Kalah 0-1 dari Suriah, Luis Milla menyalahkan persiapannya
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
“Kami jarang bertemu. Jadi kami kekurangan ide.”
JAKARTA, Indonesia – Timnas senior Indonesia kalah 0-1 dari Suriah U-23 dalam laga di Syadion Wibawa Mukti Cikarang, Jawa Barat, Sabtu, 18 November. Yang miris, kekalahan itu datang dari tim yang negaranya sedang kacau, Suriah.
Parahnya lagi, tim yang mengalahkan Indonesia adalah skuad U-23.
Bahkan, sudah ada delapan nama senior yang diumumkan. Namun, mereka tidak bisa menunjukkan kualitasnya. Pemain bahkan kerap tampil salah dan kurang kompak.
Alhasil, lawan bisa percaya diri dan bermain nyaman. Indonesia justru sebaliknya. Mereka bermain gugup dan banyak melempar bola.
Taktik dan strategi tidak terlihat jelas. Bahkan sering terjadi miskomunikasi sehingga as dan pergerakan pemain tidak sinkron.
Persiapan yang matang, hanya dua hari, bisa dengan mudah dijadikan alasan. Namun, dengan pelatih yang sama pada uji coba sebelumnya dan tim yang bermain di bawah asuhan Luis Milla, argumen tersebut tidak beralasan.
Babak pertama kurang maksimal, babak kedua ada perbaikan, apalagi ada pergantian pemain, kata Milla.
Bagi Milla, tim senior kurang maksimal karena jarang bertemu. Sementara Suriah U-23 sudah berlatih intensif dengan program Asian Games.
“Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, tim Suriah memiliki program Piala Asia jangka pendek. Tim mereka lebih dinamis dalam permainannya,” ujarnya.
“Tim senior kami kurang intensitas, kurang ide di babak pertama karena jarang bertemu. Nanti di Asian Games, tim senior butuh pengalamannya untuk membantu tim muda kita,” tambah Milla.
Memang kehadiran pelatih asal Spanyol itu tak mampu memberikan gaya permainan atraktif. Bahkan permainan menjadi terlalu monoton dan mudah dibaca lawan.
Game Indonesia sendiri cenderung membosankan. Meski demikian, Milla yakin permainan Indonesia bisa semakin baik seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang berkumpul. Katanya, ada manfaat dari uji coba ini. Yakni, dia bisa melihat kemampuan banyak pemain.
Minim penonton
Pertandingan yang digelar di Stadion Wibawa Mukti itu minim antusiasme. Dari kapasitas 30.000 penonton, hanya terisi 3.000 orang. Jumlah minimal tersebut cukup menunjukkan bahwa publik tidak tertarik dengan permainan timnas asuhan Luis Milla.
Salah satu suporter, Baihaqi yang berasal dari Cikarang menyayangkan pembelian tiket tersebut. Pasalnya, ekspektasi permainan bagus karena ada pemain senior di tim tidak terwujud.
“Saya datang bersama pacar saya, saya mengorbankan waktu saya untuk ini, saya tidak membeli tiket, jadi saya menonton pertandingannya, kenapa membosankan,” ujarnya.
Harapannya untuk merasakan suasana nonton bareng ribuan suporter lain yang memadati Stadion Wibawa Mukti tidak tercapai.
“Semoga pelatih Luis Milla bisa menampilkan permainan menarik. Jika Anda bermain bagus, meski kalah, masih ada orang yang menonton. Ini permainannya TIDAK Dengan baik. Kalah lagi, stadion jadi sepi,” kata Roni Syahroni, salah satu suporter Karawang.—Rappler.com