Untuk mendobrak tabu, intip museum penis di Islandia
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Rumah bagi koleksi penis terbesar di seluruh dunia. Nilainya bukan pada erotika, tapi pada pendidikan.
JAKARTA, Indonesia – Setidaknya ukuran penis tidak menjadi masalah bagi Museum Lingga Islandia. Terletak di Reykjavik, Islandia, tempat ini merupakan rumah bagi koleksi penis terbesar di dunia, yang berasal dari ratusan spesimen hewan.
Di pintu masuk, pengunjung akan disambut oleh lingga ikan paus sperma yang memiliki tinggi 1,7 meter dan berat 75 kilogram. “Saya datang untuk melihat apakah itu benar, dan ternyata memang ada museum penis di Reykjavik,” kata pengunjung asal Amerika Serikat, Jerry Anderson. Badan Media Prancissambil tersenyum menatap penis terbesar di museum.
Di ruangan yang terang itu, berbagai penis dan bagian-bagian dari segala bentuk dan ukuran dipajang. Asal usulnya bisa berkisar dari paus, beruang, anjing laut, hingga kucing dan tikus.
Artefak berbentuk penis juga mendapat tempat di museum, seperti patung totem, telepon, dan nampan. “Siapa yang tidak mau datang ke museum penis?” tawa Kim, turis berusia 62 tahun asal Kanada, tertawa terbahak-bahak.
Ide ini tampak lucu baginya, dan dia datang bersama teman-temannya untuk melihat tabung kosong berisi penis “peri” yang terlihat.
Mulai dari sebuah lelucon
Museum ini tak pernah sepi pengunjung ketika melihat 286 spesimen biologi yang dipamerkan. “Ini tempat yang bagus untuk bercanda dan bersenang-senang. Anda bisa mendapat pelajaran, sekaligus bersenang-senang,” kata manajer museum Hjortur Sigurdsson.
Pria berusia 52 tahun ini sebelumnya bekerja sebagai manajer logistik dan museum tersebut merupakan gagasan ayahnya, Sigurdur Hjartarson. Hjartarson, seorang sejarawan dan guru selama 37 tahun, membuka museum pada tahun 1997, hanya dengan 62 spesimen.
“Awalnya hanya lelucon. Ayah saya suka mengoleksi, melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain. Dia selalu berkata ‘seseorang harus melakukannya’,” kata Sigurdsson.
Pertama-tama, koleksi ini hanyalah penis binatang. Namun, bertahun-tahun kemudian, ayah Sigurdsson menerima penis manusia dari seorang pria Islandia berusia 96 tahun.
Saat itu, lelaki tua ini mengaku takut kejantanannya menyusut seiring bertambahnya usia.
Bagi Sigurdsson, nilai museum ini bukan terletak pada erotika, melainkan pada pendidikan. Pengunjung favoritnya adalah anak-anak sekolah. “Banyak yang datang pada jam sekolah, dan mereka senang,” ujarnya.
Anak-anak ini membandingkan warna, ukuran dan bentuk penis tikus kecil hingga ikan paus. Mereka pun tak sungkan bertanya soal bentuk dan ukurannya.
“Mereka tidak takut untuk bertanya,” katanya.
Minat terhadap museum ini semakin meningkat, dan pada tahun 2011 sudah dikunjungi 12 ribu pengunjung. 60 persen pengunjungnya adalah perempuan.
Selain itu, museum ini juga menjual pasta berbentuk penis dan kondom hasil rancangan desainer ternama.—Rappler.com