• November 23, 2024

Duel tanpa cita rasa gelar juara

JAKARTA, Indonesia – Hampir tidak ada rasa perebutan gelar dalam derby Madrileno antara Real Madrid dan Atletico Madrid. Kedua tim terpaut cukup jauh dari puncak klasemen Barcelona. Real tertinggal 9 poin sementara Atletico lebih baik: 8 poin.

Dengan jarak sejauh itu, sangat sulit bagi kedua tim untuk mengejar tim berjuluk Blaugrana tersebut.

Lantas apa yang dipertaruhkan dalam “bentrokan” kedua tim pada Sabtu, 27 Februari pukul 22.00 WIB di kandang Real, Santiago Bernabeu?

Setidaknya mereka bisa terus menjadi rival terdekat Barca. Jika Real menang atas Atletico, posisi mereka bisa naik ke posisi kedua. Kata penerus jelas sebuah prestasi yang luar biasa bagi seorang debutan pelatih (Pelatih) seperti Zinedine Zidane.

Apalagi, juru taktik Real asal Prancis itu kerap dipertanyakan kemampuannya dalam mengelola tim. “Saya tahu banyak orang yang mengejek. Tapi saya terus berusaha membuktikan bahwa saya mampu,” kata Zidane dikutip oleh ESPN.

“Semua orang bisa berpikir sesuka mereka. Saya fokus bekerja saja,” imbuh legenda timnas Prancis yang memboyongnya biru juara dunia pada tahun 1998.

Zidane masih berusaha membuktikan kemampuannya. Mewarisi tim dari Rafael Benitez yang dipecat pada pertengahan musim, mantan pemain Juventus dan Real itu ingin membuktikan kemampuannya.

Jika dulu Benitez meninggalkan tim saat berada di peringkat ketiga, kali ini Zidane berpeluang membawa Sergio Ramos dan kawan-kawan naik peringkat. Dan dia bisa segera mewujudkannya jika menang atas Atleti malam ini. Sebab selisih poin mereka hanya satu poin. Atleti 55 poin, sedangkan Real 54 poin.

Tentang ESPN, Zidane mengakui perburuan gelar bukanlah tema utama derby Madrid kali ini. Sebab, jaraknya masih terlalu jauh. Namun bukan berarti peluangnya tertutup.

“Musim tidak akan berakhir dengan pertandingan ini. Jika kami kalah, segalanya akan menjadi lebih sulit. Namun bukan berarti kita menyerah. Apapun yang terjadi pada pertandingan ini, persaingan belum berakhir,” ujarnya.

Zidane mengaku masih yakin selama Barca belum mengunci gelar, peluang masih terbuka bagi semua orang. Apalagi, masih ada 12 pertandingan tersisa di kompetisi tersebut. “Banyak hal bisa terjadi. Kami tidak tahu,” katanya.

Meski demikian, upaya menaklukkan Atletico Madrid tidak akan mudah. Klub nama panggilan Merah Putih Inilah tim dengan lineup terkuat di divisi Primera yang solid. Dengan jumlah pemain hanya sepuluh, mereka hanya mampu kalah dari Barca dengan skor 1-2.

Total kebobolan mereka di kasta teratas Liga Spanyol merupakan yang terendah: hanya 11 gol.

Gaya bertahan Diego Simeone belum banyak terpecahkan lawannya di Divisi Primera musim ini. Hanya tiga tim yang bisa mengalahkan Atleti—julukan Atletico. Mereka adalah Barcelona, ​​​​Malaga, dan Villarreal.

Itupun dengan skor yang sempit. Barca dua kali mengalahkan pasukan Diego Simeone dengan skor 2-1. Sedangkan Malaga dan Villareal masing-masing hanya mampu menang 1-0.

Simeone merancang pertahanannya dalam formasi 4-4-2. Meski dalam posisi menyerang, kedua penyerang tersebut tidak bertahan saat timnya diserang. Tujuannya untuk membantu serangan balik ketika bola berhasil ditangkap.

Dengan skema tersebut, saat diserang, Simeone bermain bertahan dua bank dari empat alias dua lini kuartet bertahan. Kedua garis ini tidak tergoda untuk berkembang. Mereka tetap menjaga posisi kompak di tengah. Jadi, semuanya persimpangan dan penetrasi dari sayap tidak akan mampu menembus sasaran.

Namun skema tersebut gagal saat menghadapi Barca yang sayapnya begitu kuat. Pada laga babak kedua melawan raksasa Catalan misalnya. Mereka menyerang sayap Atleti. Tidak melalui persimpangan tapi bolanya rata dengan cepat.

Gol pertama Barca lewat kaki Lionel Messi bermula dari penetrasi bek kiri Jordi Alba. Alba mengirimkan umpan kepada Messi yang berada di depan gawang Jan Oblak.

Real mungkin bisa melakukan hal yang sama. Selain itu, ada Cristiano Ronaldo yang banyak beroperasi di sayap. Dengan pertahanan yang fokus di tengah, bomber asal Portugal Gabi dan kawan-kawan bisa leluasa melakukan tendangan dari posisi melebar.

Masih ada celah bagi Atleti. Kekuatan Real berkurang. Beberapa pemain andalan sempat diragukan penampilan. Gareth Bale mungkin akan absen karena masih berjuang memulihkan cederanya. Begitu pula tertinggal di belakang Marcelo dan tengah di belakang Pepe.

Namun, grup Real disertakan. Bale bisa digantikan oleh Jese Rodriguez yang juga mencetak satu dari dua gol ke gawang AS Roma di Liga Champions. Bagi Pepe, bek muda Raphael Varane yang diincar sejumlah klub besar bisa kembali bermain.

Sementara itu, trio lini tengah kreatif Luka Modric, Toni Kroos, dan Isco bisa kembali. Selain mereka yang cedera, seluruh pemain dalam kondisi sangat fit, ujarnya Zidan.

Di sisi lain, satu-satunya kerugian besar yang dialami Atleti adalah absennya gelandang Tiago.

Atleti kemungkinan besar akan kembali memainkan strategi yang sama saat menghadapi tim Barcelona yang “ultra” agresif. Mereka bertahan dengan ketat, menekan dan melakukan serangan balik dengan cepat.

Namun sampai kapan mereka bisa bertahan dari gempuran klub yang benar-benar mengagungkan sepak bola menyerang?

Situasi bakal sulit bagi Atleti karena dua laga terakhirnya tidak berjalan mulus. Tak hanya berhasil menang melawan Villareal dan PSV Eindhoven, mereka juga gagal mencetak gol sama sekali di dua laga tersebut.

“Kami harus segera kembali ke papan skor. Strikernya berada di bawah tekanan, tapi kami harus mampu mengatasinya.” kata Simeone.—Rappler.com

BACA JUGA:

Togel Hongkong