5 hal tentang Leo Kristi yang perlu kamu ketahui
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Ternyata, Leo Kristi juga punya bakat menggambar
JAKARTA, Indonesia — Dunia musik Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Leo Imam Sukarno atau lebih dikenal dengan Leo Kristi menghembuskan nafas terakhir pagi ini sekitar pukul 00.59 WIB di Rumah Sakit Immanuel Bandung.
Untuk mengenang perjalanan karirnya di belantika musik Tanah Air, berikut lima hal yang patut Anda ketahui tentang Leo Kristi.
Sosok berbakat
Leo Kristi lahir di Surabaya, 8 Agustus 1949. Bakat musik Leo sudah terlihat sejak dini. Setiap pagi saat fajar, Leo kecil mendengarkan setiap irama musik yang dimainkan ayahnya. Bakat bermusiknya kemudian ia salurkan melalui kegiatan menyanyi di gereja semasa duduk di bangku sekolah dasar.
Saat duduk di bangku SMP, Leo mendapat hadiah gitar dari ayahnya. Saat SMP, ia semakin terjun di dunia musik dengan mengikuti kursus musik Tony Kerdijk. Untuk menyanyi, ia belajar pada Nuri Hidayat dan John Garang.
Leo juga mengambil pelajaran gitar dari Poei Sing Gwan dan Tan Ek Tjoan. Saat masih duduk di bangku SMA, ia bersama teman-temannya membentuk band yang membawakan lagu-lagu The Beatles.
Berbakat menggambar
Fakta yang belum banyak diketahui orang, meski ia seorang musisi, ternyata Leo Kristi juga berbakat dalam menggambar. Bakatnya dalam menggambar inilah yang mendorongnya mengambil jurusan arsitektur setelah lulus SMA.
Ya, Leo mengambil kursus arsitektur di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Namun kecintaannya terhadap musik lebih besar dibandingkan menggambar sehingga ia kemudian keluar dari universitas.
Keluar dari universitas bisa dikatakan menjadi pilihan yang tepat karena Leo bisa lebih fokus pada karir musiknya. Bersama Gombloh dan Franky Sahilatua ia tergabung dalam grup Lemon Trees yang mereka dirikan bersama pada tahun 1969.
Bentuk Konser Rakyat Leo Kristi (KRLK)
Setelah terlibat dalam pembentukannya, Leo akhirnya memutuskan keluar dari Lemon Trees. Setelah itu ia memilih tampil di konser publik. Di konser-konser tersebut, Leo biasanya tampil di atas panggung dengan mengenakan jubah berwarna hitam.
Leo kemudian membentuk grup yang diberi nama “Konser Rakyat Leo Kristi” (KRLK). Di grup ini ia bergabung dengan Naniel Yakin, Mung Sriwiyana, serta kakak beradik Lita dan Jilly Jonathans.
Grup ini kemudian membuat namanya semakin dikenal di belantika musik tanah air. Bersama KRLK, ia berhasil merilis 13 album.
Kecintaan yang besar terhadap Rakyat
Meski terlahir dari kalangan menengah, Leo memilih menghabiskan masa kecilnya bersama anak-anak desa dekat rumahnya.
Mereka kerap bernyanyi bersama sambil bermain kecrek yang terbuat dari tutup botol. Leo kecil juga sering menemani ibunya berbelanja ke pasar sekedar menikmati suara orang menawar dan suasana pasar itu sendiri.
Di sinilah rasa cinta Leo terhadap orang-orang disekitarnya mengemuka. Leo suka selalu dekat dengan apa yang dirasakan orang lain.
Karena kecintaannya terhadap masyarakat, ia menamakan grupnya Konser Rakyat Leo Kristi.
Leo selalu ingin memahami suka dan duka orang dan juga berusaha menemukan banyak hal yang bisa membuat mereka lebih bahagia di masa depan.
Penerima Penghargaan Kebudayaan Tahun 2016 kategori Pencipta, Pelopor dan Pembaru
Dalam ajang Anugerah Maestro Kebudayaan dan Seni 2016 yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Leo Kristi menjadi salah satu dari 54 aktivis penerima Anugerah Maestro Kebudayaan dan Seni Tradisional.
Leo menerima Anugerah Kebudayaan 2016 kategori Pencipta, Pelopor, dan Pembaru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Penghargaan ini diberikan kepada Leo karena dianggap sebagai salah satu pionir dan pencipta lagu balada di Indonesia dengan konsep rekaman yang didanai oleh kelompok penggemar.pendanaan orang banyak. —Rappler.com