• November 27, 2024

Teroris Sarinah dikendalikan dari Suriah

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Mereka merupakan bagian dari jaringan ISIS yang didanai Bahrum Naim

JAKARTA, Indonesia – Pelaku aksi teroris di Sarinah dipastikan berasal dari jaringan ISIS di Raqqa, Suriah. Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Tito Karnavian, penyerangan yang dilakukan di Indonesia merupakan kelanjutan dari perintah pemimpin ISIS Al-Baghdadi.

Dia menyerukan agar aksi teroris dilakukan tidak hanya di Suriah dan Irak, tetapi juga di seluruh dunia. Dengan demikian, cabang ISIS terbentuk di seluruh dunia, termasuk Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

“Di Asia Tenggara ada beberapa tokoh yang bersaing memperebutkan kepemimpinan. Aksi yang terjadi di Indonesia, termasuk di Sarinah, dikendalikan oleh sosok bernama Bahrun Naim, kata Tito, Kamis, 14 Januari 2016, di Istana Negara.

Polisi memiliki informasi tentang jaringan ini dan sedang mengejarnya.

Sulitnya mengidentifikasi aksi teroris

Badan Intelijen Negara (BIN) menyatakan aksi terorisme tidak bisa dicegah dengan mudah. Sebab tidak mudah menentukan kapan dan di mana mereka akan tampil.

“Tetapi seperti yang saya katakan sebelumnya, semua negara berpotensi diserang teroris. Sebab teroris melakukan penyerangan tanpa mengenal ruang. Artinya, kita tidak tahu di mana, kapan, dan apa sasarannya, kata Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso di Jakarta, Kamis.

Hal serupa terjadi di Prancis, Turki, dan sejumlah negara yang menjadi korban serangan teroris. “Setelah kejadian ini, pihak berwenang akan berkoordinasi, termasuk berdiskusi dengan otoritas terkait. Yakni Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Polri dan BIN. “Kami membahas secara kasar termasuk kelompok mana,” ujarnya.

Sutiyoso mengatakan aparat sudah waspada dan menjalankan tugas pengamanan sebagaimana mestinya. Namun, pihak berwenang belum bisa memastikan secara pasti kapan aksi teroris itu dilakukan, atau di mana lokasinya.

“Ini selalu menjadi ciri serangan mereka (tidak mudah dideteksi). Makanya negara sebesar Amerika atau Prancis juga bisa kolaps akibat ini, ujarnya.

Tidak terlewatkan

Kepada media, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Panjaitan mengatakan hal serupa. Bahwa tidak ada yang namanya petugas penipu. “Pihak berwenang telah melacaknya. Hanya saja kami belum bisa memastikan kapan dan di mana aksi tersebut akan dilakukan, ujarnya.

Indonesia pernah mengungkap adanya WNI yang bergabung dengan ISIS. Penangkapan tiga terduga teroris di Solo pada Agustus lalu mengungkap fakta bahwa mereka dibiayai oleh WNI yang bergabung dengan ISIS bernama Bahrum Naim untuk melakukan aksi teroris di Solo.

Jaringan Bahrun Naim

Sel-sel jaringan Bahrum Naim sebelumnya ditangkap pihak berwenang. Tiga orang di antaranya ditangkap di Solo, yakni Ibadurahman alias Ali Robani alias Ibad (29), Yus Karman (31), dan Giyanto alias Gento. Ketiganya berencana meledakkan bom di berbagai tempat, yakni di Vihara Buddha isu Rohingya Kepunton Solo, Mapolsek Pasar Kliwon dan polres lain di wilayah Surakarta, serta gereja di wilayah yang sama.

Rencananya mereka akan meledakkan bom yang dikontrol waktunya pada 17 Agustus 2015 atau tepat di hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Ibad merupakan orang yang menerima kiriman uang dari Naim dan merakit bom bersama Yuskarman. — Rappler.com

BACA JUGA

Pengeluaran SDY