• November 23, 2024
Kementerian Dalam Negeri yang dinilai mengancam akan membahas isu LGBT dan Gafatar

Kementerian Dalam Negeri yang dinilai mengancam akan membahas isu LGBT dan Gafatar

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Diskusi ini tidak mengundang komunitas Gafatar maupun LGBTIQ.

JAKARTA, Indonesia—Kementerian Dalam Negeri selenggarakan Forum Diskusi Nyata (FDA) bertema ‘Menghadapi Ancaman Keutuhan NKRI, Mencari Akar Masalah dan Langkahnya (Gafatar dan LGBT)’ bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Senin, 29 Februari.

Dalam dokumen yang diperoleh Rappler, acara tersebut akan dihadiri oleh pemerintah, pemerintah daerah, tokoh agama, dan organisasi masyarakat. Acara tersebut akan digelar di Gedung MUI Jalan Proklik, Menteng, Jakarta Pusat, mulai pukul 08:00-13:30 sore.

Saat dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Dodi Riyatmadji, Kementerian Dalam Negeri belum bisa berkomentar lebih jauh. “Saya belum tahu, silakan tanya ke Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum,” ujarnya kepada Rappler, Sabtu 27 Februari.

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Budi Prasetyo belum dihubungi Rappler hingga berita ini diturunkan.

Rappler pun bertanya kepada Ketua MUI Ma’ruf Amien soal acara tersebut. Ma’ruf membenarkan peristiwa tersebut terjadi. “Kami memang ada konsolidasi terkait peluang ini,” ujarnya. Namun dia juga enggan berkomentar lebih jauh. “Tanyakan pada Sekjen konsolidasi,” ujarnya.

Sedangkan Harunti merupakan salah satu staf Kementerian Dalam Negeri kontak person Acara tersebut menegaskan bahwa forum tersebut akan diadakan pada hari Senin.

Menurut Harunti, acara FDA pada Senin ini merupakan yang pertama. “Kedepannya kami ingin mengadakan acara rutin yang bertemakan isu terkini,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan, selain MUI, pembahasan juga akan dihadiri seluruh majelis agama, Kementerian Agama, Kejaksaan Agung, Kementerian Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Lantas apakah pemerintah akan mengundang kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender, Intersex, Queer (LGBTIQ)? “Belum,” kata Harunti.

Apa tanggapan kelompok LGBT? Aktivis LGBT sekaligus pendiri GaYa Nusantara Dede Oetomo mengundang pemerintah untuk menggelar acara diskusi tersebut.

“Ya, diskusinya bagus, tapi tidak demokratis,” katanya sambil mengkritik tidak diundangnya komunitas LGBTIQ dalam diskusi tersebut.

Dede juga mengkritisi pemerintah yang mengundang semua pertemuan keagamaan namun tidak memastikan kehadiran Komnas HAM.

“Karena tidak semua WNI beragama,” ujarnya.

Dede menambahkan, urusan agama tidak bisa dicampuradukkan dengan urusan negara, seperti yang diungkapkan mantan Presiden RI Abdurrahman “Gus Dur” Wahid. —Rappler.com

BACA JUGA

Hongkong Prize