• November 22, 2024
Ahmadiyah Ciamis: LGBT Tanda Akhir Zaman

Ahmadiyah Ciamis: LGBT Tanda Akhir Zaman

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Prinsip Ahmadiyah ‘mencintai semua orang, tidak membenci siapa pun’ tidak berlaku bagi kelompok LGBT

BANDUNG, Indonesia – Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menolak keberadaan kelompok lesbian, biseksual, gay dan transgender (LGBT) di wilayahnya.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wisma sebelumnya merilis data, 38 warga Ciamis mengidap HIV/AIDS dalam tiga tahun terakhir, yakni pada 2013 hingga 2015.

Ketua LSM Wisma Deni Wahyudi mengungkapkan, kelompok yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS adalah laki-laki pecinta laki-laki atau biasa disebut LSL.

(BACA: Kawal Gay dan Waria di Ciamis)

Maraknya isu LGBT di tingkat nasional juga menjadi perhatian JAI di wilayah Ciamis. Mubaligh JAI wilayah Ciamis, Saeful Uyun menyatakan, pihaknya menolak keberadaan LGBT di wilayahnya.

“Kami menolak LGBT,” kata Saeful saat dihubungi Rappler belum lama ini.

Merujuk pada pendapat Imam Jemaat Ahmadiyah V, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba, Saeful mengatakan Ahmadiyah tidak bisa mendukung pernikahan sesama jenis karena Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an akan menghancurkan bangsa yang banyak terlibat homoseksualitas. hukuman.

Jemaat Ahmadiyah sebenarnya mempunyai prinsip “Cinta untuk semua, benci untuk siapa pun” (Cinta untuk semua, benci untuk siapa pun). Tapi, kata Saeful, prinsip tersebut tidak membenarkan perilaku homoseksual.

“Memahami”Cinta untuk semua, benci untuk siapa pun‘ bukan berarti kita menyukai aktivitas atau tindakan semua orang. Kalau tidak, lalu bagaimana kita bisa mengutuk pembunuh, pemerkosa, dan sebagainya,” kata Saeful.

Imam Ahmadiyah, kata Saeful, mengungkapkan keprihatinannya dengan semakin maraknya homoseksualitas sebagai gaya hidup saat ini.

Menanggapi kemungkinan homoseksualitas merupakan perilaku yang dipengaruhi secara genetik, Saeful mengatakan, hal tersebut masih belum bisa dijadikan pembenaran atas gencarnya propaganda melegalkan dan mempromosikan homoseksualitas.

“Lebih bijaksana jika kita memperlakukan homoseksualitas dengan cara yang menyembunyikan praktik-praktik tersebut. Prinsip yang harus digarisbawahi di sini adalah perlindungan terhadap anggota masyarakat yang rentan diserang, diejek, dikritik, dan sebagainya,” kata Saeful.

Meningkatnya jumlah populasi LGBT, menurut Saeful, disebabkan oleh pengaruh lingkungan. Orang menjadi tertarik pada hubungan sesama jenis karena interaksi sosial mereka.

Imam Ahmadiyah mengingatkan, mengubah atau menjadikan perilaku tersebut sebagai karakter bangsa sama saja dengan kehancuran.

Selain itu, terjadi kemerosotan moral di masyarakat.

“Itu juga pertanda zaman sudah berakhir,” kata Saeful. —Rappler.com

BACA JUGA:

Togel Hongkong