Ketua Satlak Prima siap dicopot Menpora
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
“Kamu tidak boleh malu karena kamu sudah bertarung. Kekalahan harus disikapi secara positif. “Yang menyebabkan kita rugi, mari kita perbaiki ke depan,” kata Achmad
JAKARTA, Indonesia – Penampilan timnas Indonesia di SEA Games 2017 mengecewakan publik. Tak hanya Indonesia yang turun ke peringkat kelima, tim Merah Putih juga gagal membawa pulang medali emas sesuai target 55 medali emas.
Hingga berakhirnya SEA Games Rabu lalu, tim Merah Putih hanya membawa 38 medali emas. Kemudian ditambah 63 medali perak dan 90 medali perunggu.
Lantas apa komentar Satuan Tugas Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima)? Ketua Umum Achmad Sutjipto tak merasa malu dengan prestasi atlet tim Merah Putih yang meleset dari target.
“TIDAK Anda bisa malu karena Anda berjuang. Kekalahan harus disikapi secara positif. Apa yang menyebabkan kita kalah, mari kita perbaiki kedepannya. “Kalau saya dianggap berprestasi ya silakan saja kalau mau relokasi,” kata Achmad yang ditemui awak media di Kantor Kemenpora, Kamis, 31 Agustus.
Achmad menilai tidak tercapainya target timnas disebabkan dua faktor. Pertama, rumitnya proses pengelolaan anggaran karena tidak ingin berakhir di tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kedua, timnas negara lain jauh lebih maju dibandingkan atlet Indonesia. Sayangnya, manajemen setiap cabang olahraga tidak menyadari hal tersebut.
“80 persen pemberitaan menyebutkan kemunduran kita terkait anggaran. Artinya, ya, sebagian besar karena itu. Sedangkan jika kita melihat negara tuan rumah, Malaysia sebenarnya punya sumber pendanaan lain selain mengandalkan anggaran pemerintahnya, jelas Achmad.
Melihat ke belakang, kata dia, lambatnya pencairan anggaran karena Menpora membentuk enam satuan kerja. Setiap wakil Satker mempunyai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
“Sedangkan proses ini memakan waktu pada bulan Januari hingga Mei. “Bahkan hingga bulan Mei, belum ada rekening yang mencairkan dana kepada atlet,” ujarnya.
Ia pun memahami ada berbagai tekanan yang memintanya mundur. Namun, dia menolak melakukannya.
Sebagai seorang yang berlatar belakang militer, ia tidak mungkin mengundurkan diri kecuali diperintahkan.
Larutkan Satlak Prima
Buruknya performa atlet Indonesia di SEA Games 2017 akhirnya menimbulkan kekhawatiran bahwa penampilan serupa juga akan terjadi di Asian Games 2018. Padahal, tahun depan Indonesia akan menjadi tuan rumahnya.
Karena tak ingin terulang kembali, muncul desakan agar Satlak Prima dibubarkan. Hal itu disampaikan Ketua Umum Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI) Lukman Edy. Ia menilai menurunnya performa atlet Indonesia di SEA Games tidak lepas dari buruknya performa Satlak Prima.
“Bubarkan Satlak Prima atau ngotot membubarkan diri, atau semua yang ada di sana akan mengundurkan diri dengan penuh kesadaran. Intinya, mereka adalah orang-orang yang tidak kompeten dan korup. “Bukannya memudahkan prestasi, malah mengganggu prestasi atlet kita,” kata Lukman seperti dikutip media.
Ia mendesak Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi bertindak cepat. Imam diminta segera memberhentikan pejabatnya yang mengurusi prestasi olahraga.
“Mereka juga bukan orang-orang yang berkompeten, koruptif, dan selalu menyulitkan atlet dan penyelenggara olahraga,” ujarnya.
Achmad Sutjipto dilantik pada 12 Oktober 2015. Ia terpilih menggantikan Suwarno yang masa jabatannya berakhir pada 9 Oktober 2015.
Satlak Prima dibentuk untuk menyelenggarakan Indonesia Emas sesuai dengan Rencana Kerja Strategis yang telah ditetapkan.
– Rappler.com