Berita hari ini : Kamis 14 September 2017
- keren989
- 0
Halo pembaca Rappler!
Pantau terus halaman ini untuk mengetahui update berita terkini yang dihimpun redaksi Rappler Indonesia pada Kamis, 14 September 2017.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan membenarkan tidak ada perubahan peruntukan Laut Cina Selatan menjadi Laut Natuna Utara. Meski demikian, dia tak menampik jika Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman sempat membahas wacana tersebut.
“Saya belum pernah mengambil keputusan resmi soal nama pulau itu. Memang ada pembicaraan (perubahan) nama, kata Luhut di gedung BPPT.
Padahal, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman telah meluncurkan peta baru NKRI pada 14 Juli lalu. Pengumuman perubahan nama laut tersebut disampaikan Deputi Bidang Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Arif Havas Oegroseno. Dia mengatakan, alasan penggantian nama laut itu semata-mata untuk menyamakan data.
Sejak tahun 1970-an, eksplorasi migas di sana disebut sebagai ‘North Natuna’, ‘Northeastern Natuna’. Dia mengaku sudah memeriksa lokasi tersebut. Sayangnya, nama wilayah laut di sana sebenarnya masih dikenal dengan nama Laut Cina Selatan.
“Ini membingungkan,” kata Havas saat itu.
Posisi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pun berubah setelah China dikabarkan melayangkan nota protes atas perubahan nama laut tersebut. Padahal, sebelumnya mereka menyebut penggantian nama laut di kawasan ini tidak ada artinya karena masyarakat tetap lebih mengetahuinya dibandingkan Laut China Selatan.
Tetani, rupanya sikap itu sudah berubah. Kini Luhut tiba-tiba mempertanyakan apakah keputusan tersebut sesuai dengan persetujuannya.
“Yang mengeluarkan (surat keterangan ganti nama) itu tidak ada tanda tangan saya ya? “Ya, aku belum pernah mengatakan itu,” katanya.
Dia menilai perlu proses panjang untuk mengeluarkan keputusan tersebut.
“Itu pernah ada di sini bertukar pikiran tentang itu ya, tapi TIDAK ada resmi (pernyataan) tentang hal itu,” ujarnya. Baca selengkapnya Di Sini.
Hingga saat ini, tujuh SD negeri korban pembakaran yang diduga dilakukan anggota DPRD belum dibangun kembali. Meski disebut tidak menggunakan dana APBD, pembangunan sekolah yang terbakar tersebut nyatanya masih menggunakan dana Pemerintah Kota (Pemkot) Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Pemkot mengalokasikan dana sebesar Rp7 miliar.
Memang benar Pemkot mengajukan anggaran pembangunan fisik tujuh sekolah yang terbakar itu sebesar Rp7 miliar dan masuk dalam APBD murni 2018, kata Ketua DPRD Palangkaraya, Sigit K. Yulianto.
Proses pembangunan kembali sekolah yang terbakar tersebut akan dilakukan pada tahun ini. Sebab, menyangkut keberlangsungan proses belajar dan mengajar siswa.
Istilahnya mitra kerja dulu, baru bayar tahun 2018, ujarnya.
Sigit menjelaskan, rekonstruksi baru dilakukan setelah penyidikan dinyatakan ditutup oleh polisi. Baca selengkapnya Di Sini.
Surat permintaan penundaan pemeriksaan Ketua DPR Setya Novanto rupanya ditandatangani Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Kepastian ini didapat dari Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah.
Surat itu bahkan sudah diserahkan pejabat DPR ke gedung KPK pada Selasa lalu. Surat itu, kata Febri, dibuat sebagai bentuk pengaduan masyarakat.
Surat itu ditandatangani Wakil Ketua DPR Fadli Zon, kata Febri di Gedung KPK, Jakarta.
Dia menjelaskan, dalam surat tersebut disebutkan Pimpinan DPR menerima surat dari Setya Novanto pada 7 September. Surat tersebut berisi tentang pemberitahuan proses hukum praperadilan dan pemeriksaan Setya oleh lembaga antirasuah.
Dalam surat tersebut, Setya meminta pimpinan DPR mengirimkan surat pemberitahuan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi mengenai langkah praperadilan. Setya berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bisa menunda penyidikan terhadap dirinya hingga hasil sidang praperadilan selesai.
Namun tanda tangan Fadli justru menjadi bumerang baginya karena berarti politikus Partai Gerindra itu justru mendukung ujian Setya ditunda. Lalu beredar isu bahwa Fadli akan diinterogasi Dewan Kehormatan (MKD).
Anggota MKD Sarifuddin Sudding mengatakan Fadli bisa dimintai keterangan karena masyarakat menilai surat itu merupakan upaya DPR menggagalkan penyidikan KPK terhadap Setya. Baca selengkapnya Di Sini.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengakui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberikan teguran agar seluruh kebutuhan atlet ASEAN Para Games terpenuhi. Jokowi meminta agar kasus yang menimpa atlet SEA Games tidak terulang lagi saat ASEAN Para Games.
Kompetisi olahraga ASEAN yang diperuntukkan bagi atlet penyandang disabilitas akan digelar di Kuala Lumpur mulai pekan depan. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta Imam memberikan bonus yang besarannya harus sama dengan atlet SEA Games 2017.
“Jadi, bagi peraih medali emas SEA Games dan ASEAN Para Games, selain uang, juga bisa menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dengan syarat yang sesuai seperti usia tidak lebih dari 35 tahun dan pendidikan minimal SMA,” kata Imam dan Presiden. keinginan yang disampaikan Jokowi.
Pada ajang ASEAN Para Games kali ini, Imam menaruh harapan besar kepada para atlet timnas, yakni meraih juara umum atau setidaknya lebih baik dari penampilan sebelumnya di SEA Games Singapura. Saat itu, Indonesia menempati posisi kedua dalam perolehan poin medali.
Indonesia sendiri mengirimkan 196 atlet, 53 pelatih, dan 19 pendamping ke ASEAN Para Games ke-9 Kuala Lumpur. Perhelatan olahraga tersebut dimulai pada 17-23 September. Baca selengkapnya Di Sini.
Sebanyak empat pesawat Hercules C-130 TNI Angkatan Udara yang membawa 33 ton bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh singgah di landasan udara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, kemarin. Sebelumnya, keempat pesawat tersebut dilepas langsung oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo sekitar pukul 09.30 WIB.
Kedatangan pesawat pertama tiba sekitar pukul 13.35 WIB. Pesawat bernomor badan A-1316 itu mendarat di ujung landasan dan kemudian satu per satu awaknya turun. Kemudian menyusul tiga pesawat Hercules lainnya.
Mereka sengaja melewati Banda Aceh untuk mengisi bahan bakar pesawat. Komandan Satgas Misi Sipil TNI AU Marsma Nanang Santoso mengatakan, mereka melanjutkan perjalanan kembali ke Bangladesh pada pukul 06.00 WIB.
“Pukul 06.00 WIB waktu setempat 2 pesawat start mesin “Ke Bandara Chittagong, Bangladesh, dilanjutkan dengan dua pesawat pada sortie berikutnya,” kata Nanang.
Dua penerbangan Hercules berikutnya akan berjarak 2,5 jam, mengingat terbatasnya kapasitas parkir di Bandara Chittagong. Sementara itu, Direktur Tanggap Bencana BNPB Junjungan Tambunan menambahkan, bantuan kemanusiaan dari Indonesia akan diserahkan kepada Duta Besar Indonesia untuk Bangladesh Rina Soemarno dan akan dilanjutkan ke pemerintah Bangladesh.
“Pemerintah Bangladesh akan segera memposisikannya agar bisa diterima oleh saudara-saudara kita yang mengungsi saat itu,” ujarnya. Baca selengkapnya Di Sini.
– Rappler.com