• October 1, 2024
Komisi III memuji Ketua KPK Basaria Panjaitan

Komisi III memuji Ketua KPK Basaria Panjaitan

Capim Robby Arya Brata hanya diwawancarai selama 5 menit.

JAKARTA, Indonesia—Hari kedua uji kelayakan dan kepatutan calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa, 15 Desember, calon Komisi III (UU) DPR Surya Tjandra, Robby Arya Brata, dan Basaria Panjaitan. Pertanyaan yang diajukan ketiganya bervariasi.

Pada hari kedua, pertanyaan komisi lebih variatif terhadap Surya Tjandra. Sementara itu, KPU di Basaria mengapresiasi polisi wanita pertama yang berpangkat Brigadir Jenderal tersebut.

Kepada Surya Tjandra, Anggota Komisi II mempertanyakan pemahaman anatomi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan pengambilan keputusan penetapan tersangka perguruan tinggi kolektif.

Taufiqul Hadi, misalnya, dari Fraksi NasDem menanyakan fokus jika Surya menjadi pimpinan KPK, apakah pada pencegahan atau penindakan.

Taufiqul mencontohkan dua negara yang memilih pendekatan berbeda dalam pemberantasan korupsi. “Tiongkok melakukan pendekatan penindasan, sedangkan Korea Selatan menggunakan pendekatan pencegahan. Namun Korea Selatan berhasil menurunkan angka korupsi, ujarnya.

Junimart Girsang dari PDIP pun menanyakan sejauh mana pengetahuan Surya soal anatomi di KPK. Junimart pun secara spesifik bertanya kepada Surya, jika menjadi pemimpin, apakah ia akan menindak penyidik ​​yang sombong?

Di akhir pertanyaan, Junimart menanyakan penguasaan teknis penyidikan Surya, mengingat sebelumnya ia berprofesi sebagai pengacara dan bukan aparat penegak hukum.

Soal penguasaan penyidikan ini juga dilontarkan Wenny Warouw dari Fraksi Gerindra. “Pimpinan KPK harus paham teknis penyidikan, kalau tidak paham akan ditindak oknum penyidik. Jika Anda terpilih, apa yang akan Anda lakukan?” dia berkata.

//

Fit & Proper Capim KPK Surya Tjandra (Part II) LEBIH LIVE BLOG Fit & Proper Capim KPK http://www.rappler.com/indonesia/115908-fit-proper-test-capim-kpk Part I silahkan klik link ini https : //www.facebook.com/febrifirda/videos/10207146943459663/?theater

Diposting oleh Febriana Firdaus pada Selasa, 15 Desember 2015

Anggota Komisi Hukum Asrul Sani dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan mempertanyakan etika pimpinan KPK yang mengumumkan calon tersangka dua pekan sebelumnya.

Kasus ini, kata Asrul, menimpa Ketua Umum Partai PPP Suryadharma Ali. Saat itu, salah satu pemimpin mengisyaratkan ada pejabat publik yang akan menjadi tersangka korupsi. Lalu dua pekan berselang, KPK menetapkan Suryadharma sebagai tersangka dugaan korupsi haji.

“Akan ada pejabat di negara bagian ini yang menjadi tersangka. Kata ‘ingin’ itu benar kalimat masa depanbolehkah pimpinan KPK angkat bicara? kalimat masa depan dari Saat ini?” dia berkata.

Pertanyaan lain dari Abue Bakar Alhabsyi PKS. Politisi ini mempertanyakan isi tulisan Surya yang menyatakan akan menyerahkan kepada Presiden. “Artinya Anda akan menjadi tangan kanan presiden di KPK?” dia berkata.

Kemudian Aboe Bakar menyebut Surya merupakan tim sukses Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014. Surya juga diketahui dekat dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Latar belakang tersebut, menurut Aboe Bakar, memberi peluang bagi Surya untuk ‘tunduk’ kepada presiden, dan nantinya berdampak pada independensinya sebagai pimpinan KPK.

Setelah giliran Surya, Komisi III menghadirkan Robby Arya Brata, Ketua KPK. Seleksi Robby hanya berlangsung pada pukul 07:29 hingga 07:34 atau hanya 5 menit.

“Terima kasih calon, saya rasa sudah cukup,” kata sang pemimpin. Pasalnya, Robby sebelumnya telah menjalani uji kelayakan dan kepatutan bersama Busyro Muqoddas. Keduanya diuji sebelum panitia seleksi KPK memilih delapan calon lainnya.

//

Sedangkan pertanyaan untuk Basaria Panjaitan lebih banyak mendapat pujian dari Komisi III. “Saya merasa layak menjadi pimpinan KPK. “Masuk itu urusan Ketua,” kata Aboe Bakar.

Pertanyaan lain juga mengapresiasi makalah yang ditulis Basaria. Salah satunya Erma Suryani Ranik dari Partai Demokrat yang memuji keberanian Basaria dengan menyebut hukuman mati bagi koruptor dalam makalahnya.

“Dari semua orang yang saya wawancarai, hanya ibunya yang mengungkapkan bahwa dia setuju dengan hukuman mati,” ujarnya. Ranik kemudian meminta Basaria menjelaskan tingkat korupsi apa yang harus dihukum dengan hukuman mati.

Anggota Komisi lainnya hanya meminta penjelasan lebih lanjut. Junimart Girsang misalnya mempertanyakan mengapa kejaksaan dan kepolisian tidak efektif dan mengapa KPK dibutuhkan.

Nasir Djamil dari Fraksi PKS pun hanya meminta penjelasan dan contoh konkrit konsep tersebut mekanisme pemicu yang tertulis di makalah Basaria.

Hanya dua pertanyaan terkait masalah dan integritas yang diajukan kepada Basaria. Integritas terkait dengan laporan kekayaan PNS kepemilikan rumah di Tangerang dan Banten.

Datanya kurang detail. Jawaban Basaria adalah: “Nanti selesai,” ujarnya.

Pidato terakhir disampaikan oleh ketua sidang, Benny K Harman. Benny mengatakan Basaria bisa menjadi satu-satunya pimpinan KPK perempuan. —Rappler.com

BACA JUGA

Sidney prize