Mantan Menteri Pertanian membantah adanya manipulasi harga beras yang dilakukan polisi
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia – Komisaris Utama PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA) Anton Apriantono membantah tuduhan polisi mengenai manipulasi harga beras yang dilakukan anak perusahaannya PT Indo Beras Unggul (IBU). “Ini adalah fitnah yang besar.” kata Anton pada Sabtu, 22 Juli 2017 saat dihubungi Rappler.
Menurut Anton yang juga mantan Menteri Pertanian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini, varietas IR 64 merupakan varietas lama yang digantikan dengan varietas baru yakni Ciherang.
“Kemudian diganti lagi dengan Inpari. Jadi di lapangan IR 64 sudah tidak banyak lagi. Selain itu tidak ada yang namanya beras IR 64 bersubsidi, yang ada adalah beras Raskin, subsidinya bukan pada berasnya tetapi pada pembeliannya. “Beras raskin tidak dijual bebas, hanya kepada konsumen miskin,” kata Anton.
Polisi menggerebek gudang beras IBU di kawasan Kota Bekasi, Jawa Barat pada Kamis malam, 20 Juli 2017. Penggerebekan dilakukan Tim Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri yang dipimpin langsung Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Syarkawi Rauf, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Ketua Satgas Pangan, Irjen Polisi Setyo Wasisto, dan Sekjen Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih turut hadir.
Amran Sulaiman mengatakan, satgas pangan berhasil menyita 1.162 ton beras yang disimpan di gudang PT IBU. Beras yang disita seluruhnya merupakan beras jenis IR 64, sebagian di antaranya dikemas ulang dengan kemasan beras premium sehingga bisa dijual hingga tiga kali lipat harga beras jenis IR 64.
“Beras yang kami temukan jenis IR 64 yang disubsidi pemerintah dengan harga Rp 6.000 per kilogram hingga Rp 7.000 per kilogram. Rencananya akan dibuat dari beras premium dengan harga jual tiga kali lipat lebih mahal yakni Rp 20.400 per kilogram atau selisih Rp 14 ribu, kata Amran usai penggerebekan.
Amran juga mengatakan, penggerebekan gudang IBU merupakan kasus terbesar yang diungkap Satgas Pangan. Kerugian pemerintah diperkirakan lebih dari Rp 15 triliun.
Anton pun membantah tudingan polisi soal pelanggaran nilai gizi beras. Menurutnya, dalam dunia perdagangan beras dikenal dengan beras medium dan beras premium. Standar Nasional Indonesia (SNI) kualitas beras juga ada. “Yang diproduksi TPS sudah sesuai SNI untuk kualitas terbaik,” kata Anton.
Anton yang merupakan Menteri Pertanian kader Partai Keadilan Sejahtera terhindar dari tudingan merugikan negara. “Di mana kamu terluka? Apalagi ratusan triliun lebih. Baiklah semuanya Omzet beras TPS saja hanya Rp4 triliun per tahun, kata Anton melalui pesan singkat.
Polisi berdalih PT IBU berbohong kepada masyarakat dengan nilai gizi beras tidak sesuai dengan angka yang tertera pada kemasan. Beras yang diproduksi PT IBU menggunakan merek Maknyuss dan Cap Ayam Jago.
Menurut Kabareskrim Polri Komjen Ari Dono Sukmanto, pelanggaran dilakukan saat kandungan protein yang tertera pada nasi kemasan Cap Ayam Jago adalah 14%, namun berdasarkan uji laboratorium diketahui 7, 73% adalah. .
Polisi juga menargetkan kadar karbohidrat yang berbeda-beda, pada kemasan tertera 27%, sedangkan hasil uji laboratorium 81,45%. Kandungan lemaknya tercatat 6%, sedangkan hasil uji lab hanya 0,38%.
Anton mengatakan, yang dimaksud dengan kandungan gizi adalah kandungan gizi yang dapat diukur pada produk yang bersangkutan. Pengukuran kandungan nutrisi dilakukan melalui uji laboratorium independen dan terakreditasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah berapa persentase kandungan gizi pada produk yang memenuhi standar kebutuhan gizi mengacu pada Keputusan Kepala Badan POM Republik Indonesia No. HK.00.05.52.6291 tentang Acuan untuk Label Nutrisi Produk Makanan.
“Ayam Merah yang dijadikan bukti mengandung 74 gram karbohidrat per 100 gram beras, berdasarkan hasil analisa laboratorium terakreditasi. Kandungan karbohidrat (gizi) 74 gram memenuhi 25% Angka Kecukupan Gizi (NDA) 300 gram karbohidrat berdasarkan acuan label gizi BPOM RI, kata Anton.
Terkait merek Maknyuss yang juga dijadikan barang bukti oleh polisi, Anton mengatakan beras merek tersebut mengandung 81 gram karbohidrat per 100 gram beras, berdasarkan hasil analisis laboratorium terakreditasi. “Dengan begitu, sama sekali tidak ada penipuan terhadap konsumen, dimana seluruh kandungan nutrisinya sesuai dengan hasil uji laboratorium yang terakreditasi,” kata Anton.
Merek Maknyuss dan Cap Ayam Jago berhasil meraih Superbrands Award 2017. Penghargaan tersebut diserahkan pada 6 Juni 2017 di Ritz Carlton Pacific Place.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa bereaksi terhadap penggerebekan gudang beras yang dilakukan Satgas Pangan terhadap gudang milik PT IBU di Bekasi yang diduga menggunakan beras subsidi sebagai pengganti beras untuk masyarakat mampu (rastra) campuran.
Saya tanya ke direksi Bulog, itu bukan rastra, kata Khofifah saat ditanya mediaMinggu 23 Juli 2017.
Beras Sejahtera adalah beras yang disubsidi pemerintah untuk masyarakat miskin. Penerima rastra mendapat beras kualitas premium sebanyak 15 kilogram setiap bulan dan hanya membayar Rp 1.600 per kilogram.
Dalam klarifikasi melalui surat yang dikirimkan ke Bursa Efek Indonesia pada 21 Juli 2017, PT Tiga Pilar Sejahtera Food selaku induk PT IBU mengklarifikasi bahwa beras tersebut bukanlah beras yang diperuntukkan bagi program Rastra atau harga bantuan bencana bukan.
Surat yang ditandatangani Direktur PT TPS Food Tbk Jo Tjong Seng itu menyatakan PT IBU membeli gabah dari petani dan beras dari mitra penggilingan lokal serta tidak membeli atau menggunakan beras bersubsidi. –Rappler.com