok Riyo Sudibyo, Bupati Batang 2012-2017. ,” demikian rilis yang diterima Rappler, Rabu 4 November 2015.

“Keduanya menyambut baik dan menerima penobatan sebagai BHACA 2015.”

Apa yang menjadi pertimbangan juri?

Menurut juri, rekor bersih Risma bermula pada tahun 2002, saat ia masih menjabat Kepala Bidang Pembinaan Program Pembangunan Kota Surabaya. Risma memulai pengadaan elektronik atau lelang pengadaan barang elektronik agar proses lelang berjalan transparan tanpa korupsi.

sistem e-pemerintahan yang diterapkannya di seluruh sektor pemerintahan memudahkan pengendalian pengeluaran departemen, mencegah praktik korupsi dan menghemat Rp 600-800 miliar setiap tahunnya.

Risma pun terlihat memberi contoh dengan berlatih langsung di lapangan. Menurut juri, penampilan Risma di lapangan maupun di jalan merupakan ciri khas yang harus ditunjang seorang kepala daerah.

Dewan juri juga melihat di tangan Risma, Surabaya menjadi kota yang indah dan tertata, tidak hanya di pusat kota, tapi juga hingga pelosok. Selain lingkungan fisiknya yang bersih, Surabaya juga bersih tanpa korupsi dalam pengelolaannya.

Sedangkan Yoyok memulai karirnya pada tahun 2012. Yoyok menyatakan Bupati Batang tidak meminta proyek atas nama perorangan, keluarga, atau kelompok.

Yoyok juga membuat pakta integritas dalam pelaksanaan kegiatan satuan kerja daerah untuk mencegah dan memberantas kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN). Ia juga menggelar Festival Anggaran agar seluruh perencanaan anggaran bisa terekspos ke publik secara transparan.

Yoyok tidak bekerja sendiri. Ia pernah bekerja sama dengan Transparency International Indonesia, Indonesia Corruption Watch, dan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mendorong terciptanya pemerintahan yang bersih. Yoyok meminta seluruh jajaran birokrasi menandatangani pakta integritas non-korupsi.

Batang menjadi daerah pertama di Jawa Tengah yang mendeklarasikan zona integritas bebas korupsi. Sejak Yoyok dilantik, Kabupaten Batang telah melakukan penghematan sebesar Rp5-6 miliar, peningkatan pendapatan daerah sebesar Rp14,4 miliar, dan efisiensi belanja pegawai sebesar Rp42,4 miliar.

Kiprah Risma dan Yoyok membuat mereka mendapat penghargaan karena dinilai sebagai sosok yang pro dalam pemberantasan korupsi.

Nama-nama calon tidak dipilih oleh juri internal, melainkan melibatkan masyarakat di seluruh pelosok tanah air. Masyarakat diminta menyampaikan nama yang dirasa mewakili tokoh pemberantasan korupsi, baik di tingkat daerah maupun di pusat.—Rappler.com

BACA JUGA