Yuk cicipi 17 kopi terbaik Indonesia di Atlanta
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia – Dulu, revolusi dimulai dari perbincangan di kedai kopi. Kedai kopi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, tempat bersantai sambil ngobrol dari arah barat hingga timur.
Kebiasaan ini semakin meluas, dan bisnis kedai kopi pun semakin populer di berbagai kota. Meningkatnya konsumsi kopi tentu menjadi peluang untuk mengangkat pamor kopi asli Indonesia. Pekan depan, 17 jenis kopi spesialti asal Indonesia ditetapkan menjadi favorit pada Specialty Coffee Association of America (SCAA) Expo 2016 yang digelar di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.
Ketujuh belas kopi spesialti tersebut terpilih sebagai kopi terbaik dari seluruh daerah penghasil kopi di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Dalam ajang yang digelar pada 14-17 April itu, Indonesia dinobatkan sebagai negara potret (potret negara). Ini merupakan acara pertama dalam 28 tahun kemunculan SCAA.
“Kopi terbaik Indonesia akan menjadi sorotan utama lebih dari 12 ribu pengunjung SCAA Expo 2016. Sebagai potret negara, kami berharap dapat meningkatkan merek sebagai pemilik kopi terbaik dunia yang lolos seleksi standar tinggi yang ditetapkan SCAA,” kata Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong pada konferensi pers bertajuk “Celebrating Indonesia as Portrait Country SCAA 2016” di Alun-Alun Indonesia, Grand Indonesia, pada hari Jumat, 8 April.
Bagi Indonesia, kopi merupakan komoditas yang sangat penting. Kopi telah menjadi sumber penghidupan jutaan petani di Indonesia yang menghasilkan kopi yang dinikmati seluruh warga dunia. Tom percaya bahwa kopi juga merupakan minuman abad ke-21 yang telah mendorong produktivitas dan kreativitas di Silicon Valley, AS, yang merupakan pusat inovasi teknologi komunikasi.
“Tidak semua negara bisa mendapatkan peluang ini, karena hanya negara penghasil kopi saja (produsen) yang bisa menjadi potret negara,” kata Tom.
Ketujuhbelas kopi spesial telah diuji oleh Caswells Coffee yang bertindak sebagai kurator kopi. Lembaga ini merupakan satu-satunya laboratorium kopi di Indonesia yang tersertifikasi standar SCAA.
Tujuh belas jenis kopi spesial yang lolos kurasi jumlah cangkir lebih besar dari 83,5 adalah jenis Gunung Puntang, Mekar Wangi, Manggarai, Madu Malabar, Atu Lintang, Toraja Sapan, Bluemoon Organik, Gayo Organik, Java Cibeber, Kopi Catur Cuci, Madu Pasundan Jawa Barat, Arabika Toraja, Flores Golewa, Redelong, Preanger Weninggalih, Flores Ende dan Jawa Temanggung. Tipe Gunung Puntang mendapat nilai 86,25 dan menjadi kopi spesial Indonesia paling direkomendasikan.
Pada lelang kopi internasional sebelumnya, biasanya kopi Gayo Aceh dan Flores Bajawa menjadi andalan Indonesia.
Pada pameran SCAA nanti, pengunjung bisa mendekati Paviliun Indonesia yang menampilkan 17 kopi khas Indonesia. Pengunjung dapat mencicipi berbagai cita rasa kopi yang dihasilkan oleh lima pulau penghasil kopi terbaik di Indonesia yaitu Jawa, Sumatera, Bali, Flores, dan Sulawesi.
Kontrak Pembelian kopi senilai US$18 juta
Eksotisme kopi Indonesia terbukti mampu menarik pembelian kopi spesial oleh Royal Coffee AS. Pada 15 April 2016, perusahaan Amerika itu menyiapkan perjanjian pembelian kopi dari Indonesia senilai US$18 juta. Memorandum of Understanding (MoU) akan ditandatangani Royal Coffee USA dengan beberapa eksportir kopi Indonesia yaitu PT. Indokom Citra Persada, PT. Mandago, PT. Ihtiyeri Keti Ara, dan CV. Yudiputra di acara SCAA.
Mendag Tom melihat keunikan kopi Indonesia menjadi sebuah keunggulan. “Keanekaragaman hayati Indonesia berkontribusi besar terhadap lahirnya sejumlah biji kopi yang layak disebut kopi spesial. Masing-masing memiliki cita rasa yang unik, seperti jenis Gunung Puntang yang memiliki perpaduan rasa bunga dan buah tropis. “Keunikan dan keberagaman inilah yang akan kita promosikan kepada dunia,” kata Tom.
Pada ajang bergengsi SCAA ini, Indonesia juga akan tampil dalam rangkaian peluncuran kopi dengan menghadirkan tiga pembicara yaitu. Instruktur kelas Q dari Caswells Coffee, Resianri Triane yang akan membahas tema tersebut “Mengungkap Karakter dan Keunikan Kopi Indonesia”.
Pembicara kedua adalah seorang petani kopi di Sumatera Utara yaitu Leo Purba yang berbicara tentang “Eksplorasi Proses Semi Pencucian dan Tantangan Petani dalam Menghadapi Pasar Global”. Pembicara ke-3 adalah mantan Ketua Umum Persatuan Kopi Spesial Indonesia Tuti Mochtar yang mengusung tema “Woman in Coffee”.
Ekspor kopi meningkat sebesar 15,21 persen
Berdasarkan data yang dilansir UN Comtrade, pada tahun 2014 Amerika mengimpor kopi dari dunia sebesar US$ 5,88 miliar atau setara dengan 19,10 persen total impor dunia. Nilai tersebut meningkat 10,48 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sebanyak 81,23 persen biji kopi tidak digongseng dan tidak dihilangkan kafeinnya (HS 090111 kopi, tidak dipanggang, tidak tanpa kafein), 10,15 persen merupakan biji kopi sangrai (HS 090121 kopi, dipanggang, tidak tanpa kafein); dan 7,66 persen biji kopi tanpa kafein yang tidak digongseng (HS 090112 kopi, tidak dipanggang, tanpa kafein).
Pada tahun 2015, nilai ekspor kopi Indonesia ke dunia tercatat sebesar US$1,19 miliar atau meningkat 15,21 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Dari nilai tersebut, Amerika masih menjadi negara tujuan ekspor kopi Indonesia pertama dengan senilai US$ 281 miliar, 0,15 juta (pangsa 23,47 persen).
Disusul Jepang dengan nilai ekspor US$ 104,96 juta (pangsa 8,7 persen), Jerman dengan nilai US$ 88,4 juta (pangsa 7,4 persen), Italia dengan nilai US$ 84 juta (pangsa 7 persen). ) ), dan Malaysia dengan nilai US$ 70,8 juta (pangsa 5,9 persen).
Ekspor Indonesia ke Amerika didominasi oleh biji kopi unroasted dan decaffeinated sebesar 99,97 persen (HS 090111) kopi, tidak dipanggang, tidak tanpa kafein). Sedangkan ekspor biji kopi sangrai ke Amerika hanya sebesar 0,03 persen (HS 090121) kopi, dipanggang, bukan tanpa kafein).
Saat ini pangsa pasar kopi Indonesia di pasar Amerika sebesar 5,5 persen atau berada di urutan ke-6 di bawah Brasil, Kolombia, Vietnam, Kanada, dan Guatemala.
Menurut International Coffee Organization, pada tahun 2014 Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ke-4 di dunia dengan perkiraan produksi mencapai 622 ribu metrik ton per tahun. Indonesia juga dikenal memiliki varietas kopi terbanyak dengan hampir 100 jenis varietas kopi Arabika yang dikenal sejak tahun 1699.
Beberapa yang terkenal antara lain Sumatra Lintong, Sumatra Solok Minang, Java Preanger, Java Ijen Raung, Java Estate, Sulawesi Toraja dan Papua Wamena – Rappler.com
BACA JUGA: