397 orang melaporkan dugaan pelaku teroris terhadap Novel Baswedan
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Polri tak memperlihatkan dua sketsa terbaru itu kepada Novel
JAKARTA, Indonesia – Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Idham Azis pada Jumat, 24 November merilis dua sketsa terduga pelaku serangan teroris terhadap Novel Baswedan. Sayangnya, polisi mengaku belum bisa mengungkap identitas kedua pria penyerang penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut.
Polisi hanya mengimbau masyarakat untuk berbagi informasi melalui nomor hotline 0813 988 44474 jika Anda mengenali dua pria di sketsa itu. Jadi, apakah ada yang melaporkan hal ini? Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Argo Yuwono mengatakan, mereka menerima 397 laporan. Sayangnya, menurut polisi, belum ada informasi signifikan mengenai pelaku teror tersebut.
“Di luar itu, keberadaan sketsa itu tidak ada yang signifikan,” kata Argo saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Senin, 27 November.
Hal ini sangat disayangkan, pasalnya polisi baru bertugas sekitar 8 bulan sebelum akhirnya merilis kedua sketsa tersebut. Belum lagi, Idham menyebut ada 167 penyidik yang khusus menangani kasus ini. Namun, tidak ada kemajuan berarti.
Lantas, apakah Roman juga diberi informasi mengenai dua sketsa wajah terduga pelaku teror terhadap dirinya? Argo mengaku polisi tidak memperlihatkan kedua sketsa tersebut. Namun mereka yakin Novel sudah mengetahuinya dari media.
“Romansa ada di Singapura. Kami belum ada di sana. “Tapi, pasti sudah baca (informasinya) di sana,” ucapnya lagi.
Sementara itu, aktivis HAM Haris Azhar yang dihubungi Rappler mengaku kecewa dengan tindakan polisi. Baginya, banyaknya penyidik polisi yang dikirim untuk mengusut kasus Novel bukanlah sebuah terobosan. Ia yakin Polri hanya akan maju jika berani mengungkap siapa saja petinggi di lembaganya yang menghambat proses pengungkapan pelaku teror terhadap Novel.
Haris mengaku semakin kecewa dengan pimpinan KPK karena pada akhirnya menganggap Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) tidak diperlukan. Lembaga antirasuah masih mempercayakan polisi untuk mencari dalang aksi teroris terhadap Novel. – Rappler.com
BACA JUGA: