• September 25, 2024
Sederet kasus yang menyeret nama Setya Novanto

Sederet kasus yang menyeret nama Setya Novanto

Kasus terbaru yang melibatkan Setya Novanto adalah dugaan intervensi Pertamina

JAKARTA, Indonesia—Nama Ketua Dewan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Setya Novanto berkali-kali disebut dalam sejumlah kasus. Selain kasus tersebut, ada pula tindakan Setya Novanto yang dikecam publik.

Dari catatan Rappler, kasus Setya yang paling heboh adalah saat ia tampil bersama calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, pada 3 September lalu.

Kemunculan Setya Novanto di kampanye Trump menjadi petaka bagi politisi Golkar itu karena ketika Trump bertanya, “Apakah orang Indonesia menyukai saya?” Setya menjawab, ya. Kritik dari masyarakat menimpa Setya Novanto.

Setelahnya, dia menghadapi laporan ke Dewan Kehormatan Mahkamah DPR.

Kemudian Setya Novanto diundang Kerajaan Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji pada 21 September. Setya Novanto pun tak luput dari kritik publik.

Namun nampaknya tak semua warganet senang dengan kabar dua anggota parlemen tersebut menunaikan ibadah haji gratis. Tak hanya gratis, mereka juga tidak perlu antri bertahun-tahun seperti jamaah haji lainnya.

Tak berhenti sampai disitu, belakangan beberapa kasus besar dikaitkan dengan Setya Novanto, namanya kembali menjadi headline.

Bahkan, nama Setya sempat disebut-sebut dalam beberapa kasus besar sebelum menjadi Ketua DPR dan saat menjabat. Apa saja kasus yang melibatkannya?

Berikut daftarnya:

1. Kasus dugaan korupsi pengadaan E-KTP

Pada April 2014, saat itu Setya Novanto masih menjabat sebagai Bendahara Umum Partai Golkar, namanya sempat disebut-sebut oleh mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, terkait pengelolaan anggaran proyek E-KTP untuk nilai. sebesar Rp 6 triliun.

Apa peran Setya Novanto? Nazaruddin mengatakan Setya merupakan orang yang memerintahkan pendistribusian biaya proyek E-KTP.

Setya juga disebut-sebut telah menyalurkan uang biaya proyek E-KTP kepada sejumlah anggota dewan.

Setya Novanto buru-buru membantahnya. “Yah, aku tidak melakukannya. “Dalam hal itu saya tidak pernah tahu, dan tidak pernah ikut campur,” dia berkata.

2. Kasus dugaan suap PON

Pada Oktober 2014, beredar Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menetapkan Setya Novanto sebagai tersangka kasus suap PON.

Belalang tersebut dikirim melalui surat elektronik oleh seseorang yang mengaku bernama Bambang Sukoco.

Pada musim semi, penyidik ​​disebut mengusut tindak pidana korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji kepada pejabat pemerintah atau penyelenggara pemerintahan terkait proses perencanaan dan pelaksanaan penyelenggaraan PON di Riau.

Dalam sprint tersebut juga disebutkan bahwa Setya Novanto merupakan anggota DPR dan dijerat pasal 12 huruf e atau huruf b atau pasal 11 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.

Cetakan ini ditandatangani pada 15 September 2014 oleh salah satu pimpinan KPK, Bambang Widjojanto. Kebenaran Sprindik disangkal oleh Bambang.

3. Kasus lobi pembelian pesawat amfibi Jepang

Media Waktu Jepang kata Setya Novanto kepada Perdana Menteri Shinzo Abe bahwa Indonesia sedang mempertimbangkan untuk membeli pesawat amfibi dari Jepang.

Menurut Japan Times, Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan Setya Novanto bertemu dengan Abe di Tokyo dan menyatakan minatnya.

Pernyataan Sekretaris Kabinet Jepang ini membuat marah Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. “Saya wakil presiden bidang pertahanan. Kami juga TNI yang menyiapkan uang dan pemesanan. “Jadi Kementerian Pertahanan punya uang, yang lain tahu sendiri,” kata Ryamizard.

4. Kasus dugaan pembagian saham di Freeport

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said melaporkan ke Pengadilan Kehormatan DPR soal dugaan penggunaan nama presiden dan wakil presiden dalam perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia (PTFI) yang dilakukan oknum anggota DPR.

Sudirman mengatakan, anggota DPR berinisial SN itu bersama seorang pengusaha beberapa kali menelepon dan menemui pimpinan PT Freeport Indonesia. Senin tanggal 8 Juni merupakan pertemuan ketiga.

Tepat pukul 14.00-16.00 WIB di sebuah hotel di kawasan SCBD, Jakarta Pusat, anggota DPR itu menjanjikan jalan keluar atas kelanjutan kontrak PT FI dan meminta PT FI memberikan saham kepada Jokowi dan Kalla.

Anggota DPR ini menjanjikan solusi kepada pihak-pihak yang berunding dengan RI, sembari meminta saham perusahaan dan saham proyek pembangkit listrik.

Baru-baru ini nama anggota DPR yang disebut-sebut adalah Setya Novanto.

5. Kasus BBM Pertamina

Dalam 24 jam terakhir, Setya Novanto kembali tersangkut kasus baru yakni dugaan campur tangan Pertamina. Salinan surat Setya Novanto kepada Dirut PT Pertamina kini beredar di kalangan jurnalis.

Kop surat DPR ditujukan kepada Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto. Dalam surat tertanggal 17 Oktober 2015, Setya Novanto meminta PT Pertamina membayar biaya penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) di PT Orbit Terminal Merak (OTM) tempat PT Pertamina selama ini menyimpan bahan bakar bersama perusahaan.

Sesuai dengan pembahasan dan informasi sebelumnya dari Bpk. Hanung Budya, Direktur Pemasaran dan Niaga, apabila berkenan kami bisa membantu mengenai addendum perjanjian pelayanan penerimaan, penyimpanan dan penyerahan bahan bakar minyak di terminal bahan bakar minyak antara PT Pertamina (Persero) dengan PT Orbit Terminal Merak yang disampaikan oleh Bapak. menerimanya beberapa minggu yang lalu,” tulis surat Setya Novanto.

Ada lima kasus besar yang mengatasnamakan Setya Novanto, namun tak ada tindakan dari Majelis Hakim DPR.

Benarkah Setya tidak terlibat dalam semua urusan itu? —Rappler.com

BACA JUGA

Result Sydney