Demokrasi dan pembangunan infrastruktur bukanlah perpaduan yang baik – Razon
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Enrique Razon Jr mengatakan ‘negara dengan infrastruktur terbaik di dunia adalah negara diktator’; Jaime Augusto Zobel de Ayala mengatakan dia tidak akan mengambil jalan itu
MANILA, Filipina – Pembangunan infrastruktur dan pemerintahan demokratis biasanya tidak berjalan dengan baik, kata raja pelabuhan Enrique Razon Jr., salah satu orang terkaya di Filipina.
“Mereka yang memiliki infrastruktur paling maju tidak demokratis…. Jika saya menghubungkan demokrasi dengan pembangunan, menurut saya hal itu tidak akan berhasil,” katanya pada hari Senin di KTT Bisnis dan Investasi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Parañaque City berkata, 13 November.
“Negara-negara dengan infrastruktur terbaik di dunia adalah negara-negara diktator,” tambahnya.
Namun Razon, ketua International Container Terminal Services Incorporated (ICTSI) dan Bloomberry Resorts Corporation, menegaskan bahwa dia tidak menyukai bentuk manajemen apa pun. (MEMBACA: Pada KTT Bisnis ASEAN, Razon meminta PH untuk ‘menyelesaikan segala sesuatunya’)
Razon mencontohkan, dari semua negara dengan pemerintahan demokratis, hanya Amerika Serikat yang menjadi pemimpin dalam pembangunan infrastruktur,”tapi hanya karena wilayahnya begitu besar dan sumber dayanya berlimpah.”
Singapura, yang memiliki republik demokrasi perwakilan parlemen, tetap menjadi negara dengan infrastruktur terbaik jika dibandingkan dengan ASEAN, menurut laporan daya saing Forum Ekonomi Dunia (WEF).
Singapura konsisten Kinerja tinggi dalam laporan WEF mencerminkan kualitas fasilitas di seluruh moda transportasi, dengan peringkat tertinggi mulai dari kualitas jalan hingga ketersediaan pasokan listrik.
Namun Kamboja, yang berbentuk monarki konstitusional parlementer, menempati peringkat terendah dalam hal infrastruktur secara keseluruhan di ASEAN.
Saat dimintai klarifikasi, Razon mengatakan Kamboja memiliki “Juga tingkat korupsi yang sangat besar.”
Bagi Jaime Augusto Zobel de Ayala, ketua Ayala Corporation, kemitraan publik-swasta (KPS) adalah solusi pembangunan infrastruktur.
“Saya tidak akan mengikuti rute Ricky. Namun izinkan saya mengatakan bahwa saya percaya pada kemitraan publik-swasta. Infrastruktur adalah tentang ekosistem. Anda tidak bisa mengerjakan satu bagian saja. Semua ini tidak dapat dilakukan tanpa kerja sama antara pemerintah dan swasta,” kata Zobel de Ayala dalam forum tersebut.
“Saya percaya dengan sistem kapitalis, tapi sistem kapitalis harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat luas, dan menurut saya kedua hal itu bisa dikawinkan,” imbuhnya. – Rappler.com