• November 24, 2024
Lima tahun setelah mengungsi, kondisi warga Syiah di Sidoarjo semakin memprihatinkan

Lima tahun setelah mengungsi, kondisi warga Syiah di Sidoarjo semakin memprihatinkan

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Mereka diusir dari kampung halamannya dan tinggal di kamp pengungsian.

SURABAYA, Indonesia – Lima tahun sudah berlalu warga Syiah terusir dari desanya di Sampang, Madura, Jawa Timur. Kini mereka ‘terjebak’ di apartemen Jemundo yang pengap di Sidoarjo.

“Kami tidak tahu harus berbuat apa,” kata Tokoh Masyarakat Syiah Sampang, Tajul Muluk, Jumat, 17 Maret 2017 di Apartemen Jemundo.

Tajul mengatakan, jumlah pengungsi Syiah Sampang yang saat ini tinggal di Apartemen Jemundo berjumlah 81 kepala keluarga, terdiri dari 335 jiwa.

Mereka mendapat tunjangan hidup sebesar Rp709.000 per bulan per keluarga dari Pemprov Jatim. Jumlah ini terlalu kecil untuk biaya hidup sebulan.

Alhasil, para pengungsi Syiah ini kemudian menjadi pemukul kelapa di Pasar Jemundo. Namun pekerjaan ini terhenti beberapa bulan lalu karena bos kelapa tidak lagi mengirimkan kelapa ke Pasar Jemundo.

Situasi semakin pelik ketika tunjangan hidup dari Pemprov Jatim berhenti mengalir dua bulan lalu. Belum ada penjelasan dari pemerintah setempat mengenai hal ini.

Pada saat yang sama, kondisi Rusun Jemundo juga semakin memprihatinkan. Saat hujan, banyak titik di gedung yang bocor.

“Air merembes ke dalam dan sewaktu-waktu bisa runtuh. Perdamaian dan keamanan kita jauh lebih penting daripada keberadaan kita. “Kami tidak ingin dikubur hidup-hidup tanpa makna,” kata Tajul.

Penghuni rumah susun yang beraliran Syiah juga bingung dengan pendidikan anaknya. Saat ini, kata Tajul, jumlah anak yang tamat SD sebanyak 15 anak, tamatan SMA 6 anak, dan tamatan SMP 2 anak.

“Kami masih belum tahu ke mana arah pelatihan mereka. “Kami juga tidak memiliki akses terhadap layanan BPJS kesehatan yang memadai,” kata Tajul.

Karena itu, dia meminta pemerintah segera memulangkan mereka ke Sampang. Karena di sana mereka bisa bertani seperti biasanya sebelum dievakuasi ke apartemen tersebut.

Namun, lanjut Tajul, ia tidak melihat adanya upaya serius dari pemerintah untuk memulangkan mereka ke kampung halaman.

Padahal Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin pernah mengunjungi mereka pada Agustus 2014. Lukman saat itu mengaku optimis bisa memulangkan pengungsi Syiah ke Sampang.

Menteri Lukman, lanjut Tajul, bahkan berjanji akan mewujudkannya peta jalan penyelesaian kasus Syiah Sampang. Namun hingga saat ini belum ada tindakan nyata.

“Kami mengimbau Menteri Agama segera mengambil langkah untuk menyelesaikan konflik Syiah-Sunni Sampang dan merealisasikan apa yang disampaikannya,” kata Tajul.

Seperti diketahui, masyarakat Syiah Sampang diusir dari kampung halamannya di Kabupaten Sampang oleh sekelompok massa anti Syiah.

Mereka dievakuasi ke GOR di Sampang dan terakhir dipindahkan ke Apartemen Jemundo Sidoarjo pada 20 Juni 2013.

Hingga saat ini, setelah hampir lima tahun berlalu, ratusan warga Syiah masih terdampar di apartemen tanpa harapan yang jelas. —Rappler.com

lagutogel