Dua orang tewas akibat gempa di Selandia Baru
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Sejauh ini belum ada WNI yang menjadi korban gempa berkekuatan 7,8 SR tersebut
JAKARTA, Indonesia (DIPERBARUI) — Sebanyak dua orang tewas usai Selandia Baru diguncang gempa berkekuatan 7,8 skala Richter pada Senin 14 November waktu setempat (atau Minggu 13 November waktu Indonesia). Getaran gempa yang dirasakan termasuk yang terkuat yang tercatat terjadi di negara yang terletak di Samudra Pasifik Selatan itu.
Informasi mulai bermunculan sedikit demi sedikit pada dini hari. Sebelumnya, informasi sulit didapat karena terputusnya saluran komunikasi dan terisolasinya wilayah pedesaan akibat longsor.
John Key, Perdana Menteri Selandia Baru, membenarkan adanya dua korban berjatuhan akibat gempa tersebut. Ia belum berani memastikan angka tersebut merupakan angka final karena masih ada kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah.
Polisi berupaya menjangkau salah satu lokasi korban, yakni 150 kilometer sebelah utara Christchurch. Sementara itu, satu orang lagi tewas dalam runtuhnya wisma bersejarah di Kaikoura.
“Pada tahap ini, kami belum bisa memberikan informasi rinci mengenai penyebab kematian,” kata Key, yang mengatakan masalah komunikasi membuat sulit untuk memberikan penilaian yang lebih akurat.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, Key memerintahkan pihak berwenang mengerahkan helikopter militer untuk memeriksa tingkat kerusakan.
“Setelah kami mendapatkan penilaian yang lebih baik mengenai tingkat kerusakan, kami dapat menentukan langkah selanjutnya,” kata Key.
Belum ada korban warga Indonesia
Sementara itu, Koordinator Pelaksana Bidang Sosial Budaya dan Pendidikan KBRI Wellington Wanton Saragih mengatakan, sejauh ini belum ada WNI yang menjadi korban gempa tersebut. KBRI memperoleh informasi dari pimpinan ormas Indonesia dan menyatakan hingga saat ini belum ada korban warga negara Indonesia.
Namun kami tetap memantau dan menghubungi WNI di berbagai wilayah di Selandia Baru, khususnya yang berada di episentrum gempa, kata Wanton kepada Rappler melalui pesan singkat, Senin, 14 November.
Ia mengatakan, hingga saat ini terdapat sekitar 5.500 WNI yang tersebar di seluruh wilayah Selandia Baru.
“Tentu kami tidak menghubungi semua orang, tapi melalui organisasi masyarakat ini kami mendapatkan informasi,” ujarnya lagi.
Menurut Wanton, hingga saat ini wilayah di Wellington sendiri belum terlalu parah terkena dampak gempa. Ada bangunan yang rusak, namun tidak terlalu parah. Hal itu, kata Wanton, karena bangunan di Selandia Baru tahan gempa.
“Gempa susulan masih terjadi. Termasuk saat kita berbicara lewat telepon, kata diplomat yang bertugas di sana selama dua tahun itu dan tiba-tiba merasakan getaran gempa.
Lokasi kantor di pusat distrik Wellington sepi karena para pekerja kantoran sedang berlibur. Begitu pula dengan sekolah. Menurut Wanton, belum diketahui sampai kapan sekolah dan perkantoran akan diliburkan.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, peringatan tsunami yang berlaku sebelumnya diturunkan. Menurut Kementerian Pertahanan Sipil, gelombang tsunami pertama mencapai ketinggian sekitar 2 meter. 4 jam kemudian, peringatan tersebut diturunkan, meski risiko gelombang tsunami masih ada.
Bagi WNI di Indonesia yang ingin mengetahui kondisi keluarganya di Selandia Baru dapat menghubungi pejabat KBRI Wellington. Lina Diliane pada nomor kontak +642 187 4505. – dengan laporan Santi Dewi, AFP/Rappler.com